Sunyi, sepi, sendiri, dan hampa.
Ya, aku akrab dengan kata-kata itu. Aku berteman dengan mereka, berteman dengan sangat akrab. Hari-hari yang kulalui selalu bertemu dan bersama dengan mereka.Dan, dia bernama Shannon Meysha Afsheen. Nama yang memiliki arti lincah, bersemangat, dan bersinar. Tapi nyatanya, Shannon tidak seperti arti namanya. Dia tidak lincah melainkan dia pendiam. Dia tidak bersinar melainkan dia redup.
Di sekolah saja, Shannon tidak mempunyai teman dekat atau sahabat untuk berbagi cerita. Shannon akan berbicara seperlunya saja, jika itu tidak terlalu penting maka dia tak akan berbicara, dia akan berbicara ketika saat ada tugas kelompok atau pelajaran yang dia tidak mengerti. Jika ada teman yang memanggil Shannon, dia hanya senyum untuk menanggapinya. Bukan berarti Shannon sombong, tapi sebagai tanda dia menghormati dan tentunya dia ingin sopan. Ketika bel tanda pulang sekolah Shannon langsung pulang dan masuk kamar. Tidak seperti anak lainnya yang main atau pergi ke mall bersama teman temannya. Dirumahpun Shannon sama seperti disekolah yang irit berbicara. Shannon hanya tinggal berdua bersama bundanya. Tapi, bundanya sibuk bekerja untuk Shannon. Kadang bundanya harus pergi keluar negri atau keluar kota untuk mengerjakan bisnisnya. Jadi, Shannon ditemani oleh pembantunya.
Jika Shannon suntuk dirumah, Shannon pergi ke kedai es krim kesukaannya untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahnya atau pergi ke taman hanya untuk membaca novel.
Dan, satu lagi, Shannon suka dengan hujan.^^^^^
Cerita pertama dari yang nulis, semoga suka ya😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Shannon.
Teen FictionShannon Meysha Afsheen. Seseorang yang selalu akrab dengan kata kesendirian, kesepian, hampa, dan kesunyian. Semenjak kejadian yang ia lalui, Shannon sangat menutup dirinya. Shannon penyuka hujan. Shannon bilang, hujan dapat melindunginya.