This Love

43 3 2
                                    



This Is Love (?)

Tetes Air hujan masih jelas kudenganr di luar sana. Dinginnya bisa kurasakan jelas menusuk Kulitku. Suasana seperti ini selalu membuatku merasa iri. Iri pada hujan yang selalu bisa datang dengan kompak. Iri pada mendung yang senantiasa datang dengan hawa dingin yang menusuk kulit.

Entah kenapa rasa bahagia dan sedih selalu bercampur aduk semenjak kuberpacaran dengan Viola. Seorang gadis yang sangat sulit ditaklukan. Seorang gadis yang mempunyai ego tinggi dan cuek. Dan seorang gadis yang berhasil membuatku jatuh cinta. Bahkan bisa dibilang cinta mati.

Suara angin hujan yang menggedor gedorkan pintu jendela yang terbuka seakan membuatku mengingat masa dimana masihku mengejar cinta Viola.

Segala cara telah kupertaruhkan untuk mendapatkan Viola. 1 tahun lamanya akhirnya kuberhasil setelah jatuh bangun mendekatinya sejak awal bertemu di kelas 10. Namun kurasa hanya status saja yang kudapatkan darinya. Dan yang kuingat tak pernah 1 kata pun terucap bermakna cinta darinya.

Sekarang telah beranjak di setengah tahun kami jadian. Tingkahnya yang lucu dan senyumannya yang begitu menggoda adalah alasan mengapa masih kupertahankan hubungan kami. Alasan lain karena perasaanku yang selalu berkata bahwa dialah cinta matiku.

***

Hari ini seperti biasa sebelum kuberangkat ke sekolah kutelfon Viola mengajaknya berangkat sekolah bersama. Namun dia selalu menolak dengan berbagai alasan yang tentunya selalu bisa kuterima. Dan kurasa tidaklah mungkin dia malu berangkat sekolah denganku yang menggunakan motor sport keluaran baru ini.

Sebenarnya aku termasuk golongan pria yang banyak dikagumi gadis - gadis di sekolah. Tapi 1 gadis yang berhasil membuatku luluh lantah hanyalah Viola.

***

Sampai di sekolah segera kuparkirkan motor dan segera beranjak menuju kelas. Belum sempat kulepas helm terdengar dari kejauhan suara yang biasa kudengar.

"Vian!" panggilnya padaku dari arah gerbang sekolah.

Segera kubuka helm dan kutaruh di spion motor. Segera kuberlari menghampiri asal suara itu.

"hey.. Luffy" sapaku padanya.

"hahaha seperti biasa ya selalu sendiri tanpa sang kekasih. Hahaha" ledek Luffy padaku yang selalu kudengar.

"ya lah., haha. Eh lu selalu naik angkot ya?" tanyaku yang memang mengetahui dia selalu naik angkot pergi dan pulang sekolah.

"iyalah."

" kalo getu nanti pulang sekolah lu pake motor gue aja ya?" pintaku padanya.

"ah kok gitu? Gak biasa gue pake motor kopling.." jawab Luffy.

"haha., oh iya yah..?" jawabku sembari menahan tawa kecilku.

"emang kenapa? Ah gue tau.. palingan lu mau naik angkot kan? Hahaha" ucap Luffy yang sepertinya selalu bisa membaca fikiranku.

"eh., iya.." jawabku singkat.

"vian.. vian.,"

Tak terasa kami telah berada di depan kelas Luffy yaitu 11 IPS 3. Tampak dari kejauhan gadis-gadis di kelasnya yang menggilaiku menyapa dari dalam kelas. Aku hanya bisa membalas senyum kepada mereka.

"hey! Udah ada yang punya tau!" sentak Luffy dengan nada meledek kepada gadis gadis itu. Sontak gadis itu hanya menjulurkan lidahnya pertanda tidak peduli.

"lihat vian, Sejuta melati selalu bisa lu dapetin dengan mudah.. eh elu malah milih Sekuntum Mawar yang sangat berduri.." ucapnya lirih kepadaku.

Segera kusadari kata kiasan yang dia lontarkan. Aku memang menjadi pria idaman di sekolah dan kusadari itu. Banyak gadis yang senantiasa ada untukku. Banyak gadis yang menggilaiku. Namun yang kupilih adalah gadis yang sepertinya tak ada perasaan kepadaku. "Ah! Aku yakin bisa merubah Viola!" Semangatku dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang