C2

424 63 6
                                    

Author : minsoo kim
Pairing : Kookmin and vmin
Rate : 15+
Length : 1k+ words
Genre : Angst, Romance, Drama

Disclaimer. I do not own either of these cast, theyre belong to their own families, god and girlfriend (if theres any). The storyline and ideas came purely from my mind and brain.

Warning! Typo dimana-mana.
.
.
Cause it's you that i need right now.

Cause i need you to look at me again.

Do not ever take off your eyes of me.

Just please look at me.

Just me.
.
.
Sudah seminggu Jimin tersekap dalam ruangan mewah yang diyakini adalah kamar tamu di rumah Jungkook. Tak ada niatannya sedikitpun untuk melihat sang mantan, tak pun mau memaafkannya. Ia bersikeras untuk tetap mendiamkan Jungkook yang sudah terlanjur gila dibuatnya.

"Jimin, kumohon. Makan. Aku tak ingin kau sakit." Entah sudah keberapa kalinya Jungkook berusaha menyodorkan piring berisikan nasi dan beberapa potong daging asap yang langsung ditepis Jimin, bermaksud untuk menolak pemberian Jungkook.

Jungkook tak lagi bisa menahan emosinya. Ia menggeram dan menangkup wajah Jimin untuk melihatnya.

"Apabila kau ingin aku masih bersikap padamu, turuti aku." Ujarnya dengan tegas, menatap tajam mata Jimin yang perlahan berlinangan air mata tak tertahankan. Sedikit ada rasa bersalah menggerogotinya, namun ego memaksanya untuk tidak merasa kasihan terhadap Jimin, dirinya tak lagi bisa berpikir lurus.

Jungkook sudahlah terlarut dalam keegoisan dan emosi yang memaksanya untuk bertindak secara irrasional.
.
.
"Sampai kapan kau akan mengurungnya? Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa tak dapat disebut sebagai manusialah seseorang yang menyekap orang lain? Apakah kau kehilangan akal warasmu?" Terus melangkah, ia menghiraukan ucapan seseorang padanya.

Sudah dapat dipastikan bahwa kini Jungkook bukanlah sesosok yang dulu dikenal banyak orang. Sesosok ramah dan baik, tak pernah memainkan perasaan seseorang. Sosok yang kini telah pudar dan berganti menjadi sosok yang arogan dan tak berhati nurani. Entah hilang kemana sosok dirinya dulu.

"Apa kau akan terus mengacuhkanku? Yah!" Seseorang itu berbicara dengan lantang, ditujukan pada Jungkook yang akhirnya menghentikan aktivitasnya untuk menatap tajam orang itu, dan berujar dengan intonasi nada yang dalam dan berat. "Sebaiknya kau tinggalkan aku dan Jimin apabila kedatanganmu hanya untuk menceramahiku yang takkan peduli akan perkataanmu itu." Tenang. Dan menusuk. "Aku tak membutuhkankanmu, Yugyeom."

Selang setelahnya, hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka hingga suara erangan Jimin jelas terdengar oleh Jungkook, yang melangkah pergi menghampirinya. "Kau sudah bangun, sayang?" Tangannya mengelus permukaan pipi Jimin secara halus dan penuh kasih sayang. Dirinya berbalik dan mendapati Yugyeom menatap keduanya dengan rasa tidak percaya. "Kau gila, Jungkook."

Pancaran mata Jungkook berubah dan hampir saja ia bangun untuk menghabisi, membuat tamat riwayat sahabatnya dulu sebelum dirasanya tangannya ditarik dan bibir penuh Jimin menempel dengannya sepenuhnya, Jiminlah yang mengambil dominasi di antara keduanya dikarenakan Jungkook yang masih tercengang tak percaya akan apa yang baru saja terjadi.

Tangan Jimin di punggung Jungkook memberi gestur pada Yugyeom untuk meninggalkan mereka berdua karena ia tahu bahwa Jungkook bisa saja menghabisi dirinya yang sudah menyulut emosi lelaki tampan tak berakal sehat itu.

Dan ia tak menginginkan dirinya menyaksikan bagaimana nyawa seseorang melayang tepat di depan matanya.

Terlarut dalam pagutan dan gigitan kecil pada bilah masing-masing bibir keduanya, mereka tak menyadari bahwa posisi mereka kini sudah sangatlah intim, dengan Jungkook yang berada di atas Jimin, yang pasrah menikmati setiap kelembutan yang dirasakannya disaat Jungkook menyentuhnya.
.
I will always love you even if it hurts...
.
Terkurung layaknya terjebak dalam labirin tak berujung bukanlah hal yang pernah dibayangkan Jimin untuk dialaminya. Berjalan memutari ruangan untuk mencari jalan keluar adalah sesuatu yang tak kunjung hentinya ia lakukan.

Hold MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang