Life

12 2 0
                                    

Siang hari...
Panas dan terik matahari hari ini lebih menyengat dari hari hari sebelumnya. Ada apa dengan cuaca hari ini?

Lebih baik aku masuk saja kembali ke rumahku. Lumayan untuk mengistirahatkan hari yang cukup lelah selama beberapa minggu ini.

Sebenarnya,beberapa minggu ini aku berlibur ke California untuk menghibur diri karena sekolah sedang libur. Hore! Aku bisa menginap disini. Andai saja kalau aku selamanya tinggal di kota yang keren ini.

"Ibu,aku mau makan!" Teriakku sambil membuka pintu.

"Ambil saja di dapur. Ibu sudah memasak lauk yang enak untukmu." Katanya yang sedang sibuk membereskan ruang tamu.

"Baik,bu!"

Aku pun segera lari ke dapur karena lapar dan segera melahap lauk yang dimasak ibu. Enak sekali rasanya. Tidak ada masakan lain yang menandingi masakan ibu. Aku betah sekali tinggal di sini. Apalagi dimanjakan oleh orang tuaku dan selalu senantiasa menjadi langganan pengacau kakak.

Ya,mengacaukan kakak adalah kesukaanku. Ntah kenapa di waktu aku libur sekolah ataupun jika aku memiliki waktu luang,aku akan menjahili kakak dan bercanda bersama. Sepertinya aku memiliki keluarga yang bahagia dibandingkan teman temanku di sekolah.

Tapi,aku tidak melihat kakak sedari tadi. Dimana perginya,ya? Masa iya dia meninggalkanku tanpa aku ketahui?

"Ibu,dimana kakak?" Kataku sambil memakan cemilan.

"Oh kakak. Ia sedang pergi bersama ayah ke peternakan sapi untuk belajar merawat sapi disana. Siapa tahu,kita bisa memiliki peternakan sapi juga."

"Memang seberapa besar gajinya?"

"Ibu kurang tahu,nak. Tapi pasti akan lebih baik jika kita punya peternakan sendiri jadi penghasilannya lebih banyak. Apapun pekerjaannya,pasti memiliki hasil yang baik jika kita mau berusaha."

"Wah,ibu sang inovator bagiku."

"Kau ini bisa saja. Eh iya,kamu bisa tolong ambilkan kotak di meja kakakmu,tidak?"

"Untuk apa,bu?"

"Ambilkan saja dulu,nak."

"Baik,bu."

Aneh,kotak apa ya? Kotak yang ada di meja kakak? Aku belum pernah melihat sebelumnya karena di meja kakak tidak pernah kulihat kotak tersebut.

Saat aku ke kamar,aku baru teringat kalau kotak itu memang disembunyikan kakak dariku. Ntah mengapa disembunyikan,ia bilang tidak boleh membukanya sampai aku mendekati dewasa dan hidup sendiri baru boleh tahu apa kebenaran di balik kotak itu.

Lalu,kuambil kotak itu dan kuberikan kepada ibu yang sedang duduk di ruang tamu sambil menungguku mengambil kotak misterius itu.

"Ini,bu."

"Terima kasih,Winston."

"Oh iya,itu memangnya kotak berisi apa bu?"

"Kau tidak boleh tahu,nak."

"Kenapa begitu,bu? Apa yang salah dengan kotak ini?"

"Ehmmm.. Ini tidak bisa dijelaskan dengan kata kata."

"Maksud ibu?"

"Kau akan tahu nanti jika kamu sudah besar."

"Tapi,bu..."

Tiba tiba ada penjual es krim yang lewat di depan rumahku. Lantas,ada pikiran yang terlintas di balik pikiran ibu untuk mengelabuhiku supaya tidak membahas kotak itu lagi.

"Winston! Itu ada es krim. Lebih baik kamu pergi saja untuk beli es krim. Ini uangnya." Sambil menyodorkan uang yang ia ambil dari dompetnya.

"Tapi bu,kotak ini lebih penting dari es krim itu. Aku bisa dapatkan berapapun es krim yang aku mau setiap saat ketika aku memang benar benar mau."

"Kamu jangan terlalu manja! Cepat pergi beli es krim dan bermainlah di luar sana!"

"Baiklah." Kataku sambil keluar dari rumah.

Aku mengintip keadaan ibu dari balik jendela luar. Aku melihat penyesalan ibu karena memarahi aku.

Sebelumnya,aku belum pernah dimarahi oleh keluargaku. Baru kali ini aku dimarahi oleh ibuku. Apa karena kotak sial itu? Lebih baik,aku pergi saja membeli es krim dan bermain di taman.

Saat aku selesai membeli es krim,aku pun pergi ke taman dan duduk sendirian di sana.

Banyak teman yang bermain bersama,tapi tidak denganku. Aku hanya duduk termenung sambil menghabiskan es krim coklat ku itu.

Tiba tiba,ada beberapa anak yang mengajakku bermain bersama.

"Hai,apa kau baru pindah kesini?" Tanya seorang laki laki

"Sebenarnya lebih tepatnya aku berlibur disini."

"Oh... Memang kamu berasal dari mana?" Tanya perempuan yang masih penasaran.

"Aku berasal dari London."

"Wah,kota yang megah itu,ya?"

"Bisa dibilang begitu. Kenapa kalian tidak ikut saja denganku suatu saat nanti. Akanku tunjukkan bagaimana rasanya kehidupan di London."

"Tidak bisa. Kami masih harus berada di California untuk menyelesaikan sekolah dulu."

"Begitu... Sayang sekali."

"Iya. Oh iya,siapa namamu?"

"Aku Winston Clearinton. Kalau kalian?"

"Aku bernama Jarren Schwezer. Aku satu satunya dari teman temanku yang berasal dari Jerman."

"Aku Laurensia Chen. Aku keturunan Chinese."

"Aku Franco Hallison."

"Aku Frozen Hallison. Aku saudara dari Franco."

"Aku Chlia Harryson."

"Dan aku Gerard Stampson. Aku juga berasal dari Inggris sama sepertimu,hanya saja beda kota. Aku tinggal di kota Liverpool."

"Kota pemain sepak bola yang keren,Gerard." Kataku terkejut.

"Mau bermain bersama?" Tanya Chlia.

"Mau!"

"Apa yang akan kita mainkan?" Tanya Franco.

"Ayo kita main petak umpet." Kata Jarren.

Hehehe... Ada banyak teman disini. Aku tidak akan sendirian di California. Aku ingin sekali tinggal disini terus menerus.

Saat kami seru serunya,kakak dan ayahku melihat aku bermain bersama. Kemudian,mereka mengajakku pulang karena sudah sore.

"Winston! Ayo pulang! Sudah sore."

"Baik,ayah! Aku pulang dulu,ya! Sampai jumpa!"

"Sampai jumpa,Winston!"

Hari yang menyenangkan di California selama beberapa minggu di sini. Aku pun pulang ke rumah dengan perasaan senang bersama kakak dan ayahku.

To be continued...

The Mystery Black BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang