Prolog

3 0 0
                                    

Hei...
Ini adalah cerita pertamaku..
Klik bintang dibawah ini ya, untuk dukung cerita ku 😁
.
.
#salamdamai ✌

"Gina, makan dulu.."

"Iya, mahh.. Bentar lagi selesai!" teriakku di kamar yang sedang merapikan baju. Ya, aku akan pergi kerumah nenek. Setiap setahun sekali, tepatnya sebelum hari natal, setiap keluarga dari keluarga kakek dan nenekku harus datang.

Kalau ingat nenek ku ini, ingat peraturan yang menyebalkan, kata-kata nenek yang tidak masuk akal, dan cerita konyol yang di ceritakan setelah makan malam.

Aku Regina Jesly, kata orang, aku anak yang kalem dan pendiam, tapi didalam hatiku yang paling dalam, ada khayalan yang luas.

Kami berangkat pukul 6 pagi, membutuhkan waktu perjalanan 2 jam sampai desa nenek. Entah, sudah berapa lama aku dimobil, tapi haus ini datang.

"Mah, nanti kalau ada es cincau, tolong beli ya, haus ni.. Pengen yang seger.

***
Sekitar 8 pagi, akhirnya sampai juga di rumah nenekku yang bersih nan asri ini.
Belum sampai didepan pintu,kami sudah disambut nenek terlebih dahulu, lalu kakak sepupu, adik sepupu, adik nenekku, adik kakeku, kakak kakekku, dan anak-anak dari kakak dan adik nenek kakekku.

" Akhirnya kalian datang juga, cuman kalian yang belum datang, kami khawatir kalau kalian tidak datang" kata nenek sambil tersenyum.

"Mami gak perlu khawatir, kami pasti datang, kan tadi Rere udah WA papi.. Oya, papi mana?" jawab mama.

"Biasalah, kebun papimu kalau belum sempurna, gak bakal pindah tempat".

Lalu kami semua masuk kedalam rumah, tidak ada yang spesial selain membuat kue-kue, membersihkan rumah, tertawa bersama-sama dalam satu ruangan.

Ahh, indahnya kebersamaan...

***
Malam harinya, tak sengaja aku melihat kamar nenek dan kakek. Kupikir, apa salahnya masuk dan melihat-lihat, toh, sudah lama aku tidak merasakan hangatnya kamar mereka.

Kulihat kiri, kanan, atas, bawah, tak ada berubahan berarti dikamar ini, seperti biasa, hangat. Kulirik meja yang terukir indah dipojok dinding.

" Wah, indah sekali, yang membuatnya pasti seorang profesional. Ada lacinya pula". Tanpa sengaja, tangan ku membuka laci itu dengan suara khas kayu tua.
Hanya tumpukan buku tua, resep jamu, dan.... Apa ini? Kain? Serbet? Ah, bukan, seperti bendera. Bendera dengan gambar ukiran yang sangat indah, seperti meja ini. Entahlah, kulipat lagi kain itu, lalu kutaruh seperti semula.

***

Sudah malam, ngantuk rasanya, tapi tak bisa terpejam mata ini. Akhirnya pergi untuk menonton tv, bersama sepupuku Tino yang suka tidur larut malam. Masih kudengar suara piring dan gelas disusun didapur, yang berarti mama dan tante-tanteku sedang membersihkan dapur setelah makan malam.
Tapi tiba saat nya untuk benar-benar tidur, Tino kulihat sudah tertidur pulas disofa, dan tidak ada suara apapun atau tawa apapun di ruangan manapun.

Walaupun hari yang melelahkan, tetap saja mata ini tidak bisa bekerja sama.

Aku tidur di kamar atas bersama kakak sepupuku, Wina dan Peni. Aku seharusnya tidak takut bersama mereka, tapi kulihat dilangit ada cahaya terang sekali, berbentui spiral menuju tanah lapang, berwarna biru disekelilingnya.

Entah apa kulihat ini, tapi ini membuatku takut, seakan-akan dunia khayalan ku mulai terjadi.

Aku terus penjamkan mata, berharap semua akan berlalu dan seperti semula, air mata seakan akan turun dari sumbernya.
Lalu perlahan-lahan, mata yang sedari tadi berat, kini menjadi ringan untuk menutup mata lelah ini.

***

Bagaimana awalannya?
Garing? Gak seru?
Haha, wajar karena masih pemula..
Apa penasaran sama alurnya?
Terima komen dari kalian..
Dan jangan lupa klik bintang.. Ok?

See you 👋

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bendera Bangsa Gaga GuguTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang