16:00 Sore Hari, 13 Maret di Mount Sari Park, Watershrimp City
"Iyah, Insya Allah nanti dibantu." Kata seorang laki-laki kepada perempuan yang duduk disampingnya. Fahmi nama laki-laki tersebut, seorang mahasiswa yang kuliah di jurusan Physics of Life di West Java University
"Bener ya a'?" Kata perempuan berparas manis kepada Fahmi dengan manja, sambil merangkul pinggang Fahmi dan menyandarkan kepalanya ke bahu Fahmi.
"Bener..." Kata Fahmi meyakinkan perempuan tersebut. Perempuan berparas manis itu bernama Intania Saginata, seorang mahasiswi jurusan Medicine di Watershrimp Institute of Medicine yang sedang menyusun skripsi di perkuliahnya.
Angin berhembus sepoi-sepoi mengiringi Fahmi dan Intania yang sedang duduk berdua di Mount Sari Park yang terletak di tengah Watershrimp City. Mount sari Park merupakan taman sekaligus hutan kota yang difungsikan sebagai sarana rekreasi penduduk Watershrimp City, kesejukan Mount Sari Park sering digunakan muda-mudi memadu kasih, melepas rindu dengan berdua-duan, bercengkrama, dan bersenda gurau. Begitupun yang sedang Fahmi dan Intania lakukan di Mount Sari Park, mereka melepas kerinduan satu sama lain setelah 6 bulan tidak bertatap muka. Kerinduan yang selama ini hanya disalurkan melalui komunikasi lisan lewat telepon genggam. Kini, kerinduan yang membuncah itu disalurkan dengan "looking language".
"Ndut, mau ngambil topik apa untuk skripsimu?" Kata Fahmi sambil membelai kepala Intania.
"Ga tau a'." Jawab Intania sambil melepas sandarannya di bahu Fahmi.
"Lho ko ga tau, fokuskan dulu. Mau ambil fitokimia, kimia organik, atau yang lainnya?" Tanya Fahmi dengan penjelasan tentang topik skripsi sambil mengelus-elus kepala Intania.
"Hehehe...ga tau a'. Menurut a' apa?" Tanya Intania ke Fahmi sambil tersenyum manja kepada Fahmi.
"Malah balik tanya, gini Ndut...Skripsi di kuliah itu tidak main-main butuh kesungguhan dan kesiapan dari diri kita sendiri. Jadi dirimu harus mengambil topik yang memang benar-benar kamu pahami dan kuasai." Kata Fahmi menjelaskan ke Intania yang dipanggil Ndut oleh Fahmi.
"Gimana a' saja lah...kan a' yang ngerjain skripsi punya Intan." Kata Intania
"Ye....ga gitu juga, walau a' yang ngerjain tetapi dirimu juga harus mengerti, paham, dan menguasai." Jelas Fahmi kepada Intania dengan mengacak-acak mesra rambut Intania.
"Iya-iya...ceramah saja." Kata Intania pasang muka kesel.
"Dikasih tau malah kaya gitu. Ya dah, ambil tentang fitokimia saja, tentang tablet effervescent. gimana?" Usul Fahmi.
"Ya udah...tapi tabletnya dari apa a'? Tanya Intania.
"Biji pepaya saja gimana?" Tanya Fahmi
"Biji pepaya kan dapat mengobati gangguan pencernaan tetapi pengolahannya masih tradisional, belum ada yang memformulasikan sediaan simplisia atau ekstrak biji pepaya dalam bentuk tablet." Lanjut Fahmi menjelaskan kepada Intania.
"Weisss....boleh juga tuh a'. A' ko bisa tau tentang talet effervescent sih padahal kuliahnya tentang fisika?" tanya Intania.
"Empat tahun Ndut...a' ngerjain tugas-tugas kuliahmu selama ini. Jadi, wajar klo a' tahu banyak tentang medicine." Jawab Fahmi.
"Makasih aa' ku yang pinter dan baik." Puji Intania sambil memeluk mesra tubuh Fahmi.
Hari semakin sore, Fahmi dan Intania pun beranjak dari Mount sari Park. Fahmi mengantarkan Intania pulang ke rumah dengan motor kesayangannya. Motor berbahan bakar air, motor hasil produksinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta ?
FantasyTiga bulan lalu setelah sidang, saat menerima revisi skripsi yang telah kelar dikerjakan olah Fahmi, Intania berbicara langsung kepada Fahmi dengan singkat dan jelas. "Fahmi, hubungan kita sampai hari ini saja. Intan tidak lagi mencintaimu." Kata In...