Best Mistake

11 0 0
                                    

"Mashiro, aku sudah memperingatkanmu untuk tidak membuka diri pada Sorata. Demi tuhan! Dia tidak benar-benar menyukaimu, Mashiro. Dia baru putus dengan Aoyama!"

"Baru putus, berarti sudah putus 'kan? Justru karena dia sudah putus, Rita. Kalau dia masih berpacaran dengan Aoyama, aku tak akan menerima dia untuk mendekatiku begitu saja."

"Mashiro, coba kau pikir lagi. Manusia mana yang baru putus langsung bisa move on? Kecuali kalau dia tidak benar-benar mencintai kekasihnya. Dan menurut kabar yang beredar, dia sangat mencintai Aoyama."

"Ya, aku tahu. Sudah berapa kali kau memperingatkanku?"

"Kau tahu itu, namun yang terjadi malah sebaliknya! Kau semakin dekat dengan dirinya, Mashiro."

"Ayolah Rita, aku tidak pernah merasakan 'ini' sebelumnya."

"Apa maksudmu? Jangan bilang ..."

"Ya, getaran aneh di hatiku saat berada di dekatnya. Rasanya ... wah. Aku tak bisa menjelaskannya . Belum lagi reaksi-reaksi aneh lainnya."

"Mashiro ... !"

Ah, bahkan kala itu Rita sudah memperingatkanku. Namun tak dapat kupungkiri, aku sangat menyukai dan menikmati rasa yang tak pernah kurasakan selama dua puluh satu tahun aku hidup ini. Aku suka merasakan getaran aneh saat berada di dekatmu. Aku suka bagaimana rasa aneh di bibirku saat menyebut namamu, aku suka bagaimana perasaanku yang ingin selalu ingin di dekatmu, aku juga suka bagaimana perasaanku saat kau menatapku dalam, dan banyak lagi rasa yang tak bisa kujabarkan.

"Mashiro, kau menyukai Kanda Sorata."

"Ya, kurasa aku menyukainya. Menurutmu bagaimana Rita?"

"Itu buruk."

"Hm? Kenapa?"

"Ketahuilah, kau hanya pelampiasannya Mashiro."

"Ck, kau bicara kasar sekali Rita."

Aku memutuskan untuk mengabaikan perkataan Rita. Kemudian semua berjalan begitu saja. Kita semakin dekat, dekat, dan dekat. Sampai saat itu, aku ingin pergi menonton film bersama Rita dan temanku yang lainnya. Aku memberitahumu agar kau tak kebingungan mencariku di kampus nanti. Namun tiba-tiba kau melarangku pergi bersama mereka, dan mengatakan sesuatu yang membuatku terkejut.

"Mengapa aku tidak boleh ke sana? Lagi pula, memang kau boleh seenaknya melarangku?"

"Tentu saja aku boleh melarangmu, kau ... kau kekasihku. Dan kau tetap tidak boleh pergi."

Waktu itu kau bilang bahwa aku adalah kekasihmu. Di saat itu rasanya aku ingin tertawa. Hey, kapan kau menyatakan cinta kepadaku? Bahkan aku ragu kau serius dengan apa yang kau katakan. Seketika perkataan Rita berkelebat di kepalaku. Tapi aku segera menghilangkan itu dan mencoba mengabaikannya. Karena aku percaya denganmu. Apa lagi, selama ini tidak ada tanda-tanda kalau kau dekat dengan Aoyama maupun perempuan lain. Membuatku tidak mempunyai alasan untuk menolakmu.

"Sorata aku ingin naik bianglala."

"Hm, ayo."

"Sorata, aku ingin gulali itu."

"Hm, kau tunggu di sini."

"Sorata, temani aku ke supermarket ya?"

"Hm, iya."

Dan kita pun melanjutkan semua ini. Rasanya sangat menyenangkan ... Kau bersikap sangat manis padaku. Semua memori tentang kita terekam di kepalaku. Tak ada yang terlewatkan.

Namun belakangan ini memang terlihat sedikit aneh. Tidak. Sikapmu tidak terlalu berubah, kau masih manis padaku. Maksudku ... keadaan dan perasaan yang muncul di diriku lah yang aneh. Waktu kita untuk bersama semakin berkurang. Aku tak tahu apa penyebabnya, yang jelas kita menjadi tidak terlalu sering bersama. Kau juga jarang menemuiku. Dan perasaan yang aku tak tahu apa itu muncul. Seperti... Kekhawatiran? Ketakutan? Aku tak tahu. Aku tidak berpengalaman dengan ini. Tapi apa pun itu aku selalu mencoba mempercayaimu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Best MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang