Oke, pertama yang akan saya bahas adalah penggunan kata, istilah, frase, kalimat yang terlalu sering digunakan oleh penulis. Seorang penulis entah disadari atau tidak, terkadang mengulang ulang kata, frase, klausa, atau kalimat tertentu. Kalau kata-kata nya adalah kata-kata yang umum, itu sih wajar. Yang saya maksud dalam hal ini adalah penggunaan kata-kata "indah", "ajaib", atau kalau boleh dibilang "andalan" penulis.Pengulangan ini tidak hanya terjadi pada satu penulis saja, bahkan antar penulis. Benar, jadi kata-kata nya sama antar penulis. Kasarannya, para penulis mempunyai kata-kata andalan yang sama. Seperti halnya pendekar mempunyai jurus-jurus pamungkas yang sama. Hmmm, kurang seru dunk dunia persilatan wattpad hehehe. Mungkin bagi penggemar satu genre seperti saya, iya, bisa jadi sedikit membosankan. Inget cuman dikit, tapi sama sekali tidak mengurangi penghargaan, salut, pujian terhadap para penulis. Saya tahu, para penulis di wattpad itu kreatif, bahkan sangat kreatif.
Baiklah, baiklah, tidak diperpanjang lagi foreplay nya *eh. Berikut beberapa kata, frase, atau kalimat yang saya maksud.
A. "Tercekat"
"Nafasnya tiba tiba sesak. Tenggorokannya tercekat...",
"Mendengar ucapannya tadi, membuatku tercekat...",
Sering baca kata itu kan? Hehehe. Tapi, selain sering (banget) digunakan, kata "tercekat" apakah sudah tepat penggunaannya? Coba kita telisik lebih dalam. Kata "tercekat" di sini oleh para penulis mungkin diartikan seperti tercekik, tertegun, seolah tiba tiba sulit bernafas, dst. Tapi benarkah demikian arti sesungguhnya?
Saya mencoba mencari arti kata "tercekat" di KBBI online (maklum ndak punya buku fisik kamus besar bahasa Indonesia). Ketika saya memasukkan kata "tercekat" di kolom yang tersedia dalam pencarian kata, hasilnya "maaf tidak ditemukan kata yang dicari". Haaa? Wah katrok ni kamus online nya, masak ndak ada?!! pikir saya awalnya. Aku kan jadi "tercekat" *eh. Ok, saya kemudian berpikir (atau berfikir? Ya sudalah itu pokoknya) mungkin dari kata dasar "cekat". Saya ketik "cekat" di kolom (atau lajur? Iya pokoknya yang itu) pencarian, dan .... ada.
Dalam KBBI, "cekat" memiliki arti cepat mengerti, pintar, cerdik, tangkas mengerjakan sesuatu. Saya sama sekali tidak menemukan arti kata "tercekat" yang mendekati makna yang dimaksud oleh para penulis. Hmm, atau mungkin memang bukan bahasa Indonesia yang baku? Bahasa daerah mungkin? Bahasa asing? Bahasa gaul? Atau bahasa wattpad? Hehehe.
Sebenarnya sah sah aja sih dalam sastra menggunakan bahasa yang tidak baku, asalkan jelas artinya (#cmiiw). Saya aja nih nulis ulasan, bahasa nya campur aduk kayak perasaan aku ke kamu, iya kamu *eh. Inkonsisten pokoknya hahahaha, yo wes ben (artinya: biarlah; biarin aje).
Dikarenakan hal tersebut, saya memberi usul, bagaimana kalau kata "tercekat" diganti menjadi kata, frase atau klausa yang maknanya mendekati arti yang dimaksud para penulis. Berikut beberapa kata, frase ataupun klausa pilihan saya:
"Seolah tercekik"
"Seakan akan lehernya terlilit tali"
Atau makna yang yang hampir sama tetapi tidak berhubungan dengan tenggorokan, kerongkongan ataupun leher. Tentu saja harus disesuaikan dengan konteks kalimat, karakter, dan cerita. Berikut contohnya:
"Tertegun"
"Dunianya mendadak runtuh"
"Seolah waktu berhenti sejenak"
"Seperti ada bom molotov meledak di kepalanya. Menghancurkan kepercayaan alam fikirnya menjadi kepingan rasa sesal"
Dan masih banyak lagi untuk menggantikan posisi "tercekat". Saya tahu, saya yakin, bahwa para penulis jauh lebih kreatif.
