How do I start this ya? Hmm..
So I'd thank all of you who decided or accidentally opened this page, because without you guys, I am nothing. Absolutely nothing.
Fyi ini karya pertama gue, dan gue bukan seorang penulis profesional, jadi kalo gue bikin kesalahan.. ya let it be aja deh hehe
I hope you guys enjoy all of the stuffs I posted here.
Happy reading! Teehee!
----------------------------------------------------------------------------------------------
PROLOGUE
Nafasku mulai tersengal-sengal dan peluhpun bercucuran. Aku tak mengerti kenapa semuanya seperti ini. Mengapa ia ingin... membunuhku. Suaranya yang lembut namun menyimpan nada mengancam itu terus memanggil namaku diikuti oleh suara langkah kakinya. Aku memaksa otot-otot kakiku untuk berlari lebih cepat, walau aku tau kakiku telah melampaui batas kecepatannya. Aku berlari tanpa arah, semua terlihat sama disini. Hanya ada pohon, pohon dan pohon. Seolah bumipun bersekongkol untuk menjebakku. Hingga tiba-tiba aku terperosok ke dalam lubang kecil, kudengar wanita itu tertawa puas. Sesaat mata kami bertemu, matanya yang hitam kelam menyiratkan kelainan psikis yang ia derita. Ia mengambil sebuah batu yang cukup besar untuk menimpaku. Tanpa disadari, air mata mulai mengalir pelan di pipiku.
Jadi, apakah aku akan berakhir disini?
***
SONIA POV
"Thankyou for flying with Garuda Indonesia. See you next time, have a niceday."
Suara gaduh di kabin pesawat otomatis membangunkanku.
"Ah, akhirnya sampe juga." aku bergumam pelan seraya membuka penutup jendela pesawat. It's almost midnight, people. Matahari sudah tenggelam dandigantikan oleh sang rembulan. Sebuah kesalahan besar minta tolong Mandy buat ngurusin tiket kepulanganku. Kenapa dia engga pilih penerbangan pagi aja,supaya bisa sampe Indo lebih sore?
Lorong-lorong bandara sangat sepi. Well, obviously karna ini tengah malem. Tinggal beberapa orang saja yang hilir mudik kesana kemari. Duh, mungkin efek jetlag, kepalaku jadi berputar-putar. Berusaha mencari obat di handbag dan hasilnya...nihil. Ah, pasti tas obatnya ada di koper. Shit. Aku harus buru-buru cari taksi sebelum tepar di tempat ini. OMG sekarang pandanganku mulai kabur.
Bingo! Sebuah mobil sedan berwarna biru muda muncul di hadapanku. Thank God! Tanpa babibu aku langsung meraih koper dan barang bawaanku, dan meletakannya di bagasi. Sayangnya, efek jetlag kembali menghantam. Dengan terpogoh-pogoh, aku merusaha meraih gagang pintu taksi dan mengempaskan tubuhku di tempat duduk belakang. Entah apa yang kuucapkan pada sopir, tapi ia hanya mengangguk pelan. Lalu mataku terasa berat, dan akupun terlelap.
***
"Baby, udah pagi nih. Lo mau tidur sampe kapan? Gue mau berangkat kerja,dan gue gak mau telat cuma gara-gara ngurusin hal sepele kayak gini. " suara asing itu terdengar lagi. Pelan-pelan kukerjapkan kedua mataku, berusaha berkonsentrasi mencerna kata demi kata yg diucapkan oleh sumber suara.
Astaga. Jangan-jangan aku udah mati, kenapa di depanku ada sesosok malaikat tampan? Aku menyunggingkan senyum terbaikku. Aku baru tau kalau di surga ada malaikat seganteng ini. Tapi sang malaikat entah kenapa malah menunjukan ekspresi jijik. Oh wait. Malaikat mana mungkin cuma mengenakan kaos putih polos dengan celana pendek kotak-kotak. Dimana sayapnya? dan malaikat engga seharusnya mempunyai nafas dengan wangi peppermint kan?
"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!" aku spontan berteriak, dan malaikat jadi-jadian itu cuma memutar bola matanya.
"WHO THE HELL ARE YOU?! kenapa gue bisa ada disini? Ini dimana? Jangan-jangan lo udah culik gue ya?!" omg omg! Mayday! Mayday!
KAMU SEDANG MEMBACA
TURNING PAGE.
RomanceSetiap lembar hidupmu, adalah rangkaian kisah penuh kenangan. Sama seperti akhir bahagia di tiap buku, setiap orang memiliki happy endingnya sendiri. Pertanyaannya, mampukah kita memilih jalur hidup yg tepat agar akhir bahagia itu kita dapatkan?