chapter2: Kurotsuki

8 0 0
                                    

"mizuki...kau mau istirahat dulu?"

"boleh.."jawab Mizuki sambil melihat Kakaknya yang menunjuk sebuah kedai Es serut di pinggir jalan.

Pagi itu Mizuki dan kakaknya,Sho berjalan pagi mengelilingi daerah sekitar rumah mereka.Sho mengajak adiknya untuk sekalian lihat-lihat tempat baru ini.Mizuki yang merasa sedang bermanfaat minta ditemani sampai bagian terdalam Akaname yang masih berupa kota tua dan desa.

"Legenda Akaname cukup unik menurutku,wajar kalau Ayah ingin membuat Novel dengan tema legenda.Lagi pula Akaname memiliki kesan misterius",Mizuki bekata pada kakaknya sambil memakan es serut nya."ya,meneliti legenda Akaname agak sulit,naskah kuno maupun tulisan asli pun tidak lengkap dan banyak rumpang."Jelas Sho dengan nada lembut."Kalau begitu kakak cukup kesusahan dong,kakak juga cuma sendiri meneliti legenda ini",Mizuki menatap kakanya dengan wajah terkejut."tidak juga,penduduk Akaname-Dalam juga sangat membantu",Sho berdiri setelah menghabiskan es serutnya."Akaname-Dalam?",Mizuki menatap wajah kakanya yang disinari matari pagi di musim panas.

Setelah berjan cukup lama,mereka sampai di jalan dekat persawahan yang masih belum diaspal.Tepat di sisi lain jalan berbatasan dengan sungai yang mendangkal karena cuaca panas.Mizuki bisa melihat diseberang sungai yang jaraknya sekitar 5-6meter dari mereka ada beberapa bangunan jepang tradisional."Rasanya seperti melihat dinding pembatas zaman",Komentar mizuki,matanya tetap melekat pada pemandangan di seberang sana."Aku juga merasa begitu saat pertama kali kesini",Sho sempat tertawa kecil saat adiknya memberikan komentar yang sama denganya saat pertama kali kemari.Raut wajah Mizuki berubah jadi agak cemberut dan bete,"Ayolah!,tak ada yang aneh dengan perkataan ku tadi.Jadi,Tak ada alasan untukmu tertawa.Lagi pula semua orang pasti bilang begitu kalau melihat ini!",protes Mizuki.Sho hanya tersenyum mengiyakan adiknya sambil mengeluarkan sebuah kamera digital."kak,untuk apa kamera itu?"Tanya Mizuki."untuk melengkapi studi ku dan inspirasi untuk ayah yang sedang mempelajari studi ku",jawab Sho sambil mengambil gambar.

***

"aduh,aduh...Sho-kun kah?",Seorang nenek melambaikan tanganya pada Sho."Miyazaki-obasan",Sho mendatangi Nenek Miyazaki."ada apa obasan?",tanya Sho dengan sopan."Sho-kun,tolong tanyakan pada Hiiro-sama,apakah perlu tambahan untuk umeboshi ".

"pasti akan kutanyakan,umeboshi buatan obasan memang enak".

"yah aku sangat berterima kasih pada anak muda sepertimu Sho-kun,ngomong-ngomong,ojou-chan yang cantik itu siapa?",Nenek Miyazaki melirik ke arah Mizuki dengan senyum yang ramah.

"nama saya Mizuki Hajime,salam kenal.",Mizuki membunkukkan badanya pada nenek Miyazaki."Ahh,adiknya Sho-kun kah.Sho-kun kadang kadang membicarakan tentang mu,tapi tak kusangka semanis ini..."puji nenek Miyazaki.

"ah...obasan bisa saja",Mizuki tersenyum malu.

***

"kakak,apa kakak kenal obasan yang tadi?",tanya Mizuki.

"Ya,Miyazaki obasan serta keluarganya adalah pejual manisan tradisional di dekat stasiun,kapan-kapan kita kesana ya?",Jawab Sho.

"hee",Mizuki merasa kagum dengan kakaknya yang bisa mengenal banyak orang,"tapi,umeboshi tadi untuk apa?".

"untuk festifal Hiiro no chou."

"Hiiro no chou?"

***

Kediaman keluaga Hiiro

Kaori dengan luwes mengikuti irama lagu tradisional yang diputar lewat radio.sementara itu,nenek Kaori memperhatikan gerakan Kaori dengan teliti.Kaori tetap menari tanpa merasa terganggu dengan pandangan sang nenek yang begitu tajam.Nenek Kaori mematikan radio itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ayakishi 'Scarlet Butterflies'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang