Part 1

178 2 0
                                    

Bel masuk sekolah telah berbunyi menandakan pelajaran pertama akan segera dimulai. Devi menyiapkan segala keperluannya untuk memulai pelajaran bahasa inggris yang akan segera dimulai. Kelas masih tampak riuh dengan teriakan dan candaan dari keusilan Rendy dan geng teman sekelasnya yang terkenal membuat selalu membuat suasana kelas tak pernah sepi ada saja ulahnya mengerjai anak-anak yang diam sehingga membuat mereka yang dikerjai selalu marah dan adu mulut dengan Rendy.
Seperti pagi ini Rendy mengerjai Nita si anak kutu buku yang katanya memiliki phobia terhadap lubang. Hal itu membuat Rendy mempunyai ide gila untuk mengerjai si Nita dengan tingkahnya digambarlah titik-titik menyerupai lubang ditelapak tangannya dan menampakannya pada Nita sontak saja hal itu membuat Nita histeris dan melempar semua buku yang ada di atas mejanya. Melihat ekspresi Nita yang sangat marah dan ketakutan malah membuat Rendy tertawa kegirangaan karena korban telah berhasil dikerjainya.
Ulah Rendy tidak hanya sampai situ pagi ini kali ini dia mendekati Devi dengan tampang sok polos.

" Dev .. dev .. " dengan senyum lebarnya yang membuat Devi makin jijik melihatnya.

" Apa lo manggil-manggil gak usah sok kegantengan deh dengan senyum lo yang bikin  mood pagi gue jelek." Devi berusaha membuang muka dari tatapan Rendy yang sedari tadi menatapnya dan memberikan senyum lebarnya.

"Lo cantik deh pinjam buku tugas bahasa inggris lo donk gue lupa buat pr nie." Masih dengan senyum lebarnya dan tampang memelasnya.

"Lo gak dengar bel udah bunyi ntar lagi Mis. Tia pasti datang mana sempat lagi lo mau nyalin pr yang ada lo kena hukum berdiri depan kelas karena lo ketahuan belum buat pr nya dan ketahuan nyontek punya gue. " 

"Plisss deh gue lupa tadi mau ngerjainnya sibuk sama si Nita tadi habisnya hari ni gue kangen sama Nita jadinya gue jahilin dia dulu deh. " sambil menyatukan tangan memohon kepada Devi.

"Tuhh lihat Mis. Tia udah datang." Devi segera merapikan posisi duduknya karena Mis. Tia telah datang.

"Haduuhh mampusss guee." Rendy segera berlari menuju bangku paling belakang tempat dimana ia duduk.

Ia memilih tempat itu karena tempat itulah tempat yang paling strategis agar bisa bermain hp dengan tidak ketahuan guru yang mengajar. Rendy sering bermain hp pada saat jam pelajaran karena dia sibuk membalas chat dari para gebetannya. Sebagai cowok playboy yang ramah dia rela menghabiskan waktu berjam-jam untuk membalas semua chat dari para gebetannya termasuk pada saat jam pelajaran. Ya wajar saja dilihat dari segi tampang dan fisik Rendy memang memiliki wajah yang tampan dengan kulit putih, tinggi dan selalu ramah kepada setiap cewek pasti semua cewek akan menganggap dia adalah sosok cowok yang keren dan baik tapi ketika di kelas ketahuanlah biangnya sifat aslinya yang suka mengerjai para cewek di kelas.

" Morning everybody . " Mis. Tia menyoba menyapa murid XII IPS 2 dengan ramah namun seramah apapun si guru tetap saja aura kelas seketika berubah menjadi gelap ketika sosoknya hadir dalam kelas.

" Morning mis. " para murid menjawab dengan teriakan karena apabila suara mereka tak terdengar maka mereka akan diminta mengulanginya sebanyak sepuluh kali di depan kelas.

"How are you today everybody ?" Mis. Tia kembali menyapa dengan menanyakan kabar murid XII IPS 2.

" I am fine and you ?" Suara teriakan kami kembali terdengar dengan kelas agar Mis. Tia dapat mendengarnya di depan kelas.

" I am fine. Thank you." Suara cempreng Mis. Mutia kembali terdengar dan setelah itu suasana kelas hening seketika.

"Baiklah Mis akan mengabsen kalian pasang telinga dengan benar. " sambil membuka buku daftar nama siswa di kelas XII IPS 2.

" Adelia Handini." Mulai menyebutkan nama murid.

"Hadir mis." Sambil mengangkat tangan kanannya ke atas.

"Ini jam pelajaran bahasa inggris bukan bahasa indonesia." Dengan raut muka yang kesal karena Adel tidak menjawab menggunakan bahasa inggris.

"Sorry Mis. Present Mis." Kembali mengangkat tangan dengan raut muka yang ditekuk.

"Afifah Putri." Sambil menoleh ke arah para murid.

"Present Mis." Afifah mengangkat tangannya dan kembali menurunkannya kembali keposisi tangan dilipat.

"Aganta Prasetyo Adi." Sambil menoleh kembali ke arah para murid.

"Eh . . Present Mis." Dengan sedikit telat karena perhatiannya fokus pada pr yang sedang ia salin karena Aganta pun belum mengerjakan pr yang diberikan oleh Mis. Tia.

Mis. Tia sepertinya tidak menyadari bahwa Aganta sedang mengerjakan pr minggu lalu yang Ia berikan dan kembali melanjutkan mengabsen para murid di kelas XII IPS 2.

Tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari luar dan terlihatlah sosok Pak Yakub yang memasuki ruang kelas.

"Permisi Bu. Permisi anak-anak maaf Bapak ganggu bentar ya." Sambil senyum ramah kepada para murid.

"Iyaa Bapak. Gak papa masuk aja." Serentak para murid menjawab karena Pak Yakub terkenal ramah di sekolah sehingga para murid pun senang bila bertemu dengannya.

Pak Yakub sepertinya ada perlu dengan Mis. Tia terlihat dari raut wajahnya yang serius ketika berbicara dengan Mis. Tia dan mengabsen murid pun terhenti digantikan dengan keributan para murid. Ada saja hal yang ingin mereka bicarakan dan mereka lakukan yang membuat gelak tawa seisi kelas tidak perduli masih ada guru di depannya. Mis. Tiapun sepertinya tak memperhatikan mereka karena terlalu serius mendengarkan Pak Yakub.

"Mis mau keluar bentar kerjakan halaman 20 bagian A jangan ribut Mis kembalian harus sudah selesai." Perintah Mis. Tia kepada murid XII IPS 2. Setelah itu Mis. Tia bersama Pak Yakub pun pergi meninggalkan kelas. Suasana kelas pun tampak berubah seratus delapan puluh derajat karena aura gelap telah menghilang dan kini kelas terasa begitu riuh mulailah para murid mengerjakan kegiatan masing-masing ada yang bermain hp, membaca novel, dan bahkan mengerjakan tugas yang diberikan oleh Mis. Tia tadi.

Devi yang tidak tertarik mengerjakan tugas memilih untuk membaca novel yang selalu ia bawa setiap hari walaupun dia tidak terlalu suka membaca novel tapi tetapi ia baca karena lebih baik membaca novel dari pada harus membaca soal yang ia tak mengerti artinya.

Di depan pintu terlihat para cewek sedang bergerombol kecuali Devi ntah kenapa Devi tak begitu tertarik karena Ia sudah menebak pasti sesuatu yang menyebabkan para cewek berkumpul karena ada cowok ganteng.

"Oiii Dev .. Devi sini deehh ada murid baru tuhh cowok ganteng kayaknya seusia kita deh." Teriakan Deby memanggil Devi yang masih duduk rapi di bangkunya. Semua cewek di kelas XII IPS 2 telah berkumpul di depan kelas kecuali Devi yang masih membaca novel. Hal serupa juga terjadi di kelas XII IPS 1.

Dengan ditemani Pak Yakub dan Mis. Tia murid baru itupun berjalan menuju kelas yang telah ditentukan.

"Pak Yakub bawak ke sini aja murid barunya Pak di sini masih banyak bangku kosong dijamin nyaman deh anak barunya." Teriakkan Debi dan gengnya yang heboh.

"Jangannn Pak di XII IPS 1 aja Pak. Di sini aman nyaman dan tentram kami siap membantu murid baru itu Pak." Teriakkan Julia dan gengnya dari kelas XII IPS 1.

Dan Pak Yakub pun memasukan murid baru itu ke kelas XII IPS 1 sontak saja membuat teriakkan Debi dan gengnya begitu riuh karena tak terima dengan keputusan Pak Yakub memasukkan murid baru itu ke kelas XII IPS 1. Julia dan gengnya pun berteriak kegirangan dan menjulurkan lidah kepada Debi dan gengnya karena telah merasa memenangkan pertempuran merebutkan anak baru tersebut.

Debi dan gengnya pun kembali masuk ke dalam kelas dan menggerutu kesal tidak lama kemudian Mis. Tia kembali masuk dan melanjutkan pelajaran yang sempat tertunda tadi aura kelaspun kembali menjadi suram kelas tampak hening dan hanya terdengar suara Mis. Tia yang sedang menjelaskan materi. Kelas itu diam bukan karena mereka paham akan materi yang dijelaskan oleh Mis. Tia tapi mereka memilih diam karena tak mengerti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Jadi PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang