Chapter 1

552 32 0
                                    

"Ku tak pungkiri bahwa detak jantung ini hanya seirama dengan desiran darahmu. Kamu tahu bahwa aku tak bisa bernapas jika kamu tak ada disampingku. Dalam hatiku hanya ada tempat untuk dirimu dan tak kuijinkan untuk ada hal lain selalin dirimu. Ah, desiran ini aneh ketika aku ada didekatmu. Debaran ini terasa asing ketika kamu ada didepanku. Bahkan helaan nafas ini seirama dengan langkah kakimu ketika berjalan. Aku menginginkanmu, sungguh menginginkanmu.
Bolehkah aku menjadi Renjanamu..?"

Lembaran-lembaran kertas puisi telah banyak dikolesi oleh dia yang mahir bermain kata menjadi kalimat magis yang bisa menyihir setiap mata dan hati orang yang membacanya. Tanpa dia bisa mengungkapkan perasaannya sendiri kepada orang yang dia sayang dan cinta. Dia hanya mampu bersembunyi dibalik kalimat-kalimat puisi romantis yang dia punya, yang hanya bisa dia selipkan diantara buku pelajarannya.
Bodoh...? Bukan. Dia hanya tak mampu membuka mulut ketika berhadapan dengan orang yang dia sayang itu secara langsung.
Gila..? Ya, dia gila karena hanya bisa menganggumi tanpa bisa melakukan apa-apa untuk menarik perhatian orang yang dikagumi.
Malu...? Ya, dia malu dan tidak percaya diri akan penampilan yang dia miliki. Karena dia hanya seorang kutu buku yang dianggap sebagai kaum minoritas bagi rakyat kampus dimana dia menuntut ilmu.

Cinta kadang datang tanpa salam pembuka. Tiba-tiba mengusik hati, masuk, dan bertahta tanpa seijin sang pemilik hati, apakah mengijinkannya atau tidak.
Cinta datang mengobrak-abrik hati dengan perasaan yang asing bagi orang yang belum pernah merasakan apa itu cinta.
Cinta membuat gila, tapi banyak yang mengangguminya.
Cinta rasanya aneh, tapi banyak yang ingin mencicipinya.

Seperti halnya Kevin yang diam-diam suka memperhatikan seorang gadis yang sudah lama disukainya. Hanya bisa menatap dari jauh, tanpa bisa berbuat apa-apa. Seringkali marah dan kesal kalo sang gadis tak pernah sedikitpun melirik keberadaannya.
Hanya bisa berani bermain dengan pena dan kertas untuk menghasilkan kalimat-kalimat romantis yang sang gadis yang disukanya menjadi inspirasinya.
Mila...Mila...Si pemilik nama itu, yang selalu membuat Kevin sering tersenyum sendiri karena imbas jatuh cinta.
Mila...gadis manis pemilik lesung pipi yang bisa membuat Kevin gila karena memikirkannya.
Tapi, sampai kapan Kevin akan menjadi secret admirer Mila tanpa bisa menjelaskan isi di hati..?
Sampai kapan Kevin hanya berani bersembunyi dibalik kalimat-kalimat indah yang dia buat untuk Mila..?
Sampai kapan Kevin berani berjalan maju untuk berbicara langsung dengan Mila dan mengutarakan Rasa yang dia punya..?
Mungkin hanya waktu dan keadaan yang bisa menjawabnya.

TBC....

Menahan RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang