SUNBAE !!! : Chocolate Love
Cast : Kim Min Gyu & Jennee (OC’s) with Syell
“kau…serius ?” bukan hal yang aneh jika Syell bertanya demikian, kendati ia tahu betul betapa sahabatnya itu sangat menyukai Min Gyu, si kakak kelas yang memiliki postur tinggi itu. sementara Jennee hanya mengangguk dengan sangat yakin, dan jangan lupakan senyumnya yang terus terpeta pada wajah si gadis semenjak memasuki gerbang sekolah tadi pagi. Syell mendadak meletakkan sendok makannya disisi kiri mangkuk berisi spagetthi yang masih tersisa setengahnya. Menelisik wajah teman di depannya yang terus memandangi sekotak kecil coklat berbalut pita biru, sesuai dengan warna rambut Min Gyu, sunbae kesayangannya.
“Itu coklat buatanmu ? bukannya kau tidak bisa memasak ?”
Jennee menghembuskan nafas, berdecak pelan sambil menatap wajah Syell.
“ayolah Syell, kau pikir untuk apa orang-orang menciptakan toko coklat ?”
Syell menaikkan satu sudut bibirnya ke atas, mendengus pada Jennee yang kembali memandangi seraya mengelus-elus coklatnya.
“kau bilang kau akan membuatkannya dengan tanganmu sendiri”
“aku sudah membelinya dengan penuh cinta, untuk apa lagi dipermasalahkan ?”
Syell memutar bola mata sebal, sebelum akhirnya menyeruput jus jeruknya hingga tandas. Mengabaikan Jennee yang terus mengoceh tentang prosesi ‘membeli coklat sambil hujan-hujanan’ kemarin. Dan Syell harus rela terkejut karena pekikan tiba-tiba Jennee yang cukup keras bagi pendengarannya. Teman baiknya itu menatap berbinar sesosok kakak kelas yang baru saja memasuki kantin. Sepertinya Syell harus rela mendengar berbagai macam celotehan Jennee tentang Min Gyu untuk beberapa jam ke depan.
“kau ini menyukainya atau apa ? kau seperti sasaeng fans-nya”
Cibiran itu tak berguna untuk menjatuhkan semangat berceloteh Jennee. Gadis itu hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, lalu kembali melanjutkan pembicaraan mereka-lebih tepatnya pembicaraannya sendiri karena Syell lebih sibuk memakan makanannya ketimbang menjadi lawan bicara-tentang Min Gyu.
***
Syell mengerucutkan bibir kesal seraya melipat tangan di dada. Ini adalah salah satu keadaan dimana ia sangat merasa kesal dengan Jennee. Gadis pirang-berisik itu menariknya waktu bel pulang sekolah berbunyi lima belas menit yang lalu. Mengajaknya-atau lebih tepat memaksanya untuk menonton latihan basket Min Gyu di lapangan sekolah di tengah teriknya matahari. Jennee terus saja berteriak heboh melihat Min Gyu yang tengah mendribble bola, melewati lawannya dengan gesit, lalu mencetak angka hingga Jennee berteriak histeris. Suara melengkingnya membuat beberapa orang di sana terperanjat, terutama Syell. Beberapa mulai memperhatikannya dengan raut kesal ataupun berdecak sebal. Sementara Syell sibuk meminta maaf dan tersenyum kikuk karena kegaduhan yang dibuat sahabatnya itu. Namun Jennee nampak sama sekali acuh mengenai pandangan orang-orang terhadapnya. Ayolah, matanya terlalu sibuk terhadap setiap pergerakan Min Gyu ketimbang memperdulikan itu.“kau sudah menyerahkan coklatnya ?”
“tentu,” Jennee menjawab tanpa sama sekali menatap lawan bicaranya. Iris hitamnya mengikuti kemanapun Min Gyu bergerak.
“kapan ?”
“tadi siang, dan kau tahu bagaimana responnya ?”
Syell mengangguk semangat, berusaha terlihat se-antusias mungkin, kendati teriknya matahari sore membuat seluruh tubuhnya berkeringat. Kali ini netra temannya itu turut menatap iris hitamnya. Jennee semakin mengembangkan senyum, membuat Syell semakin tak sabar.
“Dia bilang tidak suka coklat”
Kalimat itu dibalas kernyitan dalam oleh Syell.
“Dia tidak menerima coklatmu ?”
“ya begitulah. Tapi kau pasti tidak pernah membayangkan apa yang dia katakan padaku tadi”
Satu alis Syell terangkat, menampakkan raut bingung bersama keringat yang mengaliri wajah putihnya.
Sementara sang kawan terus saja memahat senyum lebar, seolah ingin mengalahkan eksistensi cahaya matahari yang begitu menyilaukan.
***
“sunbae !!! Chogiyo”
Langkah kaki Min Gyu terpaksa berhenti tatkala lengkingan itu menyampiri telinganya. Bukan sebuah kebohongan jika ia sempat kaget dan hampir melempar botol air mineral di tangannya.
“wae geurae ? Ada perlu apa ?”
Yang ditanya hanya menampakkan wajah berbinarnya seraya menyodorkan satu kotak coklat dengan pita biru. Min Gyu tak serta merta langsung mengambil barang pemberian itu. ia sudah terlebih dulu menyatukan kedua alis bingung.
“untukku ?” ia mengarahkan telunjuk kanannya pada diri sendiri, bertanya dengan masih menampakkan gurat kebingungan pada wajahnya. Si gadis hanya mengangguk antusias dan semakin melebarkan senyum. Pemuda yang ada di hadapannya justru sebaliknya. Rona merah menjalar pada pipi putih Min Gyu yang ia coba untuk tutupi dengan menundukkan wajah.
“sebenarnya aku kurang menyukai coklat, jadi…”
Min Gyu menahan kalimatnya untuk tetap berada di kerongkongannya saja. Ia bukanlah tipe pria yang bisa mengucapkan rasa terimakasih dengan manis, pun melayangkan berbagai rayuan pada gadis yang menyukainya. Pada dasarnya ia adalah pria yang pemalu dan nampaknya gadis seperti Jennee tak menyadari hal itu. karena itu, Min Gyu hanya mampu melontarkan sebuah kejujuran yang membuat Jennee luar biasa senang.
“mari kita makan bersama coklatnya. Manamungkin aku hanya membiarkan seorang gadis memperhatikanku makan. Bukankah perasaan cinta harus dirasakan bersama ?”
Sebuah pengakuan polos yang membuat Jennee hampir melompat kegirangan.FIN