'Zen... maafkan aku...'
.
.
Pemuda berambut putih itu tampak mengerjap beberapa kali untuk mendapatkan kesadarannya sepenuhnya setelah mimpi aneh yang ia bayangkan selama beberapa hari ini.
Gadis berambut cokelat yang awalnya tersenyum padanya bersama dengan beberapa orang disana, dan berakhir dengan senyuman penuh rasa bersalah darinya.
...
'Mimpi yang aneh,' pemuda itu baru saja akan memulai harinya saat ia bergerak, membuat handphonenya terjatuh dan menjadi perhatiannya saat ini karena sebuah aplikasi yang entah kenapa pagi ini menjadi perhatiannya.
RFA adalah keluarga kedua untuknya. Namun, semenjak Rika meninggal, tidak banyak waktu yang mereka habiskan untuk berbincang bersama terutama V.
'Tetapi tidak ada salahnya, lagipula masih ada waktu sebelum bekerja,' Zen masih duduk di atas tempat tidurnya saat ia membuka handphonenya dan tampak masuk dalam aplikasi tersebut.
[ Zen has entered the chatroom ]
.
Yoosung : Whoaaaa Hyung! Kau datang juga!
Dahinya berkerut saat menyadari jika semua orang ada disana selain dirinya dan juga V. Tidak seperti biasanya, bahkan setelah Rika tewas ia bisa menghitung berapa kali chat penuh dengan anggota RFA. Ia lebih tidak bisa menghitung berapa kali dalam sehari chat ini tidak memiliki member yang online.
Percakapan tampaknya berjalan seperti biasanya dimana Yoosung mengatakan kalau ia gagal dalam ujian semester dan semua orang mengatakan kalau ia terlalu banyak bermain game. Lalu berlanjut saat Jumin mengatakan untuk merekrut Yoosung di perusahaannya yang segera ia tanggapi dengan beberapa percakapan.
Zen bisa melihat bagaimana mereka semua, bahkan Jumin sekalipun mencoba unttuk kembali seperti dulu. Namun, pada akhirnya karena tidak ada pesta ataupun pencapaian yang mereka bicarakan, semua pembicaraan ini serasa kosong.
'Mungkin aku harus bersiap-siap...' Zen melihat jam yang ada di mejanya dan bersiap meninggalkan chatroom itu meskipun pembicaraan tampaknya masih cukup ramai.
707 : TUNGGU!
Chat dari Luciel menghentikannya yang akan beranjak dari tempatnya. Dahinya berkedut, Zen tampak menunggu dengan yang lainnya yang tampak ikut penasaran dengan apa yang akan dibicarakan oleh Luciel
707 : Seseorang masuk ke chatroom ini!
Jumin Han : [Name]?
[Name].
Zen tampak melihat nama yang muncul di list online itu yang mereka yakini bukan anggota RFA. Dan entah bagaimana, saat melihat namanya yang dipikirkan oleh Zen adalah mimpi itu. Dimana gadis berambut cokelat yang tampak berada dihadapannya, dan tersenyum padanya.
Seolah gadis yang bernama [Name] ini adalah sosok yang ada di dalam mimpi itu.
Tetapi, itu semua hanya mimpi bukan?
YOU ARE READING
Reset (Zen's Version)
FanfictionMungkin bagi Seven menyakitkan untuk ingat semua yang terjadi sebelum [Name] merestart ceritanya. Namun bagi Zen, lebih menyakitkan untuk melupakan semuanya dan menganggap semua ini hanya mimpi.