Rintik air turun dengan lembut, awan kelabu menggantung di langit. Warna jingga terlihat samar, burung terbang pulang ke sarang.Dua orang anak manusia terlihat bahagia. Senyum selalu terukir di wajah mereka saat menyusuri jalan setapak di sebuah taman.
Mereka lalu duduk di sebuah bangku taman setelah lelah berkeliling.
"Revan mau ice cream?" seorang perempuan bertanya kepada laki-laki yang duduk disampingnya.
Pertanyaan yang terlontar hanya dijawab dengan anggukan.
"Ok gue yang beli!" perempuan tersebut berdiri berniat membeli ice cream yang terletak di seberang jalan dekat taman.
"Gue aja!" Revan menyangkal tangan perempuan tersebut dan ikut berdiri.
"Gue aja!"
"Gue aja Reyna!" Revan melangkah tapi Reyna telah berlari mendahuluinya.
"Tuh bocah masih keras kepala aja!" Revan hanya bergumam lirih. Sebuah senyuman terukir di bibirnya.
Reyna menyebrang jalan untuk menghampiri penjual ice cream.
Revan hanya menunggu di depan taman yang bersebrangan dengan penjual ice cream.
Sesekali Reyna menengok ke belakang untuk melihat Revan.
Setelah membeli ice cream, Reyna menengok kanan kiri memastikan tidak ada mobil yang melintas.
Setelah memastikan jalanan sepi. Reyna menyebrang jalan dengan membawa ice cream yang ada di kedua tangannya.
Tanpa Reyna sadari sebuah mobil melaju dengan kencang ke arahnya.
Revan yang tersadar akan hal itu cepat-cepat menghampiri Reyna. Entah apa yang ada dipikiran Revan.
Revan mendorong Reyna dengan keras hingga Reyna terjatuh.
Ice cream Reyna terlempar entah kemana.Bruak!
Suara benda keras yang bertabrakan dengan tulang dan daging manusia terdengar.
Revan tergeletak di jalan, darahnya mengucur deras.
Hujan turun dengan tiba-tiba."REVAAAAAAN!" Reyna berteriak menghampiri Revan yang tergeletak di jalan.
Mobil yang menabrak Revan terus saja melaju tak peduli dengan apa yang ia tabrak.Hujan yang turun memudarkan darah yang mengalir dengan derasnya. Ikut menyaksikan kejadian yang begitu cepat tapi sangat mengerikan.
Reyna menangis sekencang kencangnya.
"Revan!! Bertahanlah!! Sebentar lagi ambulans datang!" Reyna berucap sambil terisak.
Ia memeluk Revan yang sudah tak sadarkan diri.Hujan telah menjadi saksi bisu, kepedihan yang dialami Reyna
***********
Sorry..
Prolognya aku revisi abis-abisan....Happy reading...😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen Fiction⚠⚠⚠ DON'T COPAS MY STORY!!! Ketika hujan menjadi saksi kisah dua anak manusia yang terjebak dalam labirin kehidupan. Dan sebuah kebimbangan turut menyertai langkah keduanya. • PROSES REVISI • Happy Reading ^^