Bagian Cerita Tak Berjudul

91 11 5
                                    

Aku kembali memandang danau dihadapanku, menghirup bau tanah basah favoritku dan merapatkan hoodie yang sedikit bermotif batik kesayanganku. Aku merasa tenang karena hanya aku sendiri disini, seperti orang bodoh -menunggu orang yang belum pasti datang atau bahkan tidak akan pernah datang lagi. Masih basah diingatanku tentang perkataannya yang membuatku drop waktu itu. dan sialnya air mataku selalu saja mengalir.

Flashback on

'Jujur saja ku tak mampu...

hilangkan wajahmu dihatiku..

mes-Brak!

Aku menoleh mendapati Darrel -kekasihku- mendobrak pintu kelasku dan berjalan tergesa kearahku. aku menatapnya bingung dan meletakkan gitar dimeja. "Darrel, kamu kenapa?"

Bukannya menjawab pertanyaanku, Darrel malah menarikku untuk keluar kelas. "Darrel! Bisa pelan-pelan nggak, sih?"aku meronta karena Darrel menarikku kasar. Darrel tetap diam dan tetap menarikku. Aku meringis kesakitan. Tapi Darrel tidak menggubrisku, malah makin cepat menarik tanganku. Kami melewati koridor yang ramai karena ini jam istirahat, jadi banyak yang menonton kami.

Darrel menghempaskan tanganku begitu sampai dihalaman belakang yang cukup sepi. Aku kembali meringis melihat ergelangan tangaku yang memerah akibat cengkramannya yang begitu kuat. "kamu itu kenapa, sih?!" sial. Kenapa air mataku malah mengalir disaat yang seperti ini? Bodoh.

"harusnya aku yang tanya, Rik!" Darrel membentakku. "kamu lupa sama perjanjian kita, Rel? Semarah-marahnya kamu sama aku, kamu nggak boleh bentak aku!" nadaku mulai sama seperti dia. Aku melihat Darrel menghela nafas panjang.

"aku tau dua tahun emang nggak gampang, Rik. Tapi kenapa harus gini?! Memang kita belum ngejalanin dua tahun itu. tapi apa maksud kamu?" Darrel memberikanku sebuah cetak foto tersebut. "jelasin kenapa kamu bisa pelukan sama Alif!"

Aku terdiam sesaat, difoto ini menunjukkkan gambar aku dan Alif sedang berpelukan -nggak tapi Alif yang memelukku. "kamu pakai baju yang sama persis pas kamu habis jalan sama aku kemarin! Oh pantes kemarin kamu nolak buat aku anter. Ternyata ini.."

Aku menggeleng tidak percaya. "aku bisa jelasin. Ini nggak seperti yang kamu bayangin.." Darrel mengacak rambut frustasi. "apa lagi sih yang mau kamu jelasin ke aku? ini udah jelas dan bener-bener jelas!" air mataku mengalir bertambah deras. Awalnya aku ingin menjelaskan kenapa au bisa bertemu Alif, dan Alif bisa memelukku. Tapi, emosiku udah memuncak karena ucapannya. "oke sekarang terserah kamu, kamu mau bakar perjanjian itu atau buang perjanjian itu. Terserah. Tapi aku tetep akan nepatin janjiku setelah dua tahun. Dan aku pesen, jaga diri baik-baik, jangan keluyuran sendirian, duduk dipojok pas diperpustakaan, selalu pake jaket. Dan, jangan hubungin aku dua tahun ini."

Flashback off

Dengan kembali, airmataku kini mengalir deras. Dadaku terasa sesak. Ini adalah dua tahun setelahnya -tepat saat ia benar-benar pergi meninggalkanku sendirian. Senja mulai nampak, aku menepis sisa-sisa air mataku. Dan kembali merapatkan hoodieku. Dan kembali pulang karena ia tidak akan pernah kembali.

*****


okd ini short story pertama yang baru berani aku publish:" ok emang bikin muntah sih:3
dannn ini didedikasikan untuk Erika temanku yang paling paling paling edan suka sama DarrelFerdian:" but she's ma best friend *pelukjauh*

utangku lunas ya er?


29 September 2016.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EnDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang