Think

14 3 1
                                    

one's mind is filled with memories that can kill someone

✖✖✖✖✖

"Permisi, tapi disitu tempat duduk-ku" dan saat itulah aku bertemu dia, tatapan matanya, dan senyuman 'kikuk' nya made my day banget.

"Ah iya, silahkan" dan inilah kenapa aku duduk dengan siswa, bukan berarti aku dekat dengannya atau secara sengaja. Itu hanya karena aku yang tidak pandai bergaul dan lebih memilih menyendiri.

Ia berdiri di sampingku, memberi jalan untukku masuk. Dan kau tahu? Ia cukup tinggi untuk seukuran anak SMA.
Ia kembali duduk tenang di sampingku dengan Headphone yang setia membekap telinga nya.

Hari ini, sekolahku mengadakan study tour untuk anak kelas dua, dan itu berarti aku harus rela untuk kembali berlibur sendiri tanpa teman.
Memang sudah menjadi kebiasaanku seperti ini, duduk di samping orang yang tak di kenal saat di bus waktu study tour. Sebelumnya aku malah satu tempat duduk dengan Joohan, siswi tergalak dan tergendut di angkatanku.

Yaah untunglah kali ini jauh lebih baik dari yang sebelumnya, dan untung nya ia juga tidak terlihat cerewet seperti Hoseok yang kerja nya selalu berteriak-teriak di kelas.
Atau Yoongi yang selalu berkata "I don't give a sh*it atau I don't give a f*ck" setiap harinya.
Dan untung saja dia juga tidak seperti Taehyung dan Jimin, dua pria konyol yang selalu ber-ekspetasi di luar batas.

Kali ini jauuuuhhh lebih baik.

Ada orang yang pernah bilang kepadaku, kalau kita membuat tersenyum seseorang, kita akan mendapatkan suatu kebikan yang mulia.

Dan sekarang aku melakukannya, aku membuat tersenyum pria Headphone ini, saking baik nya buatku aku sampai dengan mudah tertidur di pundaknya. Memalukan.

"Maaf, gak sengaja tadi..tadi aku ngantuk banget"

"Iya, gak papa kok. Lagian itu juga biasa untuk orang yang berpergian, apa kamu capek?"

"Ah yeah... Bisa dibilang begitu"

Yeah dan disitulah awal mula kami saling berkenalan, beberapa menit kemudian ia memperkenalkan dirinya sebagai " Jeon Jungkook ", dan setelahnya ia mencertiakan apa alasannya memilih untuk tidak duduk dengan teman lainnya.

Itu karena teman-temannya adalah Hoseok, Yoong, Taehyung dan Jimin. Dan dia juga tidak merasa nyaman dengan para gadis yang selalu mengganggunya, menurutnya itu snagat menyebalkan.

Dan disitulah aku baru mengetahui, bahwa sebelumnya kami pernah bertemu di kegiatan belajar mempersiapkan kelulusan, saat itu kami satu kelompok belajar, tapi kami terlalu sibuk untuk sekedar mengetahui atau bertanya tentang data diri masing-masing.

.

Dan sekarang terjadi lagi, kami terlalu sibuk dengan pekerjaan kami sampai kadang kami mempertanyakan hubungan kami. Kami bagaikan room mate, bukan bagaikan seorang pasangan yang sedang menjalin hubungan spesial.

Penerbangan menuju Korea kali ini mengalami delay, yang menbuatku harus menunggu sekitar satu jam di bandara London hingga badai salju lumayan reda. Padahal aku punya seseorang yang sedang menungguku, entah menungguku karena rindu, atau sekedar menungguku untuk melaksanakan apa yang selalu kita laksanakan saat natal.

Lia: aku akan pulang, mungkin agak telat, bisakah kau menungguku di tempat biasa?

Kook💕: 👍

Oke, dan bahkan aku masih menyimpan nama nya dengan tanda hati, kadang perasaanku tidak menentu, aku selalu ragu dengan semua ini.
Dan kenapa juga aku harus mencemaskannya? Dia kan juga tidak akan bersikap apa-apa jika aku pulang larut. Lihat jawabannya, hanya emo jempol yang mewakili atas jawabannya, apakah aku masih mengaharapkannya? Mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin? Funny.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 22, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ReasonWhere stories live. Discover now