Prolog

726 43 7
                                    



Suara jerit tangis dan lantunan orang-orang yang membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an menggema disetiap sudut ruangan. Seorang gadis duduk bergeming di hadapan seorang wanita paruh baya yang terbaring kaku. Mata gadis itu mengeluarkan bulir-bulir air yang jatuh membasahi kedua pipinya.  Sinar kepedihan tersirat dari wajahnya.

Dia tak menyangka akan secepat ini di tinggalkan orang terkasihnya. BUNDANYA....
Orang yang selama ini mewarnai hari-harinya. Tempat berbagi kisahnya. Tempat mengadu dikala masalah datang menghampirinya.

Sifatnya yang pendiam membuat gadis itu tidak memiliki banyak teman. Hanya segelintir orang yang mengenal dia. Oke ralat.. mungkin banyak yang mengenal dia karna kepintaran dirinya. Namun tidak banyak yang dekat dengan dia. Orang-orang enggan untuk mendekati dia karna sifatnya yang tertutup.

Itu sebabnya gadis itu hanya menjadikan bunda-nya sebagai tempat berbagi kisahnya. Karna hanya bunda-nya lah yang selalu mengerti dirinya. Hanya bunda-nya lah yang tulus untuk selalu berada di dekatnya tanpa ada niat memanfaatkan dirinya.

Namun sekarang, tak ada lagi orang itu. Bundanya telah pergi jauh.

Bundanya telah di panggil oleh yang maha kuasa.

"Bunda... Jangan pergi ! Fika takut sendiri"

BROTHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang