Chap 6

1.2K 125 76
                                    

Maaf untuk hiatusnya ff ini :(
Anda dianjurkan untuk membaca chapter2 sebelumnya terlebih dahulu, karena saya yakin anda lupa dengan alur fict yang emg berantakan ini xD

Happy reading ma lovely readers
...
..
.

"Maafkan aku, Tae. Aku tidak bermaksud. Berhentilah menangis okay? Nanti kau akan semakin jelek kau tahu?" Jungkook masih mengungkuh Taehyung di pelukannya yang hangat dan menenangkan. Membuat Taehyung ingin berlama-lama tenggelam dalam dekapannya dan mengeluarkan rasa resah, bersalah, dan keputus asaannya. Ia hanya butuh pundak untuk dijadikan pelampiasan untuk tetesan-tetesan air matanya kini.

Setidaknya Taehyung merasa lebih baik sekarang. Sungguh, sebenarnya Taehyung saat ini pun masih merasa bersalah dan terus merutuki kebodohan dan sifatnya yang kekanakan. Taehyung yang merasa tubuhnya terasa lebih ringan kemudian mengangkat wajahnya dari pundak lebar Jungkook, memperlihatkan matanya yang sembab. Mata yang biasa memancarkan keceriaan itu kini tengah seperti telah dihujani badai. Kacau.

Taehyung mencoba tersenyum tipis kepada Jungkook. "Harusnya aku yang meminta maaf. Aku terlalu ceroboh." Taehyung berbicara lirih tanpa menatap lawan bicara yang ada di depannya. Ia takut menatap mata Jungkook. Takut akan melihat tatapan tajam dan menuntutnya, yang membuat bulu kudu Taehyung berdiri seketika serta bergetarnya tubuh kurus itu.

Jungkook yang merasa canggung mencoba untuk mencairkan suasana, ia menjadi merasa bersalah sekarang. Ia mengangkat dagu Taehyung. Lirikan mata sedingin es di kutub utara bertemu lagi dengan mata seteduh mahoni yang menghangatkan. Jungkook menangkup pipi Taehyung lalu mengusap air mata yang mengalir melewatinya serta menggumamkan, "Tidak, kau tidak salah. Aku sudah terlalu keras kepadamu barusan. Maaf, maafkan aku yang terlalu terbawa emosi Tae. Jadi, jangan menangis lagi ya?" Ia mengatakannya sembari menyetak senyum setulus gugurnya daun di musim gugur di wajah tampannya. Frasa-frasa kecil aneh kembali mengguncang Taehyung saat ia menatap lamat manik Jungkook. Taehyung menarik senyum simpul, "Baiklah, Jeon."

''Nah, itu baru Kim Taehyungku~" Jungkook mengusak pelan surai Taehyung sembari menunjukkan sedikit deretan giginya.

"Mati saja kau Jeon" Mata Taehyung menyipit seperti bulan sabit, ia tertawa. Sangat berlawanan dengan kalimat sarkas barusan yang ia lontarkan.

Dan Kim Taehyung sudah benar-benar kembali.

Ia sudah terlalu lemah jika sesuatu itu berhadapan dengan Jeon Jungkook,

Karena ia sudah terlalu lama jatuh ke dalam pusaran menakutkan namun menyenangkan ini, dan tak mungkin kembali.

~•••~

Terlihat dua pria kini sedang duduk malas-malasan di atas batu yang berada di tengah hutan tadi. Pria bersurai mint menghela nafasnya kasar, sedangkan yang memiliki surai bewarna secoklat kayu mahoni hanya memilih untuk terus memperhatikan kekasih di sampingnya kini. Sebut kedua pasangan tersebut adalah Park Jimin dan Min Yoongi, yang tengah menunggu datangnya 2 sahabat dan 1 kenalan perempuannya. Oh, dan tentu saja bendera sialan itu. Mereka sedari tadi hanya uring-uringan di tempat ia menyuruh teman grupnya untuk mencari bendera tadi. Huh, tau begini harusnya ia ikut mereka saja, lagipula ia tidak mendapatkan ekspetasinya yang seharusnya. Niatnya untuk modus ke Yoongi, pikir Jimin.

Keduanya sedari tadi hanya menciptakan keheningan. Mengapa? Apakah kau ingat jika Yoongi masih tidak sepenuhnya berhenti marah kepada Jimin? Yup, ia masih ngambek kepada kekasih bantet yang sialnya namun sangat ia sayangi tersebut.

Windy Day [ KOOKV ] +slow update+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang