Batam

22 2 0
                                    

Segelintir angin pagi yang  menyejukan suasana sekitar bukit yang hijau,awan bersebaran dipelantaran atas atmofer,langit biru menambah nilai plus keindahan di bukit hijau ini.

Gadis yang kerap dipanggil jingga pun memperhatikan indahnya scene didepannya ini dengan kagum,berdiri dipuncak bukit yang tinggi dan tangan yang berpegangan pada penyangga tralis sebagai pembantas.

Melihat rumah-rumah yang berjejeran dari ujung ke ujung yang tampak lebih kecil dari aslinya,gunung yang berdiri tegak jauh dihadapannya,membuatnya semakin terkagum-kagum atas hasil karya tuhan dihadapannya itu.

Tak berhenti disitu ia beranjak pergi ke sisi lain,melihat keindahan lainnya selain yang ia lihat tadi. Hatinya bersorak gembira,tak menyesal akan tawaran kerabat ayahnya yang mengajaknya untuk refreshing ke kota yang bersebrangan dengan negri singa itu,atau lebih tepatnya Batam.

Ia menerimanya karna ia slalu bosan dirumah sendirian,orang tuanya pergi ke Canada,tak tau lebih detail lagi atas kepergiannya orang tuanya dan akhirnya kerabat ayahnya yang merasa kasian atas kondisinya saat itu,memberikan tiket gratis berlibur ke kota Batam,dan ia tak sendiri,dia ditemani kak Merah anak dari Om Rio dan Tante Tuci--kerabat orang tuanya--.

Bila kalian bertanya dimana Kak Merah,ia tak bisa menemaninya karna ada 'urusan mendadak' katanya. Jadi tak usah ambil pusing,Jingga yang sendiri,malah terlihat lebih bebas dan luwes dari orang lain.

Gadis itu bernama Jingga Dwi Narkianna,gadis yang berbobot 53 Kg itu,anak dari Bpk.Narka dan Ibu.Diana,nama akhirnya diambil dari nama kedua orang tuanya. Umurnya 22 tahun namun masih single,tak begitu mementingkan tentang statusnya itu,katanya sih 'mau menghabiskan masa remaja dengan kesenangan dunia'.

Gadis dengan pakaian santainya yang terlihat elegan,melewati setiap sudut ruangan terbuka diatas bukit.

Indra penciumannya terganggu dengan aroma jagung bakar yang mengugah selera,melihat banyak orang yang berbondong-bondong menuju penjual makanan hangat disatu sisi tepian bukit,membuatnya malas menuju kesana,menunggu antrean yang panjang dan banyak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Indra penciumannya terganggu dengan aroma jagung bakar yang mengugah selera,melihat banyak orang yang berbondong-bondong menuju penjual makanan hangat disatu sisi tepian bukit,membuatnya malas menuju kesana,menunggu antrean yang panjang dan banyak.

Sembari menunggu hingga antrean itu sepi,Jingga lebih memilih untuk mengabadikan fonumen pemandangan sekitar bukit,kapan lagi ia bisa berkunjung kesini??,pikir Jingga. Tas-nya terasa bergetar,menandakan ada panggilan masuk dari benda pipih  miliknya,segera ia merogoh tas selempangnya dan mengambil benda pipih itu lalu melihat nama yang tertera diatas sambungan panggilan.

Merah's calling

Segera ia menggeser tombol hijau dan mendekatkan benda itu ditelinga kirinya..

"Halo kak.."

"Kamu dimana ga??"

"Aku ditempat tadi dibukit,emang kenapa kak??"

"Yaudah kakak kesana ya ga,kakak udah selesai,kamu tunggu disitu,nanti kalo kakak sudah sampai,kakak telphone lagi,,dahh,assallammuallaikum"

Jingga and MerahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang