Saat sudah kembali masuk ke dalam kelasnya ana pun menuju bangku sebelum guru masuk.
Seling beberapa menit guru matematika yang lumayan killer itu pun masuk
"Selamat Siang anak-anak" ucap Pa Firman
"Siang Pa Firman" Balas para murid dengan serempak
"Oke sekarang kita akan mulai pembelajaran, kalian buka buku paket masing masing hal 100, yg ga punya boleh berdua sama teman sebangku" lanjut pa Firman
"Jadi ..." ucap pa Firman menjelaskanAna hanya duduk dibangku nya dengan malas, tidak memperhatikan Pa Firman yang sedang menjelaskan, Ana hanya memikirkan bagaimaa dia bisa menghindar dari Amar karena sangat tidak mungkin dia tidak berinteraksi dengan Amar sebab mereka satu kelas.
"Kenapa di saat gua udah mulai sayang sama seseorang dia malah datang" gumam AnaDan tak disadarinya Pa Firman memperhatikannya dari tadi dan berjalan ke arah bangku nya dan Brakkk
"Astahfirullah" ucap Ana karena kaget karena pa Firman mengebarak meja Ana
"Kenapa istigfar ?kenapa tidak memperhatikan saya mengajar? Sekarang kamu kerjakan soal yang ada di buku paket tugas 2.3 dan saat ini juga tulis di papan tulis!" ucap Pa Firman penuh pengegasan
Ana hanya bisa pasrah dan murid murid yg lainnya hanya menatap iba
An berjalan ke papan tulis dengan langkah gontai
"huh untung malem gua belajar kalau kaga bisa mampus gua" ucap Ana dalam hatiAna pun menulis jawaban soal soal tersebut dengan lumayan cepat, tetapi saat di akhir nomor dia tidak bisa menjawabnya karna soal yg menurutnya susah
"Kenapa tidak di teruskan?" tanya pa Firman dengan nada sinisnya dan tatapan tajam nya
" untung ganteng tuh guru" batin Ana
"Emm itu pa saya ga bisa menjawab soal nya " ucap Ana takut
Pak Firman nampak menghela nafas pajang dan
"Makanya kalau guru nerangin di perhatiin sekarah kamu keluar dan bersihkan Perpus" ucap Pa Firman Final"Baik pa" ucap Ana sambil membuang nafas kasar
***
Saat tiba di perpustakaan Ana langsung berjalan ke tempat tergantungnya kemoceng dan alat bersih lainnya, lalu mulai membersihkan perpustakaan.
Setelah hampir 1 jam Ana mengerjakan tugasnya, dia pergi ke Kantin, namun saat dia melewatj taman depan sekolahnya ia nampak sangat kaget
"Itu kan Rean sama Chika, sejak kapan mereka deket?" gumam Ana, dadanya terasa sangat sesak melihat kemesraan Rean dan Chika, mereka juga sangat cocok Rean yg tinggi, putih, dan tampan serta Chika yang tinggi, putih,cantik plus keturunan Spanyol ga cantik gimana coba?
Ana pun melanjutkan jalannya menuju kantin, namun saat berada di kantin suasana yg ramai, dan heboh membuatnya pusing dan pergi dari kantin karen mood nya yg tidak baik dan memutuskan untuk ke rooftop sekolah.
***
Saat sudah sampai di rooftop Ana duduk menyandar di tembok pembatas dengan kaki yg di tekuk dan tatapn mata yg kosong karena kejadian yang di liatnya tadi
Kenapa mencintai sahabat itu menyakitkan tuhan?
Kenapa aku dan dia harus berada di dalam satu ikatan persahabatan?
Kenapa dia tidak melihat aku yang menatapnya lebih dari sahabat?
Terlalu banyak kata kenapa yang dipikirkan oleh Ana dan tanpa bisa di tahan lagi
Tes
Satu kristal bening milik Ana jatuh membasahi pipinya dan lama kelamaan pun semakin deras.
Langit yang awalnya cerah kelamaan pun mulai meredup dan berganti menjadi awan yang berwarna abu abu, langit seakan merasakan apa yang di alami Ana dan ikut menangis tak terasa Hujan pun mulai deras, namun An tidak memperdulikannya dan tetap duduk bersandar di tembok dengan kaki di tekuk dan wajah yang pucat karena terlalu lama duduk di bawah hujan.
kok ujan nya ga ada sih ? gumam Ana dan saat dia mendongak dia mendapatkan Amar yang memegang payung
"Ngapain di sini, ujan nanti sakit" ucap Amar lembut
"Serah gua lah idup-idup gua yg sakit gua ngapa lu yg repot" balas Ana ketus
"Iya lu yg sakit, tapi gua yg khawatir" balas Amar lembut
"Khawatir, Lu bilang lu khawatir dimana lu disaat gua lagi terpuruk di mana lu saat gua lagi sedih ,lu dimana? dab lu bilang sekarang ku khawatir? muka lu dimana sih? urat mau lu udah putus apa gimana?" Balas Ana dengan nada tinggi
"Gua tau gua salah put gua tau dan gua nyesel, please one more chance Put, gua janji gua ga bakal ngulang kesalahan gua" ucap Amar dengan lembut dan nada yang meyakinkan Ana agar percaya kepadanya
"Sorry Mar gua ga bisa, hati gua udah terlalu sakit mar, dan satu lagi berenti manggil gua putri gua ga sudi di panggil sama lu" balas Ana dan menekankan suaranya di akhir kalimat nya.
Dan Ana pun berjalan untuk meninggalkan rooftop, sepertinya Ana harus mencatat bahawa hari ini adalah hari tersial nya, sepanjang jalan dia hanya mengumpat dan tidak memperdulikan tatapn murid murid seakan bertanya apa yang terjadi.
Namun saat Ana sampai di depan kelasnya, ia terkejut karena Ada Rean di bangku nya
"Kenapa baju lu basah?" tanya Rean
"Gapapa" balas Ana singkat
"lu kenapa? cerita ke gua kalau ada masalah" ucap Rean
"Gapapa" balas Ana
bugh
bugh
bughTiga tonjokan tanpa di duga melayang diwajah tampan Rean dan membuat nta terhuyung ke belakang
Ana yang kaget melihat Rean di tonjok pun langsung melihat siapa yang menonjok sahabat yang disukainnya itu
"Eh lu apa apa an sih nonjok Re--" Ana langsung membeku melihat siapa yang menonjok Rean
"E-e-lu?" ucap Ana gagap
"Iya kenapa kalau ini gua" ucap nya menantang
***
Hai sorry yah kalau gua uodate nya lama maklum anak sekolah tugasnya numpuk wkwkwk btw sorry juga kalau ada typo and ceritanya pendek yah wkwk
Trims
💋💋💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Friendzone
Teen FictionMungkin hanga satu kata yang pantes buat diri gua na, BERENGSEK itu yang pantes buat gua, MUNAFIK mungkin bisa untuk pelangkap kata yang pantas buat gua