c h a p t e r (1)

426 130 89
                                    

Avignon, French.

Sang pencerah mulai hadir memberikan sinar alam dipagi hari setelah hadirnya kegelapan. Hembusan angin juga mulai dapat di rasakan betapa sejuknya udara di pagi hari ini, sepertinya saat ini musim sedang bersahabat.

Indah, sangat indah dunia ini. Menakjubkan.

BRAK!

Terdengar suara hentakan keras di dalam sebuah kedai coffee kota France ini. Terlihat, seorang gadis bertubuh mungil tengah berdiri dengan meletakkan kedua tangannya diatas meja tepat berada didepan nya. Wajah sinisnya terlihat bergitu jelas tidak ada sama sekali sedikit senyuman yang tercetak di wajah cantiknya.

"Apa pelayan yang membuatkanku kopi ini pelayan baru, huh?" kedua mata Helena menatap tajam keseluruh isi kedai, semua orang diam seketika selingkup kedai mendadak hening, menantikan reaksi gadis itu yang pastinya masih akan berlanjut. Helena Lyn..gadis itu memang sering berkunjung ke kedai coffee seusai pekerjaan nya. Setiap kali gadis itu kemari selalu saja ada yang di permasalahkan.

"Maaf, tapi ada apa ini?" ucap sang pemilik kedai, seluruh pelayan kedai menghampiri tempat dimana Helena berada

"Bukankah tadi aku sudah mengatakan, kalau gula nya dipisah tidak di jadikan satu dengan kopi ini. Menyebalkan!"

"Kami minta maaf nyonya, mungkin pelayan kami saat itu lupa sekali lagi ma—"

"Lupa? Tidak konsentrasi dalam bekerja rupanya, Ceroboh sekali! Kau pecat saja dia. Aku tidak mau lagi datang ke kedai coffe yang mempunyai pelayan dengan kualitas rendah seperti ini!"

"Sekali lagi kami minta maaf Ny.Helena, bagaimana jika kami buatkan lagi kopi pesanan mu? dan kau tidak perlu lagi membayar nya"

"Apa kau sedang menghinaku?kau pikir aku membuat ulah karna aku tak mampu bayar?"

"Tidak, maksud kami bukan sep---"

"Sudahlah, mood-ku sudah terlanjur buruk disini. Lain kali, sebagai pemilik kedai mewah seperti ini, kau harus lebih pandai memilih orang yang bekerja untukmu. Memalukan!"

"Hel, sudalah" bisik seseorang kepada Helena, membuat gadis itu dengan cepat menoleh ke arah samping, Melody Lyn...Helena baru menyadari jika ia datang bersama saudari sekaligus adik kembarnya. Saudari kembar yang mempunyai kepribadian terbaik darinya.

"Aku benar-benar bisa gila jika masih berada di Tempat ini. Ini aku bayar semua nya jika ada kelebihan ambil saja" Helena mengambil uang yang ada didompet nya dan bergegas meraih tas kecil nya diatas meja, lalu dengan cepat melangkah kan kaki nya pergi dari kedai coffee. Ia sama sekali tidak memperdulikan tatapan semua orang yang sejak tadi mengarah kepadanya.

"Maaf atas perlakuan kakak ku, aku sangat minta maaf. Permisi" ucap Melody dengan senyuman yang terukir dibibir nya dan berjalan untuk menyusul sang kakak.

***

"Hel, aku rasa sikap mu tadi sungguh keterlaluan. Bukankah itu hanya kesalahan kecil? Lagipula lupa itu sifat yang manusiawi kan" ucap Melody, membuat Helena menatap geram kearahnya.

Helena tersenyum sinis, seakan ia tahu jika Melody pasti akan mengatakan hal seperti itu. Helena akui kalau saudari kembar nya Melody memiliki sifat seperti sang malaikat berhati baik dan terkadang membuat Helena tidak suka dengan sifat yang dimiliki saudari kembarnya.

"Melody...Kau tahu? Jika kita selalu memaafkan dan menganggap kesalahan kecil itu tak perlu di hukum, maka aku pastikan jika orang-orang itu tidak akan takut untuk mengulanginya lagi. Seperti itu lah sifat manusia sebenarnya"

"Tapi Hel, mereka kan tadi sudah meminta ma---"

"Melody kau ingin aku turun kan sekarang juga?" belum sempat Melody menyelesaikan perkataan nya Helena lebih dulu menyela kalimatnya. Ya..Helena sangat tidak suka kalau Melody sudah mulai banyak bertanya dan membela orang lain atas perlakuan buruk dirinya.

"Baiklah Hel" balas Melody, ia memang akan selalu kalah jika sudah beradu mulut dengan kakak kembarnya.

"Setelah aku mengantar mu pulang, aku akan kembali ke butik dan sepertinya aku tak pulang hari ini, aku menginap di apartemen ku."

"Apa pekerjaan mu masih banyak, Hel? Mau ku bantu?"

"Tidak, aku hanya menyelesaikan rancangan ku. Kau istirahat saja." balas Helena dengan mengukir sebuah senyuman. Mata biru nya menatap lurus jalan yang dilewati mobilnya.

"Hubungi aku jika kau membutuhkan ku"

***

Helena Lyn, siapa yang tak mengenal nama gadis itu? Seorang designer tenama yang hasil rancangan nya selalu menjadi urutan pertama dikalangan fashion dan style. Setiap orang merasa kagum dan iri jika melihat sosoknya. Tidak hanya memiliki kelebihan mendesign tetapi Helena juga memiliki tubuh yang sangat sempurna, rambut panjangnya berwarna hitam, mata nya yang tak terlalu besar berwarna biru, kulit nya berwarna khas(putih). Banyak orang yang memuji, mengagumi dan bersikap baik kepadanya. Apalagi, mengingat kalau Helena hidup dilengkapi dengan hadir nya sosok lelaki tampan yang sama sempurna nya dengan Helena. Itulah hal yang paling utama membuat semua orang menjadi cemburu pada kehidupannya.

Sejak kecil, Helena hidup sangat mandiri. Tak mau menyusahkan les parents nya yang sibuk mengurusi Melody.

Lain hal nya dengan Melody adik sekaligus saudari kembarnya. Melody Lyn.. model ternama dengan bayaran teratas, gadis berambut pendek dengan mata yang besar berwarna biru, cukup banyak orang yang mengagumi dirinya selain cantik ia juga memiliki sifat yang sangat berbeda jauh dengan kakak nya, sifat layaknya seorang malaikat penuh kebaikan dan kelembutan di banding Helena yang memiliki sifat yang egois dan moodyan.

Note: les parents (Orang tua/ayah dan ibu)

Okay mungkin chapter 1 hanya bisa segini dulu. Next chapter bakalan lebih padet lagi cerita nya. dan mohon maaf karena saya terlalu lama vakum sehingga baru dapat meneruskan cerita ini.

Maaf bila ada kesalahan dalam penulisan :))

Terimakasih buat kalian yang udah membaca cerita ini,

Jangan lupa Vote dan Comment^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So, Hurt or Happy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang