Part 1

1.4K 42 0
                                    

Genre: Action, Little bit Fantasi and Romance

Rating: T-15

Length: 2000+ words

Warbles:  This story is inspired by In Time Movie. Tbh, I copied some quotes in that film. If you have been watched this film, you will know where the difference seen.

“Aku tidak punya waktu. Aku tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan mengapa itu terjadi karena memang telah begitu.”- In Time.

Gadis berambut coklat gelap tengah menatap sinis kearah lelaki yang tersungkur dihadapannya telah dilapisi memar-memar akibat tonjokan yang diberi. Lelaki yang tidak diketahui namanya ini mencoba menyelinap kedalam base camp gadis itu. Untuk mencuri waktunya. Berani sekali lelaki ini. Bahkan dia hampir memukul Zach dengan kayu, untung saja gadis ini melihatnya sebelum Zach pingsan dan kehilangan waktu miliknya.

Tangan kiri gadis itu menarik kerah baju lelaki ini, sedangkan tangan kanan mengangkup tangan kanan lelaki itu lalu mengambil waktu miliknya. Jam yang melekat di dalam dilengannya berjalan bergerak dengan cepat, mengurang hingga berubah menjadi 0000.00.0.00.00.00. Lelaki ini tersentak, nafasnya berhenti seketika. Tubuhnya kaku tak bergerak. Dia mati.

“Sammy! Ada yang ingin bertemu denganmu.”teriak Max dari dalam basecamp. Gadis yang dipanggil Sammy mengangguk, melirik waktu yang berjalan dilengan kirinya bertambah menjadi 0003.10.3.23.20.56. Ternyata lelaki ini memiliki waktu yang cukup banyak, pikir Sammy. Ia beranjak meninggalkan mayat ini memasuki base camp.

“Jadi kau yang bernama Sammy? Seorang gadis yang hampir setiap bertanding selalu menang.” kata lelaki dihadapan Sammy. Dia Justin Bieber. Lelaki paling ditakuti dikawasan San Jose, kota disebelah Jacksonville.

“Tidak usah basi-basi. Apa yang kau inginkan Mr. Bieber?” Sammy mengendus. Justin terkekeh kecil, kedua tangannya terlipat diatas dadanya yang sangat berotot. Efek sering memukul orang.

“Kau tentu tahu tujuanku datang ke Jacksonville. Menghapus gelar ‘gadis luar biasa’ menjadi ‘gadis biasa’. Menemuimu untuk mengajak bertanding.” Oh jadi dia ingin melawanku. Apa dia ingin mati cepat? batin Sammy seraya tersenyum tipis. 50 lelaki berotot yang pernah mengajaknya bertanding, mereka semua kalah! Dan Sammy mendapatkan waktu mereka yang lumayan banyak.

“Hanya itu?” ujar Sammy menarik lengan baju yang panjang. Justin menyeringai.

“Jadi kau meremehkan, eh? Lihat saja nanti Mrs. Carmichael.” Sammy memutar mata sarkastik lantas mengendus. Justin tahu nama belakangnya. Begitu terkenalkah dirinya di Jacksonville? Atau mungkin San Jose? Ia tidak peduli.

Tangan Justin dan Sammy bersiap diatas meja seperti bersalaman. Permainan ini seperti adu panco namun tangan dalam posisi tertidur bukan berdiri menumpu pada siku. Geng Sammy berada dibelakangnya serta geng Justin dibelakangnya. Satu...dua...tiga! seseorang dari kelompok Justin menghitung dan pada hitungan ketiga mereka saling adu otot. Aku tidak akan kalah, aku tidak akan kalah, batin Sammy meyakinkan. Telapak tangan Sammy sudah menindih telapak tangan Justin. Justin melotot tak percaya. Waktu miliknya terus menurun dan ditransfer ketangan Sammy, miliknya meningkat.

Tiba-tiba  tangan Justin dengan sekuat tenaga menidurkan tangan Sammy. Ah sial! Sakit sekali. Sammy meringis kesakitan. Rasanya pergelangan tangannya ingin patah. Justin tersenyum miring, senyum licik. Oh Tuhan! Tamatlah riwayatku. Teman-teman Sammy berseru berusaha menyemangati. Sammy tidak bisa membalas, rasanya sungguh sakit. Tangannya ingin patah dan...

“Kau masih ingin hidup kan?”tanya Justin angkuh. Sammy mengandah. Jika ia mengalah apa yang akan ia lakukan? Tapi Sammy masih ingin hidup. Masih ingin membahagiakan ibunya. Akhirnya ia megangguk membuat muka angkuh Justin semakin terlihat. Sammy seperti pecundang sekarang.

[TWOSHOOT] Your Existence #BLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang