Bel derdering....
Aluna dengan cepat bangkit dari duduknya. Lalu dengan tergesa-gesa, ia berjalan menuju pintu kelas.
Dibukanya sang pintu.
Aluna mencari sudut strategis di depan pintu kelasnya, yang memungkinkan dia dapat berdiri dengan tidak dicurigai.
Di ambilnya handphone di saku
seragamnya. Lalu ia pura-pura memainkan benda tersebut.Terdengar langkah kaki mendekatinya. Aluna semakin mengeratkan pegangannya pada benda di tangannya itu.
Sambil melirik-lirik kecil. Ia pun tersenyum.
Karena dapat melihat sang lelaki yang disukainya melewat dengan gaya cool-nya. Seperti biasa di leher lelaki itu tergantung kamera DLSR kesayangannya.
Setelah sang lelaki berjalan semakin jauh, Aluna menegadahkan kepalanya. Melihat atas dari depan kelas yang di cat putih.
Kapan aku bisa jalan bareng sama dia ya?
Aluna kemudian menggelengkan kepala, merutuki pemikirannya yang tak masuk akal itu. Tidak mungkin lah itu. Ngomong sekata pun dengan lelaki itu saja Aluna tidak pernah. Apalagi untuk dekat dan jalan bareng sama dia. Huuhhh mimpi
YOU ARE READING
Photograph
Teen FictionAluna menyukai seorang cowok. Dan takdir seolah mendukungnya. Namun, apakah benar demikian?