1. He such a Playboy

35 3 4
                                    

Arga Ahessa Farendi. Laki laki itu berjalan melintasi lorong sekolah depan kelas Sarah dengan terburu buru. Beberapa orang menyapanya termasuk Sarah namun dia hanya mengabaikannya.

Tidak ada satu orangpun yang tidak mengenal Arga Ahessa Farend. Pertama, Arga adalah anak paling berbakat di ekskul basket dan futsal sehingga terkenal keren. Kedua, dia memiliki postur dan tampang yang lumayan bisa disebut idol para remaja. Ketiga, dari tampang nya yang lumayan, banyak perempuan yang naksir padanya, sehingga dia mempunyai banyak pacar dan di cap Playboy sekolah.

Arga berhenti melangkah ketika telah bertemu teman akrab nya, Kanaka Syauki. Arga ternyata menyerahkan beberapa brosur tentang kompetisi futsal tingkat SMA se-Jakarta. Kanaka mengiyakan dan mengikuti Arga menuju guru olahraga untuk mendapat persetujuan mengikuti kompetisi tersebut.

-○0○-

Sudah 1 tahun lamanya Kanaya Sarah, akrab dipanggil Sarah menyukai seonggok daging bernama Arga, padahal menurut teman teman nya Arga hanya diberkahi wajah tampan dan tidak ada sifat baik nya, beruntung orangtua nya mewariskan ketampanannya.

"Ngeliatin Arga mulu," Davina menyenggolnya membuat Sarah nyaris kaget.

"Iyalah, Arga manusia paling ganteng se abad, rugi kalo ga diliatin"

"Yah lo beneran mau mengagumi Arga seumur idup? Yang bener aja, Arga playboy, masih banyak cowok lain yg ganteng terus baik disekolah ini, ya tapi dibawah Arga dikit lah kegantengnya." Anya menyahut

"Lo tuh ga dianggep, kemaren pas lo nyapa Arga buktinya ga di sapa balik, lo nya malah Happy macem dapet rejeki nomplok padahal jelas jelas lo malah di abaikan"

"Yah, oke. Dia emang ganteng. But still, it doesnt give him the right to treat someone the badly, does it?" Davina menambahi

"Dia itu aslinya baik, kalian aja yang jarang ngeliat dia pas baik" Sarah membantah.

"Apasih yang buat lo suka banget sama si Arga? Kita kita udah pusing banget nyadarin lo"

"Dia pernah ngasih gue susu"

"Susu?" Anya dan Davina nyaris bertanya bersamaan.

"Yash susu." Sarah mengangguk. "Soalnya waktu itu gue pernah ikutan latian lomba basket gabungan kelas, kelaa kita gabung sama kelas Arga gue capek banget, gue pucet, lo semua tau kan gue gapernah ikut ekskul olahraga, olahraga aja absen mulu, waktu itu gue ikutan gara gara anak kelas milih gue, gue gabawa apa apa waktu itu soalnya ndadak banget" Sarah menjelaskan "Akhirnya gue dikasih susu sama dia, katanya kalo gue pingsan siapa yang bakalan ngangkut gue"

"Beneran?"

-○0○-

"Sebenernya lo bisa basket gak sih?" Arga membentak kapada Sarah

"Gue belum makan dari pagi, siapa juga yang mau ikutan kayak gini, ndadak pula"

"Lo kalo lemah gini, udah pucet juga gausah maksain diri kali, minta ganti sama yang lain"

"Temen temen gua udah pada dapet bagian lomba yang lain, gue juga gamau kali kalo ga dipaksa wali kelas gue"

"Sini ikut gue buruan" kata Arga pada Sarah. Cowok ganteng itu melangkah begitu saja. Sarah berjalan pelan, tertunduk, diam, mengikuti Arga.

"Duduk bentar, lo harus nya makan dulu sebelum aktifitas" mereka duduk di lorong depan kelas. " Nanti kalo lo pingsan temen temen bakalan panik, latihan hari ini bakalan terganggung sama hanya karena cewek kelas XI MIPA 1 ga sarapan, yang bener aja"

Sarah hanya menunduk di ceramahi, ingin membantah tapi tertahan di tenggorokannya ketika melihat Arga membuka tas Basket miliknya, mencari cari sesuatu. Ada sekotak susu UHT ukuran 250ml yang Sarah lihat.

"Nih minum, muka lo udah pucet banget kayak mayat berjalan" katanya menggoda

"Makasih" Sarah dengan cepat langsung menerima dan meminumnya.

"Gimana udah mendingan?

Sarah mengangguk

"Oke kalo gitu balik latihan lagi gih, anak anak pasti nyariin" Arga bangkit, lantas kembali ke lapangan tanpa menoleh kebelakang. Arga baru berjalan beberapa langkah saat suara Sarah membuatnya berhenti dan menengok.

"Kamu ternyata baik juga ya, beda sama yang dibilang anak anak" Sarah berkata ragu

Arga hanya tersenyum tipis, lalu kembali melanjutkan langkahnya ke lapangan basket.

-○0○-

Sarah, Davina dan Anya sepulang sekolah berencana pulang bersama menebeng Davina, karena mereka ingin mampir ke "Rumah Kedua" para anak hitz jakarta, PIM. Tapi sebelum mereka berangkat, mereka melihat Arga mengantar Lisa pacarnya ke dalam mobilnya.

"Kayaknya Arga nganterin Lisa pulang deh" ejek Anya.

"Wah lo yakin saingan sama Lisa? Cantik, ideal dan--"

"Udah diem, langsung jalan gausah ngeliatin mereka" tangkis Sarah.

Macetnya Jakarta, membuat mereka membutuhkan 2 jam hingga sampai PIM. Rencana nya mereka ingin mampir untuk sekedar melihat brand makeup terbaru karena mereka bertiga maniac makeup. Sekilas ada store makeup dan skincare asal korea yang jadi langganan mereka. Ya, karena Anya dan Sarah sendiri adalah penggemar korea. KPOP addict. Sarah dan Anya adalah Fangirl salah satu boyband korea, EXO. Sering kali Anya dan Sarah membahas bias mereka yang kadang sering mereka anggap suami/pacar mereka di depan Davina. Itu membuat Davina pusing, karena Davina tidak mengerti dan tidak suka tentang KPOP, Davina hanya mengerti tentang drama drama Korea nya saja. Hal itu sering membuat Anya dan Sarah berdebat dengan Davina.

Setelah berbelanja beberapa makeup, mereka mampir ke Starbucks, memesan beberapa minuman, ya, mereka menyebutkan nama lain, nama Anya menjadi Sehun, nama Sarah menjadi Chanyeol, dan hanya Davina sendiri yang menggunakan nama aslinya.

Setelah kurang lebih setengah jam mengobrol sana sini, mereka tidak sengaja melihat Arga juga masuk ke dalam Starbucks, tapi aneh nya Arga tidak menggandeng Lisa tapi perempuan lain. Jelas jelas itu anak XI IPS 2, Aurel

"Heh gila, liat tuh Arga pangeran lo jalan sama Aurel"

"Wah playboy kelas kakap"

"Diem deh lo pada" bantah Sarah

"Sarah?" Tidak diduga juga Arga melihat Sarah.

"Eh-eh? Arga" Sarah dan temannya kaget.

"Kok lo sama Aurel? Lisa kemana ga? Tanya Davina

"Eh-, Lisa les, ini Aurel cuma temen aja kok. Gue cabut dulu ya" Arga lalu meninggalkan the Girls.

"Apa gue bilang Arga itu Playboy kelas kakap coy, lo jangan terlalu menaruh hati deh sama Arga" Davina berkata.

Sarah diam saja, berharap Arga segera merubah sikap nya yang emang udah bejat dari dulu, tapi itu tidak mwngirangi rasa suka Sarah kepada Arga. Sarah sudah terbiasa sakit hati dengan Arga, toh Arga pun juga tidak tahu bahwa Sarah punya hati kepadanya, Sarah pun juga sadar diri, dia bukan siapa siapa Arga, Sarah hanya teman yang tempo hari di beri susu kotak, karena merasa kasihan jika dia pingsan dan merepotkan orang lain.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Susu KotakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang