CHAPTER DEPAN

17.6K 389 19
                                    

Indra tengah kebingungan di dalam kelas kuliahnya, teman terdekatnya, Irwan, tidak tampak hari ini, tak seperti biasanya. Padahal mereka sudah berjanji untuk melakukan rutinitas seperti hari ini, yaitu hunting ke mall, nonton, dan terakhir fitness. Indra segera bergegas ketika akhirnya semua jadwal kuliah berakhir hari ini.

Ia mengeluarkan smartphone nya dari saku celana, dan mengeceknya apakah ada balasan dari pesan yang sejak pagi tadi ia kirimkan.

Cun! Lu dimana? Kagak kuliah?

Pesan itu belum terbalas.

Indra dan Irwan adalah teman yang cukup dekat, segala rahasia masing-masing mereka saling mengetahui. Tak ada yang tertutupi. Terbukti dari cara mereka bicara, tak ada kecanggungan, penuh canda dan saling mengejek. Apalagi kalau bicara tentang kepribadian, mereka punya sebagian sifat yang sama, selera, dan gaya.

Secara kepribadian, mereka adalah dua pria tulen yang gemar berhura-hura.

Secara sifat, mereka adalah dua pria yang memiliki banyak kesamaan, salah satunya, pendiam dan tidak suka membaur terlalu jauh bersama lingkungannya, sebatas hanya interaksi umum.

Secara gaya, mereka adalah dua pria yang selalu menemukan solusi mudah jika ada persoalan, besar ataupun kecil. Selama mereka masih mau terbuka, selalu ada jalan untuk bisa menyelesaikan masalah.

Dan secara selera, jangan kaget, mereka punya mimpi, keinginan, dan target yang sama. Salah satunya, mereka menyukai pria dewasa, dan berbadan kekar, jangan lupa juga dengan penis yang besar. Ya! Mereka adalah dua sahabat yang sama-sama gay. Dengan rolle, uke, alias bottom.

Dan saat ini, mereka tengah menjalin hubungan dengan pria yang seleranya tepat dengan mereka. Indra mempunyai pasangan seorang pria macho yang berprofesi sebagai master of building. Yaitu seorang pekerja yang bertugas menjadi designer konstruksi bangunan dan gedung besar. Atau boleh dibilang kontraktor bangunan. Seperti apartemen. Namanya, Arif.

Arif adalah seorang pria yang selalu terlihat jantan, baik itu dari cara bicaranya, gaya berjalannya, gestur tubuhnya, dan tatapan matanya. Semua terkesan garang dan kejam. Kadang sikapnya terlalu cuek, tapi sikapnya sangat dewasa. Badannya kekar dan terjaga, hobi olahraga baginya adalah sepakbola, hingga kadang setelah pulang kerja, ia selalu menghabiskan waktu dengan bermain futsal bersama teman-temannya, dan selalu membuat Indra menunggu hingga larut malam. Namun ia adalah pria yang sangat lembut diatas ranjang, dan mampu menghabiskan waktu bercinta hingga berjam jam. Inilah yang membuat Indra semakin mencintainya. Dan mereka tinggal bersama dalam satu unit apartemen.

Irwan, pria yang selalu menempel bersama Indra, ibarat soulmate, mereka dikenal sebagai karib yang tak terpisahkan. Semua teman-teman kuliahnya tahu kedekatan mereka, karena dari gaya dan karakter mereka tidaklah mencurigakan. Mereka menjadi teman dekat sejak awal kuliah dan bersama dalam satu team kerja kelompok, obrolan mereka selalu ringan dan baik, hingga akhirnya, salah satu dari mereka memancing untuk saling jujur, dan terimalah semuanya, dari orientasi seksual, sampai selera mereka terhadap pria.

Irwan memiliki seorang kekasih yang bernama Herman, sorang dokter spesialis penyakit dalam di rumah sakit ternama di ibukota. Perawakannya tenang, kulit coklat bersih, dan tatapannya lembut serta memabukkan. Soal bercinta, Herman adalah pria yang bertolak belakang dengan gaya dan tampilannya. Ia selalu menggunakan energi yang sangat besar ketika bercinta, gempurannya dahsyat, dan ciumannya panas serta memburu. Kadang Irwan mengeluhkan persoalan ini pada Indra, namun Indra selalu meyakinkannya untuk menerima dengan baik karena mereka saling mencintai, bahkan dibanding dengan Arif, Herman adalah pria yang sangat perhatian. Sayangnya, Irwan dan Herman tidak tinggal bersama, karena Herman masih tinggal bersama kedua orang tuanya, jadilah mereka selalu bertemu dan menghabiskan waktu bercinta di kost tempat tinggal Irwan.

Antara Indra dan Irwan serta pasangan mereka masing-masing sudah saling mengenal, karena kadang mereka selalu melakukan double date atau kencan ganda. Entah itu diluar, kadang juga di apartemen tempat Indra dan Arif.

Ketika tak jua Indra mendapatkan balasan pesan dari Irwan, ia langsung melangkahkan kakinya menuju kost tempat tinggal Irwan, ia tidak membawa kendaraan karena pacarnya, Arif berjanji untuk menjemputnya sore nanti selepas fitness. Namun ketika baru saja ia keluar dari gerbang kampus, ia dikejutkan dengan panggilan dari seseorang yang sedang duduk di kursi pengemudi mobil, dengan kondisi mobilnya berhenti di pinggir jalan. Indra langsung menghampirinya saat ia tahu bahwa yang berseru memanggilnya adalah Herman, kekasih temannya, yaitu Irwan.

"Eh, mas Herman, kok ada disini?" Tanyanya ramah.

"Iya, mau ketemu Irwan. Kamu lihat orangnya?" Jawabnya yang berlanjut dengan pertanyaan juga.

"Nggak, mas. Aku juga heran, Irwan gak masuk kuliah hari ini, mas. Gak biasanya juga sih dia gak kasih kabar. Dari tadi pagi juga handphone nya tidak aktif."

"Kami sedikit ada masalah tadi malam, biasalah. Kamu pasti tahu."

"Iya, mas. Aku paham, tapi aku tidak tahu." Jawab Indra sambil nyengir, agar suasana tidak kaku.

"Hahaha. Kamu bisa aja. Ngomong-ngomong kamu mau kemana?" Herman menanggapinya dengan santai.

"Mau ke kostnya Irwan, mas. Ada perlu juga. Mas mau bareng?"

"Boleh, masuk yuk!" Jawab Herman dan mengajaknya masuk ke mobil yang dikendarainya.

Indra menempati kursi di samping Herman, tidak ada kekakuan diantara mereka karena mereka sudah saling mengenal.

"Mas Herman gak kerja hari ini?" Indra memulai obrolan kecil saat Herman mulai menjalankan mobilnya.

"Sebenarnya kerja, ada jadwal jaga, tapi aku sengaja minta tukar jadwal, karena sengaja mau ketemu Irwan. Biar masalah kami kelar."

"Ooooh..."

Herman mengernyit atas jawaban Indra. "Kamu nggak tanya, kenapa, gitu?"

"Untuk apa, mas? Nanti juga Irwan cerita." Ujarnya kalem seraya tertawa.

"Iya juga, ya!" Sahutnya ikut tertawa.

Perjalanan mereka tidak lama, berselang dua puluh menit, mereka tiba di satu rumah berbentuk seperti huruf U yang terdapat banyak pintu kamar, ini adalah salah satu kost mewah yang lengkap dengan fasilitasnya dan privatif. Irwan bisa tinggal di sana karena bantuan dan biaya dari Herman, sebagai permintaan maafnya karena mereka tidak bisa tinggal bersama, mengingat kondisi Herman yang masih tinggal bersama kedua orang tuanya.

Indra turun dari mobil disusul Herman. Barisan kost terlihat lengang, karena semua penghuninya keluar untuk beraktivitas.

Mereka langsung menuju tangga dan naik ke lantai dua, karena pintu kamar Irwan tepat berada di anak tangga terakhir. Mereka naik dengan santai dan pelan, sehingga tidak menimbulkan suara langkah mereka. Namun saat mereka mendekati anak tangga terakhir, mereka terdiam sejenak karena mendengar suara desahan yang cukup jelas dan dekat. Mereka semakin melangkah dan berakhir di depan pintu kamar Irwan yang juga berdampingan dengan jendela. Suara desahan itu terdengar jelas dari balik pintu di depan mereka. Herman mulai gusar, karena salah satu suara desahan itu sangat ia kenal. Tangannya mengepal. Indra pun sama terkejutnya saat ia tahu bahwa desahan dengan suara lainnya terdengar berat, dan itu adalah suara Arif, kekasihnya.

Segala pikiran buruk menerpa mereka. Hingga akhirnya Indra berinisiatif mengintip dari sisi jendela yang menyisakan celah untuk bisa melihat keadaan di dalam kamar. Herman mengikuti, dan mata mereka langsung melotot tajam, saat tahu bahwa dua pria yang sedang bersenggama di dalam kamar. Dan mereka mengenali siapa kedua pria itu. Indra langsung lemas, matanya panas, dan tubuhnya kaku. Herman pun sama, sekujur tubuhnya tegang, ada aura kemarahan dari wajahnya, rahangnya mengeras. Dan Herman menatap Indra yang tengah terbelit rasa shock hebat, kepalanya menggeleng kuat, dan matanya berair. Kedua tangannya menutup mulutnya, menahan tangis dan emosi. Mereka berpandangan, kemudian, Indra melangkah mundur perlahan, dan turun tanpa peduli lagi dengan keadaan. Herman pun menyusul.

===

Yoyoyo.....

Lagi ada ide melintas, tuangkan sampe tuntas,
vote and comments kalian akan saya balas...
Hu hu hu.....

FUCK BUDDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang