Perpisahan

0 0 0
                                    

Tanggal 2 juni. Tepatnya hari ini adalah hari yang paling berkesan sekaligus menyakitkan dalam hidup seorang wanita bernama Natasha Silmi El-husna, bagaimana tidak? Dia harus kehilangan 51 teman-temannya yang sudah menemaninya selama 3 tahun, dan juga tentu harus kehilangan 2 sahabatnya yang akan berbeda sekolah, walaupun tetap akan ada 3 orang sahabat lainnya yang bersekolah di sma yang sama dengannya.

***
"Jangan lupain gue yaa!" ujar Tsania sahabat ku sembari memelukku, dia menangis terisak dipunggungku.
"Iyaa lo juga jangan lupain gue yaa" ujarku sambil mengusap pelan punggung tsania.
"Ehh btw si bunda mana yaa?" tanya tsania padaku.
"Gatau gue juga. Kita cari aja yuk!" ajakku dan hanya dibalas anggukan oleh tsania,
Bunda adalah panggilan khususku dan tsania kepada Aprilia, kami bertiga sahabat sejak kelas tujuh, karna bagiku dan tsania, dia sudah seperti bunda kami berdua. Dia akan memberikan uangnya jika kami tidak punya uang, sebegitu baiknya bunda pada kami. Dia pun selalu menenangkan kami disaat kami marah ataupun sedih, maka dari itu kami sangat menyayangi bunda, diapun tidak marah jika kaki memanggilnya dengan sebutan bunda,
"Ehh itu si bunda.. Bundaaaa!! Bunn!!" teriak tsania, kepada bunda. Dan kami pun langsung berlari kearah bunda untuk memeluknya. "Bundaaa,, hiks hiks, makasih selama ini udah jadi temen, sahabat, kakak, adik, bahkan jadi bundaa buat kita berduaa.. Hiks hiks, maafin kita banyak ngerepotin bundaa,," tangisku mulai pecah ketika memeluk bunda. Dia sudah seperti bunda kami aslinya hihi.
"Iyaa say, gue juga minta maaf kalo gue ada salah sama kalian, makasih juga udah nemenin gue selama 3tahun ini yaa! Dan makasih juga udah mau jadi anak pura-pura gue hahahaa,, udahh ahh jangan nangis ginii.. Ntar kalian sering sering maen ke kesolah gue aja yaa say" ucap aprilia sambil menangis diselingi tertawa. Kami pun terkekeh mendengarnya.
"Siapp bunn! Kita bakal sering sering maen kok sama bundaa!" ujar tsania sambil meletakkan tangan kanannya tepat pada garis alis nya. Membuatku terkekeh melihat tingkah tsania.
"Udahh ahh jangan sedih sedihan lagii,, mending kita ke bazaar gue laper nihh.. Gue traktir tenang aja" ujarku sambil memegang perut yang sedari tadi sudah berbunyi.
"Hahaha makan muluu pikiran lo! Ehh yaudah ayoo" ujar tsania.
Lalu kamipun berjalan menuju bazaar sambil sesekali tertawa.

***
"Bangg!! Bangunn!!" teriak seorang perempuan yang bernama mona itu, sambil sesekali menggoyang-goyangkan badan revan.
"Berisik!! Ada apaansih? Gue ngantuk mau tidur!!" bentak revan yang membuat mona marah.
"Hari ini kan abang perpisahan! Masa abang ga dateng sihh?" tanya mona yang tetap menggoyangkan tubuh kekar abangnya itu.
"Bodoamat. Gue gasuka acara begituan. Mending gue tidur" balas revan dengan lemas sambil kembali menarik selimutnya dan berbalik kearah yang lain.
"Ck, dasar pemales!" ujar mona lalu pergi meninggalkan kamar abangnya itu.
Disisi lain, Seorang Revan Alvaro sedang terdidur pulas dibalik selimut tebalnya. Walaupun hari ini adalah hari perpisahannya ia tidak peduli. Baginya tidak penting hal seperti itu, hanya melihat pemandangan menangis lebay. Dan ia tak suka itu. Mengingat ia baru saja pulang tadi jam 3 dini hari, dan biasanya ia terlelap sampai jam 11 siang tak jarang pula sampai sore. Adiknya pun yang kerap membangunkannya beberapa kali itu tidak mempan, dia tetap tertidur pulas. Ia hanya akan bangun jika merasa perutnya lapar.

***

Typo dimana-manaa!😂
Maafin yaah!  happy reading!😘😘 vomment nyaa dong 🙏🙏😘

Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang