Kran Air.

2.4K 229 11
                                    

Pagi yang indah untuk memulai hari yang cerah. Namun tidak untuk penghuni kos bernomer 57 ini.

Gara-gara keteledoran mereka tidak melihat papan pengumuman di lobi Kos-kosan, alhasil mengakibatkan insiden kecil untuk penghuni kamar ini.

Sehun sang pemilik kamar bernomer 57 tengah mandi bersih di kamar-mandi yang berada di kamarnya. Ia tengah keramas sambil mendendangkan lagu yang ia sukai. Tidak hanya itu ia juga berjoget-joget tanpa tahu musibah yang sebentar lagi melanda dirinya.

Sedangkan Luhan, pria manis nan mungil ini tengah menyiapkan sarapan untuk mereka. Menu kali ini adalah pancake dengan taburan saus cokelat diatasnya, itu untuk Sehun. Sedangkan taburan miliknya adalah saus stroberry.

"Tara, selesai, sungguh cantik! Kau memang berbakat menjadi chaf Lu." Ujarnya membanggakan diri. Sampai suara teriakan kencang memanggil namanya.

"LUHAN.......!!!!" Jerit Sehun menggegema dari dalam kos.

"APA!" Teriak Luhan tak kalah kencang.

"Mengapa airnya mati?!" Tanya Sehun. Bahkan pria ini belum membilas rambutnya yang berbusa.

"Entahlah aku tidak tahu." Jawab Luhan santai di depan kamar mandi.

"Lu, kau masih disana? Lu, bisa kau ambilkan aku air?" Tanya Sehun memohon.

"Mengapa harus aku. Kau bisa keluar dan mengambil sendiri, kan?" Jawab Luhan santai.

"AKu tidak bisa mengambilnya, karena aku sedang keramas. Tolong kau bawakan air persedian galon untukku mandi." Mohon Sehun.

"Aish, baiklah tunggu sebentar."

Sehun menunggu Luhan membawakan air galon namun apa yang ia dengar sungguh membuatnya mati kutu.

"Sehunna, mianhae. Persediaan air galon habis jadi tidak ada air." Terang Luhan.

"LALU BAGAIMANA AKU MEMBILAS BUSA DI TUBUH DAN RAMBUTKU INI! PERSEDIAAN AIR HABIS DAN KRAN AIRNYA JUGA MATI!" Panik Sehun.

"Kau bilas saja dengan handuk kering." Kata Luhan.

"Aku lupa tidak membawa handuk. Tolong kau ambilkan di jemuran." Pinta Sehun dan Luhan menuruti apa yang Sehun katakan.

Niatnya mengetuk pintu, tapi pintu kamar mandi Sehun tidak terkunci. Luhan sedikit shock melihat tubuh telanjang Sehun. Ia ingin menyerahkan handuk kering ke Sehun malah dia terpleset dan jatuh.

Bunyi dentuman keras karena jatuh terdengar. Tapi Sehun dalam keadaan penuh buih sabun tidak bisa melihat, bahkan matanya ia pejamkan karena tidak ingin mendapat pedih dimata.

"Lu, mana handukku?" Tanya Sehun menoleh ke kanan. Sedangkan Luhan berada dikirinya.

"YAK MATAMU DIMANA, AKU DISINI BODOH!" Bentak Luhan. Bahkan ia tidak berani menatap kearah Sehun yang saat ini telanjang bulat.

"Hai kau tahu kan aku tidak bisa melihat, gara-gara busa sabun dimataku." Terang Sehun.

"Makanya pakai handuk!" Balas Luhan.

"Aish.. aku tidak membawa handuk. Kau kesini juga karna ku suruh untuk mengambil handukku. Dasar rusa PMS." Kesal Sehun.

"YAK! AKU BUKAN WANITA! MANA MUNGKIN AKU PMS!" Protes Luhan tidak terima.

"Aish.... terserah, mana handukku. Aku malas berdebat denganmu." Hardik Sehun.

"Ini!" Ujar Luhan sambil menyodorkan handuk kering kepada Sehun. Sehun menerimanya dan ia menghapus busa diseluruh tubuhnya.

My RoommateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang