4

239 8 2
                                    

"Lo ngapain sih, pagi-pagi udah nangkring disini?!" seru Rara kesal pada seseorang bermotor di hadapannya.

"Mau jemput lo, lah." kata seseorang itu dengan santainya.

"Siapa juga yang minta jemput? Lagian, gue mau berangkat bareng papa kok." tolak Rara angkuh.

Seseorang itu mengangkat satu alisnya. "Yakin?"

Rara mengangguk mantap. "Yakinlah."

"Ooohh, yakin." kata seseorang itu lagi, kemudian turun dari motornya dan berjalan melewati Rara, "Om, saya Andra, temennya Rara. Mau izin berangkat sekolah sama Rara." Andra menyalami papa Rara sekaligus meminta izin membuat gadis itu diam dengan mulut yang agak terbuka, dan mata melotot.

"Oh, iya, silahkan. Saya berangkat dulu." kata papa Rara memberi izin. "Sayang, papa berangkat duluan ya." lanjut papa Rara kemudian memasuki mobilnya dan berangkat menuju kantor.

Andra tersenyum penuh kemenangan. "Berangkat?"

-o-o-o-

Hilma kini sedang duduk di sebuah bangku yang langsung menghadap ke arah gerbang. Matanya tak lepas memandang dari arah sana. Seseorang yang di tunggunya belum datang juga.

Matanya menyipit, alisnya menyatu dengan kening mengerut, juga tangan yang kini sudah meremas rok abu-abu itu kuat.

Andra— berangkat sama Rara?

Nggak, ini nggak bisa di biarin!

Hilma kemudian berlalu begitu saja.

-o-o-o-

"CIE CIE YANG BERANGKAT BARENG!!!" seru Yasmin dan Vano menyambut Rara dan Andra yang baru memasuki kelas.

"Apaan sih lo?!" kata Rara ketus lalu duduk di bangkunya. Sedangkan Andra sudah ber-tos ria dengan Vano.

"Alah, sok-sok an kesel lo. Padahal mah senang, 'kan?"

"Apaan sih Yas, enggak."

"Ngaku aja deh, Ra. Nggak usah sok gengsi kayak si ini." Vano menyambung sambil melirik Yasmin.
"Iiih Vano! Sejak kapan gue gengsian?" sangsi Yasmin.

"Pake nanya sejak kapan. Mainnya aja kode-kodean." balas Vano membuat wajah Yasmin memerah.

"Yaudah sih, maaf kalau nggak suka." ucap Yasmin ngelantur. Matanya mulai berkaca-kaca.

"Eh eh eh, kok mau nangis?" seru Vano kaget.

"Habisnya, elo mah gitu..." kata Yasmin. Air matanya mulai menetes.

"Yaudah yang, maaf."

Yasmin langsung menggebrak meja dan berlari keluar, membuat Vano langsung panik bukan main.

"Yasmin pms." Rara menyeletuk.

"Pms?" ulang Vano. Rara mengangguk.

Vano menepuk keningnya keras, lalu keluar menyusul Yasmin.

"Apa setiap cewek yang lagi pms begitu?" tanya Andra tiba-tiba.

"Tergantung." jawab Rara singkat.

"Ooohh." Andra mengangguk-anggukan kepalanya, "Tapi asalkan gue bisa bareng lo terus, gue rela kok lo kayak begitu setiap hari."

"Yaks! Gombal." kata Rara sambil memutar bola matanya jengah. Satu lagi yang ia tau, Andra tukang gombal.

"Gue lagi nggak gombal loh Ra, gue serius." ucap Andra.

"Ya ya ya, terserah." balas Rara tak acuh.

Fall In PurpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang