Bab 1

12 2 0
                                    

"IKBAL!!"

"Lo mau sepatu ini kan?! Kejal gue dulu dong! Dasal lemot!"

Beginilah keseharian Arinda Shakira.Cewek tomboi dan cantik yang lebih sering disebut Arin.
Bukan Arinda Shakira namanya kalo gak kejar kejaran sama yang namanya Ikbal Fadhilah.
Cowok gendut dan cadel yang biasa disebut gentong lele sama temen temen sekelasnya.Julukan itu pantas untuk Ikbal dan yang memberi julukan itupun Arin sendiri.
Seperti kucing dan tikus yang ada di film kartun.
Lebih tepatnya Tom and Jerry. Pasti setiap hari mereka berdua ribut atau berantem.
Huft.. Yang namanya Arin dan Ikbal itu gak bakal bisa di pisahin deh pokoknya. Bukan karena mereka pasangan selasih tapi,karena mereka kerjaannya berantem mulu kalo di kelas.

"IKBAL! Anjrit! Balikin sepatu gue bego!" Teriak Arin dengan suara khasnya.

Ikbal hanya terkekeh geli melihat Arin yang sulit mengejarnya. Ya iyalah Arin kan pake rok,gimana gak ribet coba?

'Ih..Ini rok rese banget sih!' Rutuk Arin dalam hati pada rok yang dipakainya.

"IKBAL! Balikin bego! Dasar lo otak bokep!!" Teriak Arin dengan sengaja menekan kata bokep.
Otomatis semua isi kelas menoleh pada Arin dan Ikbal. Bagi mereka pertengkaran Arin VS Ikbal itu biasa. Semua siswa kelas Arin tertawa pecah,menatap wajah merah Ikbal.

"Ih, gue mah gak level sama yang gituan" Ucap Ikbal dengan santai.

"Tapi kalo lo mau boleh kok.." Lanjut Ikbal sambil memonyongkan bibirnya. Arin yang melihatnya menjadi geli sendiri.Memang di kelas Arin yang otaknya paling bokep itu Ikbal dan Randi, tapi Randi lebih sering nongkrong di kantin sama komplotan kelas dua belasnya. Kalo gak ngerokok paling ngegodain cewek.

"Najis! Sindi mau lo kemanain bego?"Ucap Arin santai.

Memang Sindi itu adalah pacar Ikbal. Gak tau otak Sindi rada miring apa matanya siwer? Cowok otak bokep kayak Gentong lele kok mau sih Sindi pacarin.

"Oh,Iya yah.."Jawab Ikbal santai...

"Mendingan gue sama Sindi dari pada sama PSIKOPAT." Lanjut Ikbal dengan senyuman jahat pada Arin dan menunjuk ke arah Arin sambil menekan kata Psikopat.

Arin membeku.

Dasar Psikopat...Psikopat...Psikopat!!

Kata itu terus tergiang di telinga Arin,seperti ada yang membisikannya.

Tanpa sadar tangan Arin terangkat lalu mencengkram kerah seragam sekolahnya Ikbal.Ia meninju perut Ikbal sampai Ikbal jatuh tersungkur dan menimbulkan bunyi Bughh..
Arin tak segan segan melakukan itu pada Ikbal,bahkan ia melakukannya berulang kali sehingga menimbulkan sedikit lebam biru di pipi kanan Ikbal.

Kini emosi Arin benar benar berada di puncaknya.
Padahal Ikbal tahu,Arin jago dalam karate sejak kecil,memang Ikbal dan Arin itu satu sekolah dari SMP dulu jadi Ikbal tahu kalo ia mengganggu Arin pasti Arin selalu terbiasa,tapi kali ini berbeda Arin benar benar marah.Wajahnya merah padam,menahan emosi yang dikeluarkannya.
Semua yang pernah sekelas dengan Arin tahu,jika ia membuat marah Arin sama saja ia masuk ke kandang singa yang kelaparan.

Ketika Arin akan meninju kembali Ikbal,ada tangan yang menahannya. Arin berbalik. Dua orang perempuan berambut sebahu dan berwarna coklat menahan tangan kanan Arin yang akan meninju kembali Ikbal. Sedangkan yang satu lagi perempuan berambut panjang dikuncir satu di belakang sedang menahan tangan kiri Arin yang mencengkram kerah baju Ikbal. Mereka berdua menggeleng pelan ke arah Arin.

Arin meluluh.

Melihat kedua sahabatnya terlihat cemas dengan kondisi Arin sekarang.
Tangan kanan Arin yang tadi ingin meninju Ikbal kini menurun. Sedangkan tangan kirinya yang mencengkram kerah seragam Ikbal kini mengendor.
Arin tahu kini dua sahabatnya sedang menghawatirkannya.

Love SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang