0,2

17 3 7
                                    

Khava duduk di sofa ruang keluarga sambil membaca artikel di laptop. Artikel itu mencerita
kan tentang gejala alam yang sudah sangat sering dialami banyak negara.

Mama membawa secangkir teh untuk Khava lalu duduk disamping Khava. Mama melihat layar laptopku.

"Lagi baca artikel?"

"Iya."

"Minum dulu gih tehnya."

''Mama?" Khava menawari Mamanya.

"Mama udah minum sama papa kamu."

"Oh." Ucap Khava sambil menyeruput tehnya.

"Menurut kamu Tante Ratna itu gimana?"

"Gimana apanya?"

"Ya sifatnya, pembawaannya?" Ucap Mama antusias seolah ingin tahu jawaban Khava.

"Ya biasa aja." Ucap Khava lalu keluar dari aplikasi BABE (Baca Berita Indonesia) yang ada di laptopnya.

"Kamu mah, masa' tanggapannya cuman gitu."

"Ya tante Ratna orang nya cantik, baik, keibuan, kalem, pintar, ya tipe-tipe kaya' Mama." Ucap Khava  tersenyum.

"Oh gitu, berarti cocok ya jadi ibu mertua."

"Apa Ma?" Ucap Khava karena tidak dengar ucapan mama dengan jelas.

"Em nggak, sayang ya tadi putranya nggak ada."

"Sibuk mungkin."

"Padahal mama pengen kamu ketemu sama putranya, siapa tahu cocok."

"Mama beneran nggak akan maksa aku nikah sama putranya tante Ratna kan." Ucap Khava horor.

"Ya nggak lah." Ucap Mama tertawa kencang sambil memeluk bahu Khava erat.

"Mama sama Tante Ratna itu cuman becanda, lagipula kita berdua nggak akan maksa anak untuk menikah, toh anak sekarang mana mau dipaksa." Ucap Mama tersenyum lalu melepaskan pelukannya di bahuku dan berdiri.

"Mama mau ke kamar ya, tidur ngantuk." Ucap Mama yang diberi anggukan oleh Khava.

Mama berjalan menuju tangga, namun badannya berbalik.

"Ada apa lagi Ma?" Ucap Khava yang heran karena mamanya berbalik arah.

"Daripada baca artikel, mending kamu hafalin bahasa Rusia, gimana?"

"Oke deh."

Khava mematikan laptopnya lalu mengambil kamus di bawah meja, Khava memang meletakkannya disana kemarin, karena terkadang Khava bosan membaca di kamar, lebih baik di ruang keluarga.

Detik kemudian, Khava mulai hanyut dalam bacaannya.

******

Khava berjalan menuju kelas nya hari ini. Hari ini dia ada kelas dengan salah satu dosen yang katanya sih "jahat". Menurut Khava tidak ada bedanya toh yang penting tetap "belajar".

Khava melihat seorang laki-laki yang sekarang tengah membawa tumpukan buku di gendongan
Nya. Khava langsung tersenyum dan menghampiri Rafa.

"Hy Rafa." Ucap Khava melambaikan tangannya tepat didepan mata Rafa, Rafa yang mengetahui nya langsung tersenyum.

"Bantuin Khav." Rengek Rafa

"Ya ya, sini aku bantuin." Ucap Khava sambil mengambil beberapa buku dari tangan Rafa.

"Kamu lagi dihukum?" Tanya Khava setelah duduk dibangku.

"Nggak, kenapa?"

"Ngapain bawa buku segitu banyak nya.''

KhanovaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang