Chapter 4

103 1 0
                                    

Aku lebih baik berimajinasi daripada mengharapkan menjadi bagianmu. Oh iya aku lupa, pagi ini aku membawa harapan yang tak akan pernah membungkus kenyataan.

Entah apa yang dipikirkan keyla saat ini sampai-sampai sudah satu lembar kertas kosong penuh dengan coretan pulpen. Hari ini adalah hari senin. Hari berganti dengan cepat. Senin malas,pikir keyla

"Ihhh lo dengerin gue ga sih key daritadi? Bengong mulu ampun dah"

"Iya aku dengerin ko hehe" keyla tertawa pelan

April menggeleng sambil menopang dagu nya diatas meja "mikirin apaansih key? Cerita coba"

"Gapapa ko serius" keyla mencubit pipi april gemas

"Awas loh ya kalo nyembunyiin sesuatu, yaudah yuk kekantin aja laper gue" tanpa meminta persetujuan tangan keyla ditarik paksa oleh april menuju kantin.

Di kantin, keyla dan april duduk bersama teman-teman nya yang lain. Keyla memakan bakso sedangkan april memakan rainbow cake yang ia bawa dari rumah.

"Woy key! Lo tau ga daritadi si ages ngeliatin lo mulu tuh" keyla melirik ages yang ternyata benar sedang memperhatikan nya dengan tatapan tajam dan sinis

"E..eh engga kali, perasaan kamu aja itu mah mana mungkin ngeliatin aku" gugup keyla, dan merasa tak enak

'Apa gara-gara semalam ya?' Batin keyla menebak

"Seriusan ih ngeliatin lo itu, wah jangan jangan lo ada something ya key?"

Keyla melototi april "kamu ini ngaco kalo ngomong!"

"Hahahaha hati-hati loh nanti naksir lo key" april tertawa terbahak-bahak

"Siapa? Aku? Ih ogah cowo nyebelin gitu"

"Gaboleh gitu ah dia ganteng tauuu" puji april kepada vassah sambil memegang pipi

Tanpa disadari keyla mencuri pandang untuk melihat ages yang kini sedang berbicara pada teman nya. 'yaampun ngapain sih aku ngeliatin dia' keyla menggeleng cepat.

Di lain tempat, ages berbicara dengan teman-teman nya

"Kemana? jam berapa?" vassah meneguk botol minuman nya

"Rencana nya gue sama mereka mau clubing di kemang. Lo suka kan?" Ucap silas

"Iya"

"Oke, lo mau gue jemput? Sekalian"

"Yaudah boleh"

~||~


Angin kencang berhembus, meniup rambut lelaki yang kini sedang mengisap rokok nya sambil menggantungkan kaki nya ke bawah gedung. Ya lelaki itu vassah, disini, diatas gedung sekolah yang tinggi ia memandang hamparan gedung dan rumah di sekitar jakarta.
"Kalo si tua bangka itu dulu ga main cewe, mungkin sekarang gue masih bisa bareng-bareng sama mamah arghhhh" vassah mengepalkan tangan satu nya, ia merasa muak atas papah nya yang dulu sering berselingkuh menyebabkan bercerai dengan mamah nya.

Dibelakang vassah ternyata ada keyla yang sedang melihat itu semua, keyla mendengar apa yang vassah katakan. Di dalam hati keyla, ia tau vassah sangat merasa kesepian. Keyla tak tega dan ingin mendekati vassah rasanya untuk menenangkan nya. Tapi keyla merasa ini bukan waktu yang tepat dan lagipula pasti keyla dimarahi vassah lagi.

Merasa ada sepasang mata sedang melihati, vassah pun menoleh dan mendapati keyla yang sedang berdiri memandangi nya lalu vassah berdiri mendekati keyla

"Ngapain lo disini? Ngupingin gue lo?" Tanya vassah sengit

"Eng..engga aku tadi ga sengaja liat kamu dibawah naik keatas sini"

Kau, Ku Namai HarapanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang