Arti sahabat
*Satu*
''Klik.''petikan camera terdengar melengking diikuti beberapa kali susulannya dengan berbagai gaya. Titik fokus camera tersebut menampakkan seorang gadis remaja, kira-kira berumur 15 tahun tepatnya kelas 1 SMA. Gadis itu terlihat lugu dan polos walau ia menampilkan gaya-gaya yang nyentrik.
Itulah kelebihannya.
Sejenak, sang fotografer tertegun melihat foto-foto yang baru dihasilkannya. Walaupun Nenna Jelita--nama gadis itu, bergaya norak ala nyentrik. Namun, kepribadian aslinya yang polos dan lugu itu masih tetap bersemangat untuk memancarkannya. Pak Pardi--sang fotografer manggut-manggut memandang gambar yang baru saja diabadikannya. Tangannya seketika terangkat dan dalam sekejap mempertemukan kedua jari sejoli antara telunjuk dan jempolnya membentuk huruf 'O' berambut (Jangan kaget lo!! Maksudnya dihiasi dengan jari tengah, jari manis dan kelingking). ''Oke bagus. Pemotretan selesai.''kata Pak Pardi bersamaan.
Nenna memberikan senyumnya, kemudian membungkukkan punggungnya kayak orang Jepang ngasih penghormatan, bedanya ia bilang 'Haaiik', kalau Nenna sih cuman 'Terima Kasih'.
Pak pardi diperkirakan telah berumur 51 tahun Seumuran sama bonyok aku looh! Tepatnya bokab, kalo nyokab sih masih muda, Hehe. Hal yang membuat Nenna salut pada Pak Sapardi bahwa lebih dari 30 taon Pak Sapardi berprofesi sebagai fotografer. Namun ia tetap tangguh dan kuat. Pak Sapardi juga memiliki sifat ramah, pastinya sabar banget dalam menghadapi model-model yang bertipe manja Maupun perengek. Nenna aja yang belum cukup 2 bulan bekeja sebagai foto model di sebuah majalah remaja bergengsi bernama Styles Paris itu terbilang ato tepatnya belum bahkan tidak berpengalaman tapi bisa langsung akur sama Pak Sapardi. Yaaah!! Selain Nenna orangnya suka bergaul, ia juga disenangi sesama rekannya atas keramahan dan kebaikannya.
Profesi Nenna ini berawal dari pertemuannya dengan Pak Emir--produser majalah Styles Paris. Nenna yang dianugrahi kecantikan juga postur semampainya yang ideal menggelitik produser majalah contohnya yaa Pak Emir tadi untuk menawarinya. Awalnya Nenna sedikit ragu karna belum adanya pengalaman yang mengarah ke permodelan. Emang sih saat SMP dulu banyak yang menawari Nenna sebagai model catwalk juga foto model, karna kesibukannya untuk menjalani UN membuat Nenna mengubris semua ajakan dan tawaran yang ada. Dan kini Nenna benar-benar tak tau harus menjawab ajakan Pak Emir.''Saya harus konfirmasikan dulu hal ini kepada ortu saya dulu, Pak!''kata Nenna akhirnya.
Jawaban atau pertimbangan tersebut mendatangkan senyum di bibir Pak Emir.''benar-benar anak yang lugu dan polos, jarang ada remaja seperti ini.''gumam Pak Emir menambah satu nilai plus terhadap Nenna.
Nenna menceritakan pertemuannya pada produser majalah tersebut kepada ortunya tak ketinggalan Abangnya, Navel Jaleto dan Kakaknya, Nanna Jileta. Tak disangka-sangka Nenna mendapatkan support penuh dari keluarganya tersebut. Padahal keluarga Nenna itu berkecukupan, malah melebihi dari cukup. Alasannya siih! Pengalaman itu berharga. Dan akhirnya Nenna menerima tawaran tersebut dengan menghubungi kartu nama yang sempat diberikan Pak Emir sebelum beranjak meninggalkan Nenna. Setelah mentanda-tangani surat kontrak yang berisikan 'Bahwa Nenna harus mengabdi pada kontrak kerjanya yaitu pemotretan untuk majalah khusus dirinya pada seri tertentu'. Awalnya Nenna memang canggung menampilkan beberapa gaya. Namun, berjalannya waktu juga adanya bantuan dari senior membuat Nenna sukses mengikuti kegiatan barunya ini. Bantuan itu juga membuktikan bahwa Nenna mudah akrab dengan orang disekitarnya.
Seseorang memanggil dari belakang kemudian menyentuh pundak telanjang Nenna. Nenna memang bermaksud mengganti costume modelnya ke pakaian yang biasa yang dipakai sehari-hari. Sejujurnya, Nenna memang agak risi dengan costume yang berbaur sekseeh.
