NF 7

7.1K 333 43
                                    

Prilly POV :

Aku pun langsung menelfon Gritte untuk bertanya, Apakah aku harus menerima pekerjaan itu.

Prilly : Gritte, gue udah ke perusahaan itu.

Gritte : Terus, disana ada pekerjaan apa?

Prilly : Adanya OG (Office Girl)
Gritte : Eh, jangan diterima mendingan lu jadi pelayan deh, coba deh tanya lagi ada pekerjaan lain gak.

Prilly : ya mau gimana lagi, tadi gue udah nanya kan.

Gritte : Ya tanya lagi lah, pokoknya sampe rumah harus ada berita bagus. BYE.

Gritte langsung memutuskan percakapan ku dengannya tanpa menungguku bicara lagi.

Yaudah deh, tanya lagi aja.

Aku segera ke meja resepsionis lagi untuk bertanya, sebenernya malu sih nanya lagi.

"Mbak, ada pekerjaan lain gak selain office girl?" Tanyaku kepada seorang resepsionis bernama 'Nia'.

"Ada mbak, tadi sekretaris nya CEO disini baru keluar"
Jawab Nia sambil tersenyum.

Gue ambil gak ya??? Ambil aja deh.

"Mbak, wawancara sekretaris nya kapan ya?" Tanyaku lagi.

"Besok"

"Makasih mbak, saya datang lagi besok"

Aku memutuskan untuk keluar dari kantor ini dan mencari makanan.

Aku pun menyetop taksi lalu menyuruh supirnya untuk ke Mall.

Sampai di Mall, aku langsung ke sebuah restoran Italy.
Disana hanya tersisa satu tempat duduk menurut pengelihatanku.

"Mbak, mejanya tinggal berapa?" Tanyaku berbarengan dengan lelaki yang aku temui di kantor itu.

"Hanya ada satu meja bu, pak" sahut pelayan itu.

"Emm, gimana kalo kita satu meja?" tawarnya dengan ramah.

Terima gak ya? Daritadi sih gue pengennya makanan Italy, kalian tau gak sih untuk cari restoran ini aku membuang waktu 30 menit.

"Boleh deh" terimaku akhirnya.

"Mbak, kita ambil mejanya ya" lapornya pada pelayan lalu menarik tanganku untuk mengikuti pelayan itu.

Di meja kita sudah masing masing membaca buku menu.
Aku dan dia pun sudah memanggil pelayan untuk memesan.

"Mbak saya pesan chicken parmigiana dan Ice lemon tea" ucap Ali lalu di ikuti aku dibelakangnya.

"Kalo saya veal marsara dan air mineral" ucapku.

Pelayan itu lalu mengulang pesanan kami. Setelah itu ia pun pergi.

Canggung pun sangat berasa diantara kita, dan sampai akhirnya ia membuka percakapan.

"Nama aku Ali, nama kamu siapa?" tanyanya sambil menyodorkan tangannya

"Nama aku Prilly" sahutku membalas juluran tangannya lalu melepasnya.

"Tadi kamu ngapain disana?" tanyanya kepada ku.

"Emm, tadi aku melamar pekerjaan" jawabku seadanya.

"Itu perusahaan saya" Dia memberitahu ku tiba-tiba.

OMG, daritadi aku sopan gak ya. Bisa bisa besok gak diterima nih.

"Gapapa kok santai aja, kamu besok datang aja wawancara jadi sekretaris aku" ucapnya menenangkanku, dia sepertinya melihat wajah panikku.

Kami pun melanjutkan mengobrol dan juga bercanda, ia ternyata orangnya asik juga. Tetapi kenapa ya tadi dikantor ia dingin banget? Tau ah bodo.

Makanan kami pun datang, kami berdua langsung menyantapnya.

"Kamu pulang naik apa?" Tanya Ali sambil mengelap bibirnya yang kotor karena makanan dengan tissue.

Kami sudah selesai makan makanya ia bertanya seperti itu.

