Michi

27 4 0
                                    


"Eomma!" aku terkejut dengan suara bocah kecilku, ditangannya membawa sebuah bingkisan.

"Bukankah sudah eomma katakan untuk tidak berteriak? Masuk dulu,duduk lalu ceritakan pada eomma." Ku tepuk pipi lelaki kecilku ini. dia tersenyum segera duduk dipangkuanku. "Hadiah lagi?" dia hanya tersenyum.

"Eomma kenapa aku bisa membuat bingkisan ini melayang? Seperti ini." mataku membulat seketika. Mataku terpusat untuk memperhatikan benda yang melayang diatas tangannya. "Sebenarnya aku ini apa eomma?" dia menjatuhkan bingkisan itu. Dia membulatkan matanya untuk mencari jawaban dariku.

"Kau manusia sayang, Dengarkan eomma." Kutarik dia masuk dalam pelukanku. "Tidak semua anak bisa melakukan hal itu, Tuhan memberikan kelebihan pada masing-masing anak." Dia terdiam, aku dapat merasakan dia menarik nafasnya dalam-dalam.

"Seperti menjadi pintar dikelas? Atau bisa berlari cepat? Dan juga makan dengan porsi yang banyak?" aku mengangguk cepat, dia berdiri didepanku, mengambil bingkisan itu dan melemparkannya keatas. "Tapi eomma.. Kenapa aku tak pernah melihat anak lain memiliki kelebihan seperti aku?"

"Tidak semuanya sayang. Hanya beberapa, sudahlah. Ganti pakaianmu kita akan ke rumah bibimu." Aku bangkit berjalan menuju dapur. Mataku kembali berair. Jika saja Jiyong masih hidup dia akan menjelaskan semuanya pada SeungYong.

Namun sayangnya sekarang Jiyong hanya bayangan, debu dan angin.

10 tahun yang lalu di Beaufort, North Carolina, yang terletak di pesisir dekat Morehead City, sama seperti kebanyakan kota kecil di daerah selatan lainnya. Tempat dengan kelembapan udara yang begitu tinggi di musim panas sehingga berjalan ke luar rumah untuk mengambil surat saja akan membuat seseorang merasa seakan perlu mandi. Anak-anak berkeliaran sambil bertelanjang kaki mulai dari bulan April sampai Oktober di bawah pohon-pohon oak yang dilapisi lumut Spanyol. Orang-orang melambai dari mobil mereka setiap kali melihat seseorang di jalan, kenal ataupun tidak. Udara menebarkan aroma pohon pinus, garam, dan laut yang begitu unik bagi penduduk Carolina.

Bagi kebanyakan orang, memancing ikan di Pamlico Sound atau menangkap kepiting di Sungai Neuse adalah semacam gaya hidup, dan kapal-kapal dalam keadaan tertambat setiap kali kau melihat Terusan Antarpantai. Dan aku termasuk bagian dari mereka karena satu hal imigrasi yang sangat terpaksa, aku harus bersekolah dan menghidupi diriku sendiri disini. Kota kecil yang membosankan, hanya memiliki tiga stasiun TV dan delapan belas gereja disini. Aku sering menghitungnya saat kebetulan lewat. Fellowship Hall Christian Church tempat ini yang paling sering aku kunjungi, berdiam disana untuk beberapa jam setelah aku bosan menangkap ikan untuk makan malam.

George, pria tua yang suka menyuruhku pulang saat malam tiba, rambut putih dengan jubah lusuh, telinga yang sering aku lihat berdiri tegak. Sungguh itu adalah telinga yang paling aneh.

"Warum die Nächte immer noch hier sein?" 'Kenapa malam-malam masih berada disini?' aku heran pria tua ini sangat menyukai bahasa masa kecilnya dari pada berbahasa Inggris seperti yang lainnya.

"Aku hanya ingin berdo'a sampai malam." Pria ini menggeleng. Jika dia masih berbicara dengan bahasa Germany lagi aku akan menjawabnya dengan bahasa masa kecilku juga, lihat saja!

Dia pergi tanpa mengucapkan satu katapun padaku. Terserah dia saja! "Hati-hati jangan sampai larut malam. Quinsy bisa muncul kapan saja di gereja ini." legenda itu lagi, aku heran kenapa si tua George masih mempercayai mitos itu. Bahkan warga yang memang tinggal disini sejak lama tidak percaya.

Dan tentang Quinsy, banyak yang menceritakan padaku jika bisa bertemu dengannya. Permohonan apapun akan dikabulkannya, dan untuk itu aku sangat ingin bertemu dengan Quinsy dia pasti wanita yang baik jika Quinsy itu benar ada. Dahulu disini meyakini hal itu hingga seorang pendeta dari London datang dan mengatakan bahwa Quinsy itu hanya legenda, Quinsy hanya nyawa simpanan Zeus yang terlepas. Percaya atau tidak tapi kini pendeta dari London itu mati mengenaskan terlindas peralatan berat saat jalan di dekat sini diperbaiki.

Michi ( The Way In My Life )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang