Ketinggian.

6.1K 370 20
                                    


Bug

Bug

Bug

BRAK!

"OH SEHUN!!!!!" Suara bantingan pintu yang terdengar di kamar itu, membuat sosok pria berkulit albino geram.

"APA!" Bentaknya kearah sosok si pelaku yang membanting pintu kamarnya.

"KAU TARUH DIMANA BARANG-BARANGKU YANG KUTITIPKAN PADAMU ITU!" Jawab sosok itu tidak santai.

"Hoam.... itu." Tunjuk pria bernama Sehun kearah bungkusan plastik yang masih rapi tidak tersentuh, bahkan tidak diodal-adul oleh oranglain.

"Hhh..... syukurlah jika masih utuh. Aku ingin memberikan ini kepada Michan, gadis Jepang yang cantik itu. Bagaimana, apa aku cocok dengannya Hunna..." Tanya-nya penuh harap.

"Halah, mungkin juga hasilnya sama saja. Kau yang akan ditendang oleh wanita itu." Jawab Sehun sarkas. Dan pria yang diketahui bernama Luhan teman satu kosnya ini menatap kearah Sehun datar.

"Halah! Kau iri denganku karena aku ini jauh lebih tampan darimu. Buktinya sampai sekarang kau masih jones." Balas Luhan sengit.

"Ck, lihat saja nanti. Aku akan membawa kekasih seksiku kehadapanmu, bila perlu kami akan melakukan hubungan Ret M dihadapanmu, biar kau puas." Balas Sehun menantang.

"Ck, bukannya senang melainkan ingin muntah. Hoek!" Ujar Luhan sambil berakting seolah-olah ingin muntah.

"Ck, sudah jangan ganggu aku lagi. Aku ingin tidur!"

BRAK!

Sehun langsung menyeret Luhan keluar dari kamarnya. Sedangkan Luhan mencibir melihat teman satu kosnya ini sungguh kasar sekali padanya.

Ia lalu menatap boneka beruang ditangannya dengan penuh sinar, seakan beruang itu adalah Michan. Gebetan barunya. "Michan, ini hadiah ulangtahunmu, aku harap kau menyukainya. Hehehe....." Monolog Luhan senang.

.

.

.

.

Taman Lotte World adalah taman hiburan terbesar yang ada di kota Seoul. Luhan dan Michan, memang sengaja bertemu ditaman ini. Beruntung Sehun si tukang rusuh itu masih mendengkur dikamarnya, mungkin pria albino itu kelelahan karena tugas sekolah yang menggunung.

"Luhan-kun, setelah dari sini, kita akan kemana? Luhan-kun ayo kita main rollercoster itu. Nampaknya menyenangkan..." Ajak gadis ini memperlihatkan senyum malaikatnya.

Luhan langsung menatap wahana tersebut. Melihat betapa menakutkannya wahana itu, membuah kaki Luhan bergetar ketakutan.

"Lu-Luhan-kun kenapa? Kau baik-baik saja kan?" Tanya gadis manis ini cemas.

"A-aku ti-dak apa-apa... aku kan laki-laki. Laki-laki harus manly." Jawabnya, seolah-olah meyakinkan dirinya sendiri jika ia itu pria manly. Mungkin jika ia jalan dengan Sehun, ialah yang menentukan wahana apa yang akan ia naiki namun jika dengan wanita, ia seakan tidak bisa berkutik.

Dengan rasa ketakutan yang tinggi akhirnya ia menaiki wahana yang membuatnya copot jantung.

Luhan berteriak sekencang-kencangnya, kakinya lemas kala jetcoster telah berjalan. Awalnya lamban, namun setelah meluncur kecepatannya naik, dan ia menjerit ketakutan sekuat tenaga. Ia menoleh sebentar kearah Michan -sang gebetan. Bukannya ketakutan, gadis manis ini malah menjerit keasikan. Ia sungguh tidak mengerti dengan gadis ini. Mengapa dia tidak takut sama sekali? Batinnya.

Setelah permainan itu berhenti, Michan turun dengan riangnya, seakan ia merasa bebas. Sedangkan Luhan pria itu malah pingsan. Bahkan petugas yang menjaga wahana ini sampai turun tangan membangunkan Luhan yang pingsan karena ketakutan.

Bahkan gadis itu melihat ada noda basah di bawah celana Luhan. "Apakah Luhan-kun mengompol?" Batinnya.

Dan benar saja, setelah Luhan bangun. Wajah pria itu malu, karena pingsan dan mengompol dicelana efek rasa takut yang berlebihan. Dengan wajah bak kepiting rebus ia menahan malu. Untuklah ia membawa jaket. Alhasil celananya yang basah ia tutupi dengan jaket agar tidak begitu terlihat.

"Maafkan aku Luhan-kun... karena aku, kau mengalami insiden ini. Seharusnya kau mengatakan padaku jika kau takut ketinggian. Sayang sekali, sebenarnya aku menyukai pria yang suka berpetualang, menaiki bukit. Tapi melihatmu takut ketinggian rasanya tidak mungkin." Ucap gadis ini.

Mendengar nada lembut nan halus yang mengandung arti Jleb! Tersebut, Luhan merasa jika Michan menolaknya. Kencan pertama yang berakhir tragis. Jika di bayangkan dengan imajinasi. Tubuh Luhan sudah hancur berkeping-keping, efek patah hati.

.

.

.

.

"HUAHAHAHAHAHA ......" Sehun tertawa terpingkal-pingkal kala Luhan menceritakan kejadian itu kepadanya.

"DUOK!

"AUW! SAKIT BODOH! MENGAPA KAU MEMUKULKU!" Marah Sehun kepada teman kosnya.

"RASAKAN! Bukannya menghibur malah tertawa, MENYEBALKAN! AIGOO..... bagaimana ini..... Michan, Klara, Yue Ping, Seohyun, Jung Soojung, semuanya menolakku Hunna.... HUAAAA...." Luhan menangis kencang sambil memukul-mukul meja. Sehun menutup telinganya karena teriakan tangisan Luhan yang memekakan telinga.

"Hai-hai... sudah diam bayi sebesar. Kau ingin membuat seisi rumah ini hancur dengan tangisanmu yang memekakan telinga ini!?" Ujar Sehun.

"BIAR! SEKALIAN SAJA HANCUR DAN RUBUH! BIAR SEMUA TAHU, JIKA AKU PATAH HATI SAAT INI... HUAAAAA...." Tangis Luhan semakin menjadi.

Sehun pusing mendengar tangisan Luhan. Ia pun membekap mulut Luhan menggunakan tangannya.

"Diam rusa liar! Bagaimana wanita melirikmu jika kau ini sangat cengeng. Berhentilah menangis, atau ku tendang kau keluar!" Ancam Sehun.

"Emmmhhhhmmmhhh......" Luhan meronta, memohon agar Sehun mau melepaskan bekapannya.

"Janji dulu, kau berhenti menangis." Perintah Sehun. Dan Luhan mengangguk.

"Hhh.... KAU INGIN MEMBUNUHKU HAH! CENGKRAMANMU BEGITU KUAT BODOH!" Amuk Luhan ngos-ngosan.

"Baguslah, setidaknya kau diam, dan tidak menangis lagi.

.

.

.

.

TBC.

Halo-halo ... aku comeback dengan cerita gaje lagi. Ini penggantinya Holy Shit. Ceritanya ringan, konflik gak berat dan juga penuh humor. (Soal humor rada meragukan -_-) oke sampai ketemu di chap depan. Jika minat silahkan tekan bintang kalau bisa buat jejakmu di kolom pesan sambil kenalan ama authornya. (Gak nanya)

Oke... see you next chap and bye pyong! ^^...





My RoommateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang