RANIA

33 7 3
                                    

Udara dingin di ruangan itu membuat tubuhnya menggigil kedinginan dengan model baju terbuka yang di buat oleh designer terkenal di kotanya. Serta sepatu berhak-8cm itu membuat kakinya seakan mati rasa. Malam ini, saudarinya, Alana Maylisa, sedang menggelar acara pertunangan dengan seorang lelaki bernama William Erwanto, seorang keturunan Bule-Jawa. Saudarinya itu adalah seorang pembisnis muda yang cukup sukses, lalu seseorang yang kelak akan menjadi pasangan hidupnya adalah seorang racer pro yang cukup dikenal oleh kebanyakan orang.

Jauh dari tempatnya saat ini, saudarinya sedang tersenyum sumringah menyambut para tamu. Lagi-lagi, Rania ikut tersenyum melihatnya. Sungguh beruntung saudarinya itu bisa menemukan sandingan yang cocok untuknya secepat ini. Oh, Rania ingin segera menyelesaikan pendidikannya dan segera bertemu teman hidupnya sekarang.

"Kamu senyum-senyum sendiri kenapa, hayoo?" seorang lelaki ber-jas tiba-tiba datang sambil membawakannya segelas cocktail kesukaannya.

"Mau cepet-cepet kayak yang di sana, kapan kak Leo mau nyusul?" ia tertawa ringan lalu mengambil cocktail yang di bawakan oleh Leo.

"Masih lama lah, umur aja belom dua puluh tiga udah disuruh nyusul, calonnya juga belom ada," jawabnya keki dengan suara memelan diakhir. "Ah, udah ah. Ikut yuk, kumpul sama temen-temen kakak, kamu kedinginan kan cuman berdiri di sini? Ikut kakak ada banyak cogan," godanya disusul tawa renyah.

"Ayok!"

***

Leo menyalami teman-teman klub otomotifnya itu dengan salaman khas milik mereka.

"Weh, dateng-dateng bawa cecan nih... kenalin boleh lah?" goda Daniel, satu anggota dari seven auto club. Teman-temannya yang lain pun ikut menggodanya begitu. Leo menatap tajam sahabatnya itu, "Sialan lo! Sepupu gue ini! Kenalin nih, Rania."

Rania pun tersenyum ramah sambil memperkenalkan dirinya. Dan memang benar yang dikatakan oleh Leo Saputra, teman-temannya adalah pemuda dengan wajah tampan. Tak ayal bila klub tersebut memiliki banyak penggemar wanita.

"Oh iya, si Dio kemana?" Leo pun menebarkan pandangannya merasa jika ada yang kurang di antara para teman-temannya itu. "Kenapa nyariin? Kangen ya?" canda seseorang yang baru saja datang dengan semangkuk bakso di kedua tangannya.

Rania dan Leo pun menoleh ke asal suara. Leo lalu berdecih mendapati sosok yang sedang dicarinya itu ternyata baru saja berkeliling mencari makanan untuk mengisi perutnya. Seperti itulah sisi menarik dari seorang Alexander Geraldio.

Kehadiran Dio pun disambut oleh teman-temannya yang lain, dengan cara merebut mangkuk baksonya dan memakannya bersama. Dan tentu, mereka sedikit membuat keributan di acara itu, namun siapa peduli dengan para lelaki berparas tampan seperti mereka jika melakukan kesalahan. Mereka akan segera melupakan kesalahannya dan langsung terfokus pada ketampanannya, tak ada yang peduli dengan apa yang mereka lakukan.

"Eh! Gue yang keliling enak banget kalian yang makan!" teriaknya frustasi. "Berisik amat lu! Ambil lagi kan bisa, repot!" sahut Fino, salah seorang dari seven auto club yang lain.

Dengan perasaan setengah hati merelakan baksonya direbut, Dio pun mengacak-acak rambutnya yang sebelumnya rapi berkat pomade kini acak-acakkan. Namun, entah bagaimana bisa pikiran Rania melayang jauh hingga menyebut tindakan yang Dio lakukan sangat sexy. Sepertinya, virus k-popersnya semakin menjadi-jadi.

"Gue laper nih, cari makan yuk! Baksonya si Dio cuman dikit doang nih, gak puas," rengek Reynald, salah seorang anggota seven auto club lainnya. Dio yang merasa tersinggung pun menyanggahnya, "Berisik!"

Melihat tingkah teman-temannya yang menurutnya konyol, Leo hanya bisa tertawa. "Yaudah cari makan yuk! Eh, Yo, lo temenin Rania di sini bentar ya kita mau cari makan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang