Scarlet Lily In The Windy Hill

16 1 0
                                    


Chapter 0 : Furnace Epilogue

Malam itu merupakan malam yang sangat menyakitkan, benar-benar menyakitkan saat seseorang yang baru saja mulai kau sayangi seperti saudaramu sendiri, Hilang, Mati dihadapan mu, karena kesalahan dan kelemahanmu.

"Airi, Ini bukan salah mu, mungkin ini adalah takdir ku, ahaha" sosok itu mencoba tertawa meskipn keadaannya begitu memilukan.

"Maya" aku memanggil namanya pelan.

"Mulai Sekarang Bersamalah Erica yah, kaliah harus saling menjaga diri, aku duluan.."

Kini sosok itu terkulai lemah di pelukan ku, bersimpah darah karena kelemahan ku, karena keterlambatan ku semuanya adalah kesalahan ku.

Aku menitikkan airmata menahan tangis yang sebenarnya tak kuasa ku tahan, sekali lagi semua ini salah ku.

"Mbee~"

"Selamat, Kau sudah melewati ujian mu" Suara Asing itu terdengar dari belakang ku.

"Sepertinya kita sedikit berlebihan Paman Nurma" suara lain lagi terdengar.

"Mungkin, Tapi tidak ada mahakarya yang indah tanpa adanya perjuangan dan rasa sakit Huban" suara laki-laki itu terdengar lagi.

Aku menoleh kan kepalaku dan mendapati sesosok laki-laki tinggi bertopi fedora dengan jubah bulu menutupi tuxedonya, ia nampak seperti seorang mafia, apa lagi dengan kacamata hitam tersemat di hidungnya serta rambutnya yang terlihat klimis dan mengkilat saat ia melepas topinya membuatku benar-benar berpikir kalau ia adalah mafia sungguhan seperti di film-film.

"Ban-Tal?" Erica bersuara pelan menatap sosok kecil di samping laki-laki tinggi itu.

"Ya~Hallo~" sahutnya Riang, "Maaf yah kalian harus mengalami hal ini" lanjut sosok kecil berkepala bantal itu.

"Siapa Kalian berdua?" tanyaku.

Sesaat kemudian yang kulihat hanyalah hamparan hitam dimana tak ada lagi puing-puing kediaman Einzworth yang barusaja terbakar, Tak adalagi Jasad Maya yang berada di pelukan ku, semuanya menghilang hanya menyisakan aku, Erica dan dua sosok asing ini.

"Perkenalkan Namaku adalah Zainurma sang Kurator Museum semesta dan ini adalah"

"Aku adalah Ratu Huban, Senang Bertemu kalian~" sosok berkepala bantal itu memutar-mutar payung err tongkat? Atau apapun itu yang berbentuk bak lolipop besar yang kemudian diikuti munculnya kembang api kecil di atas kepalanya, err jujur saja aneh.

"Jadi kenapa kalian ada disini? Apa tujua kalian?" Erica yang sedari tadi diam mulai bersuara dan bangkit berdiri, anehnya kuihat luka-luka di tubuh kami sudah menghilang, hanya menyisakan rasa lelah saja.

"Tidak perlu buru-buru nona putih, semua akan terjelaskan pada saatnya tiba tapi untuk sekarang yang kalian perlu tau adalah, ini bukanlah dunia kalian lagi, dan selamat datang di alam mimpi" sahut zainurma memberikan penjelasan kecil.

"Dan sebagai hadiah, akan ku berikan seekor domba ini kepada kalian" lanjut Ratu Huban.

"Domba? Benar juga dari tadi aku mendengar suara domba" balas ku.

"Ufufu~ Mereka Lucu kan? Iya kan? Tenang mereka tidak akan menggigit kok—"
"A-Aduh... duh..duh...sakit..."ucapan Ratu Huban di sela oleh Erica yang mengerang kesakitan karena tangannya yang digigit Domba saat hendak mengelus kepalanya, waw tumben sekali perasaanya benar-benar terlihat.

"baiklah-baiklah sekarang lanjut ke berikutnya, waktu kita tidak banyak Huban" Zainurma sang kurator mengibaskan tangannya cepat pertanda buru-buru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Airi Sang Pembawa MalapetakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang