Prolog

1.3K 201 95
                                    

Kring kring kring kringggg...

Nam dengan riangnya mengayunkan kaki ke depan ke belakang. Ia mengendarai sepeda dengan riang gembira. Senyuman di wajahnya tidak dapat lepas. Baju merah yang ia kenakan sungguh membuatnya semakin menawan.

"Susu sapi murni.. Susu sapi murni.. Beragam khasiatnya.. Dapat menjaga tubuh tetap fit. Dapat menjadikan rileks dan tenang. Dapat menjaga kulit kita sehingga nampak bersinar dan berseri-seri. Mari mari.. Mari beli.. Cocok untuk semua usia.. Harga terjangkau dan beragam khasiat tentunya.." teriak Nam dengan gembira di atas sepedanya sembari menawarkan susu sapi murni yang ia bawa di atas sepedanya. Ia menjual keliling susu sapi murni setiap paginya.

Cut.. Cut.. Cut...

"Your acting is very good, Nam" ujar sutradara menghentikan sandiwara Nam menjual susu sapi murni.

"Euw, thank you so much" ujar Nam sembari langsung turun dari sepedanya. Nam langsung masuk ke ruang make up. Ia membersihkan riasan seperti gadis desa yang menempel di wajahnya. Setelah ia selesai membersihkan wajahnya, ia memakai pelembab untuk wajahnya lalu mendaratkan satu kali olesan foundation warna merah di pipinya. Membuat pipinya tampak merona. Dan ia pun tidak lupa menggunakan bedak yang warnanya lebih muda dari warna kulit wajahnya. Membuat wajahnya terlihat natural namun sangat mempesona.

Untuk riasan di mata, ia menggunakan eye shadow warna coklat agar terlihat lebih alami. Ia juga menambahkan eye liner setelahnya dan dua sapuan maskara. Dan terakhir, olesan lipstik pink mewarnai bibirnya. Make up yang sangat natural namun terlihat sangat menawan untuk seorang aktris muda cantik ini.

Nam merupakan seorang aktris muda yang sangat terkenal di Bangkok, Thailand. Usianya 21 tahun. Selain meniti karir sebagai aktris, ia juga merupakan seorang mahasiswi di salah satu Universitas ternama di Bangkok.

"Nona. Mari pulang" ujar asisten Nam.

"Sebentar lagi, Wad. Kupikir masih ada yang kurang dengan make up ini" ujar Nam sembari mengelus pipinya sendiri. Ia terduduk di depan cermin berbentuk love yang sangat besar.

"Kau sudah sangat cantik, Nona" ujar Wad memberi komentar pujian.

Nam tersenyum. "Kau sudah tidak sabar untuk pulang rupanya" ujar Nam sembari berdiri dari kursinya. Ia langsung merangkul asistennya itu dan langsung berlalu dari ruang make up.


"Pak sutradara. Kumohon besok aku ingin cuti" ujar Nam saat mendapati sutradaranya di depan ruang make up.

"Tapi kita sedang mengejar waktu, Nam. Film ini harus segera selesai" ujar sutradara menjelaskan.

"Tolong, Pak. Satu hari saja. Kumohon" pinta Nam sembari mengepalkan tangannya di dada. "Jadwal syuting sangat padat, Pak. Belum lagi tugas kuliah yang sudah tertinggal sangat banyak" ujar Nam dengan hembusan nafas yang terdengar jelas pada akhir kalimatnya.

"Baiklah, Nam. Tapi hanya satu hari" ujar sutradara.

"Okay. Thank you" ujar Nam dengan senyuman yang sangat manis. Sutradaranya mengangguk. Nam bersama asistennya langsung berlalu meninggalkan sutradara.

---

Nam membanting tubuhnya dengan keras di ranjangnya.

"Akhirnya besok libur" ujar Nam pada dirinya sendiri dengan menghembuskan nafas -lega-

Sekitar 10 menit Nam mengistirahatkan tubuhnya di ranjang. Ia langsung bangkit dari ranjangnya. Ia meraih laptop yang berada di laci mejanya.

"Aku harus segera menyelesaikan tugas ini" ujar Nam pada dirinya sendiri.

Nam mengerjakan tugas kuliahnya yang sudah tertumpuk sangat banyak. Meskipun ia aktris yang sangat terkenal, namun ia tetap mementingkan pendidikannya. Baginya, karir sebagai aktris hanyalah selingan untuk kehidupannya. Tetap ilmu yang paling ia utamakan dalam hidupnya.




To Be Continue

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

P' SHONE & P' NAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang