TETAPLAH DI SINI

12.6K 1.5K 299
                                    

Maaf sebelumnya, sebenarnya cerita ini sudah terkonsep matang, dan sudah selesai pengetikannya. Hanya kurang pengetikkan ENDING saja. Jika masih banyak permintaan begini dan begitu, maaf, saya tidak bisa kabulkan. Jadi, nikmati saja update yang saya usahakan dapat setiap hari. Mohon pengertiannya, karena saya juga sebagai pembaca di wattpad, saya tahu rasanya menunggu, maka dari itu saya selalu usahakan setiap hari update. Tapi, jika kalian masih banyak protes, mohon maaf, jangan salahkan, kalau saya jadi malas update. Hihihih😂😂😂😂
Terima kasih.

*****

Sejak pulang dari kantor, Ali tak keluar dari kamar. Mungkin dia tidur, pikir Prilly. Tapi, ini sudah hampir Magrib, biasanya dia sudah rapi memaakai sarung dan pecis, mengajak Angel salat berjamaah. Prilly yang merasa khawatir lantas memberanikan diri membuka kamar yang cukup luas tersebut. Hampir 3 bulan tinggal di rumah ini, namun baru kali ini Prilly masuk ke kamar Ali.

"Big Bos," panggil Prilly mengendap-endap masuk dan mendekati tempat tidur ya super size.

Ali meringkuk di bawah bed cover merah maroon dan tempat tidurnya terlihat terisi seseorang. Prilly membuka bed cover tersebut, melihat Ali menggigil dan wajahnya pucat.

"Big Bos?" seru Prilly terkejut.

Prilly menyentuh dahinya, suhu badannya sangat tinggi. Prilly berlari ke kamarnya mengambil handuk kecil, lalu masuk ke kamar Ali lagi. Dia mengambil air hangat dari kamar mandi Ali, dan basahi handuk kecilnya, lalu Prilly meletakkan handuk itu di kening Ali.

"Kenapa nggak bilang kalau sakit?" gertak Prilly meski di dalam hatinya merasa khawatir.

"Tolong, kali ini aja, jangan cerewet dan bawel. Kepalaku pusing dengernya," ujar Ali semakin membuat Prilly sebel namun juga khawatir dengan keadaannya.

"Ke dokter yuk!" ajak Prilly duduk di tepi ranjang.

"Udah punya dokter," kata Ali sedikit membuka matanya.

"Mana?" tanya Prilly mencari-cari.

Ali menggeser kepalanya di pangkuan Prilly dan memeluk pinggangnya. "Kamu dokter aku." Hati Prilly menghangat, demi menjaga image, Prilly menutupi senyumannya dengan mengulum bibir.

"Daddyyyyy," panggil Angel membuka pintu kamarnya.

Ali langsung menggeser kepalanya kembali bertumpu di atas bantal. Tak mungkin kan, dia memamerkan kemesraan di depan anak bawah umur? Angel mendekati Prilly dan melihat dahi Ali terkompres kain basah.

"Daddy sakit ya?" tanya Angel sedih sambil memegang tangan Ali yang terasa panas. Ali hanya tersenyum mengelus kepala Angel.

Angel naik ke tempat tidur, dibantu oleh Prilly. Dia langsung berbaring di sebelah kanan Ali dan memeluknya sayang.

"Daddy cepat sembuh ya, Angel sayaaaaaaaaang sama Daddy," doa Angel mengecup kening Ali.

"Makasih Sayang," balas Ali mengelus kepala Angel yang bersandar di bahunya.

Angel begitu sedih melihat Ali seperti itu, bibirnya mengerucut ke depan dan tak ingin jauh dari Ali.

"Aku buatin teh ya," tawar Prilly ingin beranjak pergi.

"Jangan pergi, tetaplah di sini. Biar pelayan yang membawakan ke sini nanti," kata Ali menahan tangan Prilly.

"Kalau nggak diminta mana tahu," gerutu Prilly.

Ali menggapai telepon rumah yang ada di atas nakas, dia menelpon seseorang.

"Bi Inah, tolong bawakan saya teh hangat. Terima kasih."

ANGEL (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang