prolog

42 5 1
                                    

angin berhembus
daun daun berguguran
secercah senyum menghiasi bibir merah mudanya
sepasang mata kelabu juga turut menghiasi wajahnya
senyumnya kian merekah melihat seorang yang amat dicintainya meneriaki namanya meminta pengampunan.
ia mencabut kapak yang menancap pada paha kekasihnya dengan penuh cinta.
didekatkannya wajahnya pada kekasihnya, diciumnya lembut bibir kekasihnya itu untuk sekadar menenangkannya.
ia mundur lagi selangkah, memejamkan mata sesaat sebelum kemudian diayunkannya kapak kearah orang yang baru saja diciumnya.

ia tertawa geli bersamaan dengan menggelindingnya sebuah kepala dengan mimik wajah yang sangat ketakutan.
diusapnya bagian wajahnya yang terkena cipratan darah, dihirupnya bau darah pada telapak tangannya

hmm selalu semanis ini aromanya

Perfect GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang