"Akh!" Pekikku kesakitan, tapi dengan cepat sebuah tangan membekap mulutku.
"Sstt... jangan keras-keras. Aku tidak mau Joy menghajarku karena menculikmu darinya."
Aku menatap tak percaya ke arah Max. Apa maksudnya melakukan ini?
"Sudah." Ucapnya lalu melepas tangannya
"A-apa ini?" Tanyaku menyentuh leherku. Sesuatu tertanam disana, tapi dapat kurasakan sejurus kemudian benda itu menghilang.
"Xibrium. Ini agar kau tidak bisa di hipnotis oleh vampir." Jawabnya
"Kenapa?"
"Lebih suka mana? Taring atau xibrium itu yang menancap di lehermu?" Tanyanya galak.
"Xibrium." Jawabku cepat
"Nah, bagus. Kalau begitu ayo segera susul Joy. Dia akan marah jika tahu kau tidak mengikutinya." Kata Max lalu menarikku untuk mengikutinya.
Kupegang kembali leherku, merabanya. Kemana benda tadi? Apa itu masuk ke dalam tubuhku?
♬♬♬
"Jadi, dia adalah Sarah. Mulai sekarang dia akan menjadi pelayan disini." Jelas Joy pada seluruh pelayan di hadapannya.
"A-aku Sarah Gale. Mohon kerja samanya." Aku membungkukkan badanku sekilas menatap para pekerja di kastil ini.
Saat ini kami sedang berada di ruangan khusus untuk pelayan berkumpul. Eh tapi tunggu, ada satu hal yang mengganjal di pikiranku.
"Ah, Sarah adalah manusia. Dan dia ada di dalam perlindungan kami, jadi jangan pernah berpikiran untuk mencoba menghisap darahnya ataupun memakan dagingnya."
Ahh... benar juga. Mereka semua vampir. Tunggu!! Barusan Joy berkata memakan dagingnya?! Apa maksudnya?
Aku dengan cepat menolehkan kepalaku kearah Max yang berdiri disampingku.
"Vampir. Ghoul. Dan Zombie." Jawab Max seakan mengerti tatapan mataku.
"Ghoul?"
"Mereka pemakan daging." Jawab Max tersenyum kecil.
"Ahh..." aku mengangguk dan kembali meluruskan pandanganku.
Ehh. Ada yang aneh lagi!
"Zombie?"
"Baiklah. Untuk yang terakhir itu aku berbohong." Jawab Max tertawa
"Kau membohongiku!" aku langsung memukul lengan Max
"Dan kau percaya? Dasar bodoh." Ledeknya masih tertawa
"Kau!!" Aku mengepalkan tanganku menahan emosi agar tidak menendang Max
"Ehem." Joy berdehem
Oops. Sepetinya aku telah melakukan hal yang salah.
"Baiklah. Lanjutkan pekerjaan kalian." Titah Joy pada para pelayan itu.
Mereka semua serempak membungkukkan badannya, sebagian langsung menghilang sebagian lagi keluar dari ruangan ini.
"Selanjutnya aku akan memberi tahu tugasmu." Kata Joy
"Ikuti aku." Perintahnya kemudian
"I-iya." Jawabku lalu mengikutinya.
"Ah, Max." Joy tiba-tiba menghentikan langkahnya membuatku nyaris menubruknya.
"Kenapa kau ada disini? Bukankah Caden menyuruhmu membantu Hugo?"
"Ware bilang dia akan mengurus Hugo sendiri. Jadi aku kemari," jawab Max santai, "Untuk mengawasimu." Lanjutnya menatap tajam Joy.
Joy menyeringai menatap Max. "Kau menantangku?"
"Tidak. Aku hanya berusaha melindungi mangsaku."
"... Baiklah." Kata Joy akhirnya.
Joy lalu tiba-tiba memegang tanganku dan menarikku mendekatinya. Dia menatap tajam kearah mataku.
"Ma-maaf?" Aku berusaha melepas cengkramannya.
Hey Max! Bantu aku!
Jeritku dalam hati. Aku melirik Max sekilas tapi dia hanya diam disana dengan seringaian di wajahnya.
Apa-apaan dia? Menyebalkan sekali!
Aku kembali menatap Joy. Tatapannya semakin tajam kearahku. Sebenarnya dia ini kenapa? Tadi dia terlihat sangat lembut! Kenapa sekarang sekasar ini? Apa semua vampir memang berlaku sesuka hatinya seperti ini?
"Ugh." Keluhnya kemudian.
Huh? Kenapa dia?
Joy tiba-tiba melepas cengkramannya pada tanganku dan berjalan mundur menjauh.
"Kau apakan dia?" Tanyanya menatap tajam kearah Max.
"Tidak ada." Jawab Max enteng.
'Srett'
'Brug!'
Kejadian itu begitu cepat. Aku bahkan tidak sempat melihat apa yang terjadi. Tapi yang kutahu, Joy saat ini sedang memegang kerah baju Max. Dia menatap Max dengan penuh amarah.
"Jangan bertengkar!" Refleks aku langsung mendekati mereka dan berusaha melepas cengkraman Joy di kerah Max.
"Jangan ikut campur!" Joy dengan kasar mendorong tubuhku.
'Bruk!'
Punggungku dengan keras menabrak dinding di belakangku.
"Ugh." Sial. Ini sakit sekali.
Dadaku rasanya sakit. Dan tanpa kusadari darah mengalir keluar dari mulutku.
Astaga. Aku merasa seperti dalam sebuah novel. Dan biasanya di novel, akan datang hero lain menyelamatkanku. Tapi mana mungkin ini terjadikan? Aku hanya gadis biasa. Yang terjebak di tempat yang tidak biasa.
"Kau tidak apa-apa?" Tiba-tiba aku merasa seseorang memegang tanganku.
"Hu...go?"
Hugo tersenyum padaku. Dia lalu perlahan mendekatkan wajahnya pada wajahku.
"Eh?"
Aku bisa merasakan sesuatu yang dingin... menyapu bibirku.
"A-apa yang kau lakukan?!" Sontak saja aku mendorong Hugo menjauh dan menutup bibirku dengan kedua tanganku.
"...manis.." gumamnya menyunggingkan seringainya.
Ah! Dia menjilat darah yang keluar dari bibirku!
"Aku ingin lagi." Gumamnya lagi.
Dan bisa kulihat, warna mata Hugo berubah menjadi merah.
♪♪♪♪
Ada yang nunggu ini cerita?
KAMU SEDANG MEMBACA
Vampire Lovers
VampireSarah Gale. Remaja yang merupakan kembang desa harus rela di korbankan untuk menjadi pelayan pangeran vampir. Tapi ternyata bukan hanya 1 pangeran, tapi 13 pangeran?! Satu saja sudah merepotkan. Bagaimana dengan 13? Dan inilah Sarah. Dengan kisahnya...