B. "Manik mata"
"Manik mata" juga sering kali dipakai dalam tulisan di wattpad. Menurut saya sih, ini frase yang unik dan harusnya tidak harus jor joran pemakaiannya, supaya terkesan lebih dramatis. Kalau terlalu sering, takutnya malah jadi eneg (menurut saya).
Sinonim dari manik mata antara lain biji mata, bola mata, pupil (sinonimkata.com).
Menurut saya, penggunaan "manik mata" mampu memberi kesan romantis, kesedihan, kebahagiaan pada suatu kalimat sastra. Tetapi kurang pas (bukan berarti tidak boleh) bila digunakan dalam penulisan kisah yang dianggap memang tidak perlu diberi kesan atau penekanan arti. Supaya lebih jelas dengan apa yang saya maksud, coba perhatikan dua contoh penggalan kisah berikut:"Tutur katanya yang halus selalu terngiang di telingaku. Manik matanya yang indah tak mampu kulupakan".
Bandingkan dengan,
"Manik matanya melihat lembar soal ujian di atas meja. Kemudian dia mulai mengerjakan soal soal tersebut dengan teliti".
Jelas berbeda bukan? Penggunaan frase "manik mata" pada penggalan pertama memberi kesan romantis, menekankan bahwa sang karakter sedang rindu pada orang yang disukainya. Berbeda halnya pada penggalan kisah kedua. Bila penulis menganggapnya bukan sesuatu yang perlu diberi kesan atau penekanan, alangkah lebih baik tidak perlu menggunakan frase "manik mata" (menurut saya). Bisa dengan menggunakan kata "mata" saja atau yang lain, atau malah dihilangkan. Jadi cukup "Dia melihat lembar soal ujian dst"Pada penggalan kisah pertama tadi pun, bisa diubah. Tidak harus menggunakan "manik mata". Contoh:
".....tatapan syahdunya tak mampu kulupakan", atau
"....bening netranya selalu kuingat", atau
"....kasih yang tulus tercermin dari sorot mata indahnya itu membuatku selalu terbayang" dan masih banyak lagi.C. "Kupu kupu terbang di perut"
"Kupu kupu terbang di perut" juga sering kita jumpai. Biasanya saat penulis menggambarkan sang karakter sedang senang sekali atau pada adegan *uhuk 18+. Jadi kurang lebih maknanya sama dengan "hati yang berbunga bunga". Ok baiklah "hati yang berbunga bunga" sudah sangat jarang dipakai, which is good, karena memang pada sastra dekade lalu sudah terlalu banyak digunakan. Awalnya "kupu kupu terbang di perut" terasa baru, unik, lebih bergelora, bergairah, lebih ah uh ah uh ah, cukup cukup. Tapi karena sudah jadi viral alias dipakai sejuta (lebay) penulis, kesan uniknya hilang. "Yah kata kata itu lagi", mungkin itu yang tercetus oleh pembaca yg sudah khatam setidaknya puluhan tulisan di wattpad.
Oh c'mon, penulis pasti bisa membuat puluhan frase atau klausa anyar untuk menggantikannya. Kenapa harus "kupu kupu terbang di perut"? Ya kan?! Berikut adalah beberapa sampel yang mungkin bisa dipakai untuk menggantikannya :
"Seperti embun yang hadir saat kemarau"
"Bagai tunas yang muncul di awal musim semi"
"Oase di gurun sahara"
"Molekul molekul di tubuhku bereaksi membentuk senyawa nafsu yang tak pernah kujamah"
Dan masih banyak lagi.D. Dan lain lain
Sebenarnya masih ada lagi kata, frase, klausa dan kalimat yang terlalu sering dipakai, antara lain:
"Nanar"
"Dekat denganmu, tidak baik untuk kesehatan jantungku"
"Aliran listrik saat disentuh olehnya"
Dan lain lain. Tapi kiranya cukup 3 contoh saja yang diulas. Intinya, lebih bervariasi pasti lebih indahSampai jumpa lagi di pembahasan selanjutnya ya, insyaAlloh
KAMU SEDANG MEMBACA
#CMIIW
RandomTulisan ini bukan cerita, melainkan hanya ulasan, usul, saran, uneg2, gagasan, sedikit keluhan saya sebagai pembaca, komentator, pemerhati tulisan tulisan di wattpad, terutama yang bergenre yaoi hahaha. Tulisan ini SAMA SEKALI tidak bermaksud untuk...