Chapter 2 : Badluck

101 4 1
                                    

Ola amigos! Maaf ya lama banget update ceritanya.

Akhir-akhir ini agak sedikit hectic belajar buat TO :") #kelas12keras

Chapter ini dikerjakan dalam satu hari. HAHA pencapaian yang luar biasa.

well, enjoy the story then! Dont forget to like, rate, and comment!

TEEHEE! <3

-----------------------------------------------------------------

SONIA POV

Kicauan burung membangunkanku. Kenapa malam cepat sekali berakhir ya? aku mengambil secarik kertas yang terselip di handbag yang bertuliskan to-do-list setelah kepulanganku ke tanah air. Oh iya, hampir aja aku lupa. Hari ini aku ada janji dengan direktur PT. Tamaseare untuk membahas perekrutanku di perusahaan tersebut. Hmm sepertinya isi tasku ada yang hilang. Tapi apa ya? Ah, sudahlah.

"Soniaaa ayo bangun! sarapan udah siap, kamu cepetan turun nanti keburu dingin makanannya!" yeah, seperti biasa mama memanggilku turun untuk sarapan.

"Iya maa sabaaarrr " sigh. aku menggeliat sebentar di tempat tidur lalu bergegas turun kebawah sebelum mama mulai ngomel.

"Kata orang zaman dulu, bangun tidur  jangan siang-siang, nanti rejekinya dipatok ayam loh"

Aku benar-benar merindukan suara itu. Suara si bocah tengil bernama Sonya. Engga kerasa waktu cepat sekali berputar, dulu rasanya ia masih anak SMP ingusan, sekarang ia sudah menjelma jadi gadis SMA.

"Aduh bawel banget sih adikku yang satu ini, engga berubah ya dari dulu hahaha" ucapku sambil mencubit pipinya dari belakang.

"Ih, apaan sih cubit-cubit. Aku kan udah gede!" ia menyilangkan lengannya di dada dan raut wajahtnya langsung cemberut

"Hahaha kalian ini, masih saja seperti kucing dan anjing, engga pernah bisa akur" papa tiba-tiba menyuarakan pikirannya, dan mama tersenyum miring melihat tingkah kami semua.

"Son, kamu hari ini jadi pergi ke perusahaan yang waktu itu kamu ceritain?"

"Jadi ma, nanti jam 2 aku berangkat kesana. Wish me tons of luck ya, supaya aku diterima terus bisa langsung kerja he he he"

"Oh iya kak, kakak dapet titipan surat nih. Bentar ya aku ambilin di kamar" sonya langsung berlari-lari kecil ke kamar.

Hmm.. surat? Dari siapa ya? Udah lama aku engga surat menyurat.

"Nih kak, tenang aja belom aku buka kok" sonya mengulurkan sepucuk amplop berwarna biru muda.

"Sip. thanks ya. Ma, pa aku udah kenyang. aku langsung ke atas ya mau mandi dulu" sebenarnya aku malas mandi, satu-satunya alasan aku buru-buru ke kamar, ya untuk mencari tau apa isi dan siapa gerangan pengirim surat ini.

Surat biru muda itu terlipat rapi. Disana tertulis deretan kalimat-kalimat yang di tulis tangan.

Dearest Sonia,

Hai. Bagaiamana kabarmu? Kudengar kamu pulang hari ini. Aku benar-benar merindukanmu, seperti tanah gersang yang merindukan hujan. Hahaha I know it sounds cheesy but it's true son. Maaf aku cuma berani menyapamu lewat surat, aku belum siap bertemu denganmu setelah kejadian waktu itu. Tapi, karna kamu sudah pulang dari tanah perantauan, siap atau engga siap, aku akan menemuimu. Kita ketemu di Caffe L'agricour jam 6.  Kamu tau tempatnya kan? See ya.

Gosh. siapa lagi nih? Kayaknya dia seseorang yang aku kenal, tapi siapa ya? Oke, aku akan menemui pemilik surat tanpa nama ini. Berarti selesai ke PT. Tamaseare aku harus langsung ke caffee. Oke sonia, mari kita bergegas. Hap hap hap!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TURNING PAGE.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang