Suasana gymnasium saat itu ramai. Orang- orang lalu lalang mempersiapkan pentas seni yang sebentar lagi akan berlangsung.
Panitia dari pihak OSIS sedang mengecek sound sistem dan mempersiapkan lain lainnya. Sedangkan siswa berseragam osis smp peserts mos tahun ini berkumpul dengan kelompoknya masing masing mempersiapkan apa yang akan mereka tampilkan pada salah satu rangkaian mos itu.
Di deretan kursi penonton paling atas terdapat seorang gadis duduk termenung sambil memeluk gitarnya. Ia lelah mencari teman- teman satu kelompoknya yang menghilang entah kemana. Sesungguhnya gadis itu sama sekaki tidak paham kenapa dirinya berada di gymnasium saat ini.
Dalam MOS tahun ini setiap zona wajib mengirimkan anggotanya untuk menampilkan sesuatu dalam kegiatan pensi. Tidak semua anggota zona harus berpartisipasi. Cukup beberapa perwakilan saja. Dan Gadis itu tidak termasuk dalam perwakilan pensi. Setidaknya kemarin.
Tadi pagi, tiba- tiba saja dia mendapat pesan dari Darwin si ketua zona bahwa dirinya harus membawa gitar ke sekolah.
"Ada perubahan rencana, lo siap- siap aja," katanya.
Mereka janjian bakal ketemuan di gymnasium. Tapi nyatanya, sejam sudah gadis itu menunggu di tempat ini tapi batang hidung temannya belum juga tampak.
Gadis itu menghela nafasnya. Dia tak habis pikir apa yang Darwin rencanakan. Dirinya dan Darwin sudah berteman sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Lebih lagi mereka juga tinggal dalam satu kompleks perumahan yang sama Waktu selama itu cukup untuk membuatnya menyimpulkan bahwa darwin hobi sekaki membuat rencana aneh dan membuat orang lain dalam masalah.
"Gemma!!!"
Suara cempreng itu berteriak menydarkan gadis tadi dari lamunannya, merasa namanya di panggil.
"Apasih berisik!" Gemma memicingkan matanya sinis ke gadis yang memanggilnya tadi.
Gadis tadi memajukan bibirnya berlagak ngambek, "Ih, Gemma galak banget sih, digalakin balik sama kakak kakak sekdis rasain lo"
"Emang gue peduli gitu?"
" Lo cocok tau jadi sekdis. Sinis sinis gimana gitu,"
Gemma hanya memutar matanya malas. Dilihatnya gadis disampingnya tampak tidak ingin mengatakan apa apa lagi. Padahal tadi dia yang manggil manggil heboh. Bikin Gemma gregetan sendiri.
" Ka, lo ngapain tadi manggil manggil gue?" tanya Gemma.
Gadis itu-Rizka- ditanyai begitu lalu ingat tujuannya mencari Gemma, "lo ditungguin Pak Bos di kelas. Gue ditugasin nyariin lo. Buat persiapan Pensi katanya,"
"ohh, gitu?" Gemma langsung bangkit meraih tas gitarnya dan berjalan menuju pintu keluar gymnasium.
Tau dirinya ditinggalkan, gadis dengan pita polkadot itu langsung ikut bangkit mengejar temannya, "Gem! Lo kok pergi sih tungguin gue!"
***
Gemma dan Rizka sampai di kelas yang ternyata sudah ramai. Semua anak perwakilan zonanya sudah berkumpul disitu membentuk lingkaran. Tau gitu tadi Gemma kangsung ke kelas aja dari pada di gymnasium tenguk tenguk ga jelas.
"Nah ini dia yang ditunggu- tunggu baru nongol," seru seorang cowok dengan kacamata yang berada di poros lingkaran. Nampaknya mereka sedang membicarakan sesuatu tadi.
Gadis dengan kacamata berframe merah itu menangkap sosok yang membuatnya penasaran berada di dalam lingkaran. Laki- laki berkulit gelap dan pipi sedikit chuby dan rambit yang dijambul kecil. Dialah Anji Pradana. tipikal laki- laki yang sedikit bicara tapi banyak ngasih tatapan sinis dan galak. Apalagi ke Gemma, membuat gadis itu makin geregetan. Entah ada apa dianatara mereka, yang jelas sejak hari pertama mos, kedua orang itu tidak pernah cocok sama sekali. Selalu saja ada hal yang mereka ributkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Things
Teen FictionGemma Sabila Danendra. Gadis SMA biasa yang usil, galak, dan sering lupa mikir. Kelakuannya yang sering menarik perhatian sering membuat gadis itu masuk kedalam masalah. Dia sering tanpa sadar memikirkan hal- hal aneh yang membuat dirinya kadang kem...