"Aku pulang naik taksi, Li" jawabku, kalau kalian bertanya mengapa aku memanggilnya Ali bukan pak karna dia yang menyuruh ku.

"Bareng saya aja ya" mohon nya dengan tersenyum.

"Gausah Li, gak enak"

"Gapapa ayo" ia menarik tanganku seusai menaruh uang di meja.

Aku hanya mengikuti nya dari belakang, tanpa protes.

Di mobil hanya suara radio yang terdengar, namun ia lagi yang memecahkan suasana hening lagi.

"Sedikit lagi aku, menjemput anak aku dulu ya" izin Ali yg mengingatkan ku kepada Maliq.

"Oh iya, aku lupa aku juga harus jemput anak aku"

"Yaudah nanti kita juga jemput, nama sekolah anak kamu apa?" Tanya Ali tanpa menengok kepada ku.

"Playgroup Starlight" jawabku sambil melihat jam.

"Sama, anak aku juga disitu" Senyumannya mengembang.

Aku membalas senyumannya, ia melirikku lewat kaca.

Kami sudah sampai di sekolah ini, kami pun sudah turun dari mobil.

Anak ku keluar duluan ternyata dibanding anaknya.

"Umii" teriaknya menghampiri ku yang berdiri disamping Ali.

"Hay, gimana belajarnya?" Tanyaku sambil berjongkok.

Ia hanya menjawab dengan senyuman. "Itu siapa?" Tanyanya.

Belum sempat aku menjawab Ali berbicara duluan dan berjongkok sepertiku.

"Hay, nama uncle Ali" ucap Ali sambil tersenyum.

"Ku Maliq" jawab Anakku.

Tak lama anak Ali datang dengan tas Pinknya.

"Biii" teriak anaknya pula.

Ali mencium pipi anaknya lalu sebaliknya.

"Seru gak?" tanyanya kepada anaknya.

"Selu" jawabnya dengan bahasa cadelnya itu.

"Asha, kenalin ini Aunty Prilly" ucap Ali mengenalkan ku.

"Hay, nama kamu siapa?" Tanyaku berjongkok lagi lalu mengelus rambutnya.

"Aku Asha" sahutnya malu malu.

Aku melihat ke sekelilingku mencari dimana Ali dan Maliq. Itu dia, mereka berdua sedang main ayunan.

Aku mengajak main dan ngobrol Asha juga agar akrab, ternyata Asha dan Maliq satu kelas namun tadi Asha dipanggil oleh guru untuk ulangan karna beberapa hari lalu ia tidak masuk.

"Mi, yuk pulang" ajak Maliq dari belakangku yang sedang digendong oleh Ali.

"Yuk" ujar ku lalu menggandeng tangan Asha. Asha membalas gandengan ku.

Di mobil aku dan Ali duduk didepan dan para anak-anak duduk dibelakang. Mereka berdua sudah asik menonton Mickey mouse di Tab Asha.

"Makasih ya udah bayarin aku dan anterin aku pulang." Ujarku berterima kasih padanya.

"Gapapa kok, tapi ada satu persyaratan" sahutnya yang membuat aku membulatkan mata.

"Jadi sekretaris aku" ucapnya lagi.

What, kalo itu mah aku mau banget. Yeyy, gak ada wawancara gitu.

"Oke" jawab ku.

"Besok kamu bawa CV kamu ya" pintanya kepadaku.

Aku hanya mengangguk untuk menjawab.

Tak lama kami sudah sampai, para anak pun sudah tertidur. Setelah ia meminta nomorku dia bergegas pergi.

Ah, hari ini aku sangat senang.

................................................

Dont forget to Vote and comment ya!!

Di part ini gak nyambung sama part sebelumnya jadi part ini adalah part yang udah gak nyambung banget sama awalnya. Jadi anggap aja ini part 1 ok. Aku juga pengen perbaiki huruf besar, tanda baca dll.

Vomment ya!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

New FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang