Sebenernya planning naik gunung ini sudah saya dan teman-teman rencanakan sejak setahun yang lalu. Karena berbagai macam kendala akhirnya baru liburan tahun ini kami bisa mewujudkannya. Setelah melewati berbagai macam pertimbangan, akhirnya terpilihlah Gunung Gede di Cianjur Jawa Barat, mengingat juga karena saya pendaki pemula. Gunung Gede memiliki trek atau jalur pendakian yang tidak terlalu rumit dan terjal, sangat cocok untuk pemula seperti saya. Gunung Gede memiliki tinggi yang lumayan yaitu 2958 mdpl dengan 3 jalur pendakian diantaranya jalur gunung putri, jalur cibodas, dan salabintana. Atas rekomendasi dua orang teman yang sudah lebih senior dalam hal mendaki gunung dan mereka juga sebelumnya sudah pernah ke Gede akhirnya kita memilih jalur pendakian gunung putri dan akan turun lewat cibodas.
Hari yang dinanti pun tiba. 20 Juni 2014 kami berjanjian untuk berkumpul di terminal kampung rambutan. Rencana semula dari banyak teman yang akan ikut dalam arti kita akan naik ramean, akhirnya menjadi hanya tinggal 5 orang saja termasuk saya. Namun bagi saya, 4 orang ini adalah orang-orang yang sangat luar biasa. Terdiri dari 3 orang cowo-cowo dan 2 orang cewe termasuk saya. Mereka adalah.. yang pertama ada Tri "the leader" teman cowo yang satu ini orangnya baik dan cukup bijak, dia nggak kuat lama-lama naik mobil karena tipe orang yang mabok kendaraan, namun dia mampu memimpin dengan baik perjalanan ini dan satu-satunya orang yang saya repotin selama perjalanan mulai dari planning naik gunung sampe balik lagi ke Jakarta. Kemudian ada Dicky yang doyan jajan, orang satu ini rada cerewet, saya dan dia selalu adu bacot meributkan hal mulai dari yang penting sampai yang tidak penting selama perjalanan padalah kami baru kenal. Iya dicky adalah sabahat Tri yang ikut bersama kami dalam perjalanan kali ini. Dia yang saya sebut-sebut sudah senior dalam hal mendaki gunung karena memang benar, dia dan Tri sudah sering naik gunung dan sudah pernah ke Gede sebelumnya. Dia orangnya lucu dan asik sih, saya dan yang lain bisa dengan cepat akur dengan dia meski dia orang baru buat kami. Selanjutnya ada Umar si tukang molor. Kalo kita nanya sama dia, dia akan jawab "gatau, pusing gue" entah kenapa ini anak bawaannya pusing mulu saya sendiri juga heran, tapi umar itu orang yang lucu dan baiiikk banget, dia nggak pernah marah meski kita katain dia sedalem apapun, bisanya cengangas cengenges doang. Umar orangnya paling enjoy dan easy going. Kalo kata Dicky, Umar adalah salah satu tempat saya mengadu karena apa-apa saya bilang sama Umar sampe mau pipis aja bilang nya ke dia wkwk. Dan yang terakhir itu ada Anggy satu-satunya temen cewe yang nemenin saya selama perjalanan di gunung. Jadi inget setahun yang lalu, saat dia mengajak saya untuk ke mahameru setelah membaca novel 5cm, dan mulai saat itu kamilah orang-orang yang sangat excited untuk naik gunung, setelah kenal Tri dan tau bahwa dia suka naik gunung akhirnya Tri lah yang membawa kami ke Gede. Anggy itu cewe strong dan anggy adalah orang yang sangat rasional dan selalu menggunakan akal nya dalam memecahkan suatu masalah. Selama perjalanan hanya saya saja yang berkerudung karena satu orang teman perempuan saya ini sedikit tomboy, dan benar saja memang saya sendiri yang paling lemah dari yang lain. Tapi syukurlah saya bersama team yang hebat-hebat, tanpa bantuan dan semangat mereka mungkin saya tidak akan bisa sampai puncak.
Kami mulai berkumpul jam 4 sore hari jumat. Setelah semua team komplit, kami menunggu bus yang akan membawa kami ke cianjur. Bus baru datang sejam kemudian. Di bus, belum ada yang menarik selain penuh sesaknya keadaan bus oleh penumpang yang pulang kerja. Saya memilih untuk menghibur diri dengan melihat-melihat keluar bus karena teman-teman yang lain sudah sibuk diposisi tidur pulas nya. Bus melaju cukup cepat, singkat cerita pukul 9 malam kami baru tiba di cianjur. Hujan rintik malam itu menyambut kami yang baru tiba, saya masih sibuk menggendong tas carrier kala itu rintik hujan yang kian membesar mengharuskan kita untuk berjalan menyusuri sepanjang jalan untuk mencari tempat berteduh. Beberapa teman sibuk mengurus simaxi ke cibodas dan sisanya menunggu tas di sebuah teras toko yang sudah tutup. Perasaan saat itu sangat campur aduk, terlintas pemikiran apakah saya benar yakin akan ikut mendaki atau tidak, atau saya batalkan saja dan lekas mencari bus untuk pulang ke Jakarta. Suara Anggy yang meminta ditemani ke toilet menyadarkan lamunan kala itu. Hujan rintik masih terasa di kerudung yang saya kenakan, dingin rasanya, namun saya harus kuat karena disana, diatas gunung sana rasa dingin ini belum ada apa-apanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2958 MDPL
AdventureSebenernya planning naik gunung ini sudah saya dan teman-teman rencanakan sejak setahun yang lalu. Karena berbagai macam kendala akhirnya baru liburan tahun ini kami bisa mewujudkannya. Setelah melewati berbagai macam pertimbangan, akhirnya terpilih...