Adrian Leonardi
***
"Pokoknya gue nggak setuju kalau papa nikah lagi!" Ucapku dengan nada agak meninggi.
Papa melirikku sesaat dan terdiam. Ia menghiraukanku dan terus melanjutkan mengetik lembaran-lembaran pekerjaannya. Kakakku Audrey, menatapku dengan tajam.
"Rian! Nggak sopan ngomong pake 'gue' sama papa! Jaga bicara kamu!"
"Terserah." Ucapku dengan nada malas sambil menatap Audrey. Audrey hanya menatapku kesal lalu pergi ke kamarnya.
"Kamu urusin saja urusanmu sendiri, nggak usah urusin urusan papa. Besok kamu tinggal ikut papa ketemu sama calon mama kamu."
"Besok gue ada urusan. Ajak anak kesayangan lo si Audrey aja sana."
"Urusan apa? Balapan lagi? Audrey nggak bisa, dia ada kuliah besok."
"Kalo iya kenapa? Peduli apa papa sama gue?"
Plak!
Sebuah tamparan yang keras mendarat tepat di pipi kananku.
"Sampai kapan kamu mau jadi anak berandalan? Mau jadi apa kamu nanti? Hah?" Teriak papa dengan semua amarahnya kepadaku.
Aku hanya terdiam. Tidak menghiraukan perkataan papa barusan. Ia tidak menatapku sekalipun. Ia kembali terfokus dengan laptop dan lembaran-lembaran kertas, yang tak lain adalah pekerjaannya.
"Kamu harus ikut papa."
"Gue nggak mau."
"Pokoknya kamu harus ikut dan jangan malu-maluin papa, Rian. Kalau nggak, motor kamu papa sita."
"Ancaman macem apa itu? Terserah elu dah, pa."
***
Mobil berwarna hitam yang dikemudikan papa--beserta aku di dalamnya--sudah terparkir di luar kafe. Aku dan papa segera turun dari mobil dan bergegas pergi ke dalam kafe tersebut.
Papa dan aku duduk di bangku berisi empat buah kursi yang kosong. Aku hanya bisa diam. Sesaat kemudian seorang pelayan wanita mendatangi meja kami. Ia menyodorkan dua buah buku yang bertuliskan 'Menu' di sampul depannya.
"Mau pesan apa?"
"Nanti saja. Saya sedang menunggu orang."
"Baik, pak." Ujarnya lalu meninggalkan meja kami.
Sejujurnya ini sangat menyebalkan bagiku. Pertama, aku sangat terpaksa untuk menuruti perintah papa ini. Kedua, papa akan menyita motorku jika aku tidak menuruti permintaannya. Yang ketiga, temen-temenku pasti marah banget kalau aku nggak datang di balapan.
Ting! 3 Pesan telah diterima.
LINE
Fahry: Woi nyett!
Fahry: Lu dimana sekarang peak?! Bagas udah nungguin elu dari tadi
Fahry: Dia marah marah anjir cepetan sini napa
Adrian: Diem nyet. Gua lagi ada urusan
Adrian: Suruh si Bagas sama yg laen pulang. Gua sibuk
Fahry: Kampret lu
Fahry: Ntar kalo si Bagas marah ama gua gimana jir
Adrian: Ya urusan elu lah pea tinggal hajar aja kelar
Fahry: Gila lo. Pokoknya gua ga ikutan ye kalo lu kenapa napa ntar
Adrian: Apa dah lu brisik
Fahry: Besok bolos kagak
Adrian: Gak dulu dah. Bokap gua lagi ketat bat jaga gua akhir-akhir ini
Fahry: Mampus
Adrian: Ajg.
Aku tidak menghiraukan pesan dari Fahry. Aku kembali melihat papa yang sedari tadi sibuk dengan handphonenya.
"Nanti jaga sikap kamu. Jangan permaluin papa di depan Tante Linda."
Tak lama kemudian, seorang wanita menghampiri kami bersama sosok gadis yang terlihat sebaya denganku. Gadis berambut panjang terurai dan menggunakan dress berwarna biru pastel.
Cantik.
Wanita itu segera duduk di samping papa. Sedangkan gadis, yang tak lain adalah anaknya, sekaligus saudara tiri ku nanti, duduk di sebelahku. Aku menatapnya sekilas.
"Udah lama, ya?" Tanya Tante Linda.
***
Nama gue Adrian. Adrian Leonardi. Tipe cowok bad boy. Suka balapan, bolos, berantem, dan lain-lain yang pastinya lu gak bakal suka sama gue.
Gak jarang, papa nyuruh orang buat jaga gue biar gak bisa balapan liar dan bolos sekolah. Tapi, gak jarang juga gue berhasil kabur dari penjagaan orang suruhan papa itu.
Gue tinggal bareng papa sama kakak perempuan gue, namanya Audrey. Orang tua gue udah cerai sejak gue masih kelas satu SMP. Sekarang mama pergi ke Amerika sama keluarga barunya.
Dan sekarang, tiba-tiba papa ngajak gue buat ketemu sama calon istrinya itu, Tante Linda. Dan gue, gak bisa nerima gitu aja kalau papa nikah lagi.
***
06.10.16
KAMU SEDANG MEMBACA
Adelyn & Adrian
Teen Fiction[Adrian Leonardi] "Semua cewek nggak pernah ada yang nolak gue. Gue ganteng, tajir, most wanted, dan semua orang tau itu. Tapi, gimana lo bisa nolak gue mentah-mentah di saat semua cewek ngejar-ngejar gue?" [Adelyn Sagita] "Lo pikir gue nggak norm...