Minggu
Ya hari minggu hari kramat bagi Jiyong, karena hari itu merupakan hari kepergian kekasih nya, ah bukan kekasih, tapi calon istrinya. Hari itu, calon istri Jiyong, Nana meninggal karena musibah kecelakaan yang dialaminya.*Flashback
"Oppa, apa kau mau mengantarku pergi ke daerah gwanghwamun sekarang? Aku ingin pergi kesana" kata Nana merajuk pada Jiyong.
"Tidak bisa chagii, oppa sekarang ada meeting penting"
"Sepenting itu kah sampai kau mengabaikan permintaanku?" kata Nana lirih
"Tidak, tidak seperti itu. Ini klien dari Amerika, sayang kan kalau aku batalkan meetingnya, nanti malah mereka membatalkan bekerja sama dengan perusahaan" kata Jiyong sambil berjalan mendekati Nana.
"Tunggu aku sekitar 1/2 jam lagi chagi aku akan selesai meeting" ucap Jiyong sambil mengelus rambut Nana."Tidak, aku akan berangkat sendiri saja" ucap Nana beranjak dari duduknya dan langsung mengambil tas nya.
Tiba tiba tangan Nana ditarik oleh Jiyong dan membuat Nana susah untuk berjalan.
"Hei, kau marah pada oppa ya?""Tidak, oppa lepaskan" ucap Nana sambil berusaha melepas genggaman tangan Jiyong
"Kalau kau tidak marah mengapa sikap mu seperti ini?"
"Oppa, aku hanya ingin pergi bersama mu tapi kau tidak bisa, yasudah aku pergi sendiri tapi kau malah menarik tanganku" ucap Nana kesal
"Kau ingin pergi sendiri?"
"Memangnya kenapa?"
"Tidak, kau diantar Daesung saja"
"Tidak oppa, aku tidak mau. Kumohon oppa aku ingin pergi sendiri saja jika kau tidak bisa mengantarku"
"Hm, baiklah pegilah sendiri dengan syarat jika kau sudah sampai beri tau aku, jika ada apa apa beri tau aku, jika kau pulang beri tau aku"
"ishh, bawel sekali , ya ya oppa aku akan selalu mengabarimu"
"Ya, kau boleh pergi tapi hati hati dijalan, berfokuslah saat menyetir chagi" ucap Jiyong sambil mencium kening Nana.
"Ne oppa, saranghae-yo"
"Nado saranghae-yo"
---
Saat Nana sedang mengemudikan mobilnya tiba tiba ponsel Nana berbunyi dan saat dilihat ternyata eomma Nana menelponnya.
Saat Nana mengambil ponselnya tiba tiba ponsel itu terjatuh dan Nana mencoba mengambil ponselnya, setelah dilihat keadaan di jalan sepi Nana langsung mengambil ponsel nya, dan setelah berhasil mengambil ponselnya, tiba tiba Nana kaget ada seorang anak kecil yang menyebrang di depannya, sontak Nana menghindar dari anak kecil tersebut dan Nana kecelakaan mobilnya itu terbalik dan hawa panas dari mesin mobil menguar, bau asap yang pekat membuatnya sulit bernafas. Tangannya gemetar, berkeringat, bercampur dengan darah.
Darah terus mengalir dari dahinya dia sulit keluar dari mobilnya dan tiba tiba dia berpikir ingin menelpon Jiyong, untung saja ponsel nya berada di genggamannya.
Dia langsung menelpon Jiyong
"Ji...""Ne chagi, ada apa"
"Ji, aku kecelakaan aku berada di daerah Gwanghwamun, cepat kemari tolong aku"
"bertahanlah"
"Tapi kau akan ter...."
Belum sempat melanjutkan, telpon nya langsung terputus.
Tidak ada seorang pun yang mau membantu Nana , apakah mereka berpikir bahwa percuma kalau menyelamatkannya, Nana tidak akan mungkin selamat?
-----
15 menit perjalanan, Jiyong langsung menemui Nana. Dia cemas, bagaimana cara menyelamatkannya?" Nana, ayo keluar!! "
"Oppa, aku kesusahan melepas seatbelt"
"Buka pengait seat belt nya chagi, bertahanlah"
"Heiiii, tolong kami!!! Mengapa kau hanya melihat saja" ucap Jiyong penuh amarah dan cemas kepada orang orang yg hanya melihatnya
"Kau harus keluar dari mobil, kau akan selamat Nana" kata Jiyong berusaha meyakinkan
Wajah Nana penuh dengan darah, bau darah dari luar mobil begitu menusuk penciuman Jiyong.
Nana menatap Jiyong yang terus berusaha mencari jalan keluar
"Hentikan semua usahamu Ji, jangan pedulikan aku" Nana berkata dengan tenang dan berusaha menahan rasa sakitnya.
Saat Jiyong berhasil membuka pintu mobil Nana . Wanita itu mengulurkan tangannya yang penuh darah meraih tangan Jiyong.
"Maafkan aku Ji, aku tidak bisa menemani mu seterusnya" ucap Nana serak"Hei, jangan mengada ngada. Bertahanlah Nana"
"Ji jangan pedulikan aku, aku tidak kuat lagi menahan semua ini Ji, ini terlalu sakit. Aku akan pergi" ucap Nana dengan senyuman
Jiyong menggeleng, "Kau bertahanlah, aku akan menelpon ambulan sekarang"
Nana menepis tangan Jiyong " Jangan lakukan "" Tidak, kau harus bertahan Nana "
"Hei, dengarkan aku Ji, kau mencintai ku kan?
Jiyong menganggukan kepalanya
"Jika kau benar mencintaiku, turutilah semua permintaan ku" ucapa Nana berusaha tersenyum."Ya aku akan menuruti semua permintaan mu tapi kumohon bertahanlah"
"Berjanjilah padaku kau harus hidup bahagia. Aku selalu melihatmu. Berjanjilah"
"Tidak, kau tidak boleh meninggalkanku" ucap Jiyong sambil menggeleng gelengkan kepalanya
"Aku mencintaimu, my dragon"
Tiba tiba mata Nana tertutup, nafasnya terhenti.
Tubuh Jiyong membeku, hatinya sakit. Seluruh tubuhnya sakit. Dia merasa pandangannya mengabur. Jiyong meneteskan air mata. Dia tak bisa menerima semua ini, secepat itukah Nana meninggalkannya?
*Flashback End
-
-
-
-
-
-To be continue
Part ini sudah saya revisi.
voment nya jangan lupa yaa.- enjoy with my story guys.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lets Fall In Love Again ( REVISI )
Fanfiction" Ya, dia meninggalkan ku di dunia ini , seseorang yang sangat aku cintai. mengapa secepat ini dia meninggalkanku? Apa salahku sehingga dia tega meninggalkanku? " Jiyong, pemuda yang dulunya periang sekarang menjadi pendiam. Semua itu karena keterpu...