Itulah secuil pengalaman kecil yang bisa kuceritakan tentang perjalanan karierku sebagai calon artis. Pertama-tama mungkin hanya peran kecil, tapi siapa tau ada sutradara atau produser lain yang kebetulan melihat aktingku di sinetron "Pendekar Kolor Sakti" itu dan menawariku peran yang lebih besar lagi sehingga aku bisa jadi artis ngetop. Btw, aku nggak terlalu mikirin masalah itu. Umurku masih 15 tahun dan jalan hidupku masih panjang.
Kembali lagi pada pengenalan diriku...
Aku yang bersahaja ini tinggal bersama mama dan kakak laki-lakiku yang sudah SMU di sebuah kota kecil. Tapi keseharianku lebih sering kuhabiskan sendiri atau ditemani kakakku, karena mama adalah seorang wanita karir sukses yang sedang sibuk dengan bisnis franchise nasi kucingnya. Kadang mama sering pulang malam karena sibuk meeting.
Kadang aku merasa kasihan pada mama. Andai saja papa masih ada, pasti kehidupan ini akan berbeda.
Papaku meninggal karena kecelakaan. Mama menceritakan padaku tentang perjalanan kisah cintanya hingga bertemu papa. Kata mama, ia menikah pertama kali saat berumur 18 tahun. Suami pertamanya adalah teman sekelas, tetangga, sekaligus teman sejak kecil mama yang bernama Rapi Ahmat. Ternyata pernikahan itu hanya bertahan satu bulan karena Rapi dan mama lebih cocok jadi teman. Mama sempat trauma dan memutuskan untuk tidak menikah lagi.
Untuk selama-lamanya...
Tapi tiga hari kemudian mama bertemu dengan seorang cowok blasteran Cina-Afrika-Kutub Utara bernama John yang pandai menari Jaipong. Mama tertarik dengan John saat melihat John sedang menari Jaipong di sebuah diskotek ternama di ibukota. Setelah perkenalan singkat selama 3 jam, mama langsung memutuskan untuk menikah dengan John yang bernama lengkap 'John' itu. Pernikahan itu hanya bertahan selama 2 menit karena John langsung ditangkap oleh petugas KAMTIB. Ternyata John adalah seorang pasien rumah sakit jiwa yang kabur dari balai penampungan.
Seorang dokter yang menangani John meminta maaf kepada mama berulang-ulang kali. John memang sering kabur dan menipu para wanita dengan modus operandi tarian.
Mama merasa sangat shock saat itu. Dokter menghiburnya dengan menjelaskan bahwa selain pintar menari Jaipong, John juga menguasai belly dance, balet dan goyang patah-patah.
Mama manggut-manggut tanda mengerti.
Setelah peristiwa itu mama sangat terpukul. Dua kali sudah kisah cintanya kandas. Mama sempat stres selama sebulan dan tidak mau makan lebih dari 3 kali sehari.
Untuk menenangkan diri, mama pergi jalan-jalan ke Puncak. Di Puncak itulah mama bertemu papa yang sedang hiking bersama teman-temannya. Saat mama ingin bunuh diri dengan melompat dari tebing, ia diselamatkan papa yang kebetulan sedang bungee jumping. Singkat cerita, mereka bertemu, jatuh cinta, menikah, dan lahirlah aku yang cantik, manis dan multitalenta ini...meski didahului oleh kakakku yang tidak begitu penting.
Sayangnya, saat umurku genap ganjil 5 tahun, papa meninggal karena lupa memakai talinya sewaktu melakukan bungee jumping di Monas.
Sepeninggal papa, mama baik-baik saja karena kelihatannya ia sudah terbiasa ditinggalkan para suaminya dengan berbagai cara. Aku dan kakak juga baik-baik saja meski kami sempat sedih. Yah, semuanya pasti baik-baik saja.
Mama, tunggulah aku, aku akan menjadi artis Indonesia pertama yang akan go internasional. Aku sayang amak...
Sebuah kisah keluarga yang sangat mengharu biru. __Pidi Baek, penulis
Kalau aku, yes. ___Anang
Jadi...duta shampoo lain? hahahaha. Ups. __Anggun
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lucky Day
HumorHUMOR - ONE SHOT PLAGIAT DILARANG MENDEKAT Komedi abal2 ala Matchamallow Ini adalah kumpulan cerita one shot kurang kerjaan. Sinopsisnya... Susah untuk diungkapkan dengan kata-kata akibat ceritanya yang terlalu berat dan alur yang terlalu twisted. G...