School's Ghost?! (Short Story)

803 18 6
                                    

Hantu, itulah kata yang terngiang-ngiang di dalam benak keenam orang anak SD tersebut ketika mendengar gossip hangat yang kini tengah heboh berkelebat di kalangan murid-murid di SD itu tentang sekolah mereka. Menurut gossip yang mereka dengar -- entah dari mana asalnya, konon, sekolah mereka dulunya adalah sebuah rumah sakit angker yang berlokasi sangat dekat dengan sebuah rawa yang konon juga digunakan sebagai tempat pembuangan segala sesuatu yang berkaitan dengan kejahatan brutal yang berakibatkan akan melayangnya nyawa seseorang. Dan seseorang yang telah kehilangan nyawa itu mengakhiri jasadnya terbuang di rawa itu. Tak heran rawa itu juga konon angker pula. Dikabarkan juga, ada dua buah kelas bersambung yang diyakini sebagai kamar mayat di jaman rumah sakit itu masih berdiri, yakni 3A dan 3B. Kini, kedua kelas itu hanya dibatasi oleh sepotong papan kayu yang tidak begitu tebal dan dapat dilepas. Dikarenakan rasa penasaran yang kian memucak di hati keenam anak SD itu – sekaligus untuk memastikan kebenaran akan gossip hangat tersebut, keenam anak yang terikat akan rasa ingin tahu dan persahabatan ini membentuk sekelompok tim penyelidik hantu dadakan yang akan beraksi hari sabtu mendatang – tepatnya ketika ekskul basket sedang berlangsung.

     “Udah pada ngumpul, nih?” ujarnya penuh wibawa, namun tetap nampak santai. Anak perempuan berkuncir kuda dikepang itu tengah berkumpul membentuk posisi melingkar pada teman-temannya yang berusia setahun lebih muda di bawahnya, yaitu 5 SD.

     “Belom, Chelle. Masih ada Vina sama Kenny.” Balas seorang anak perempuan berkacamata pink  berframe penuh, berponi rata dan berambut panjang lurus sebahu tergerai dengan senyum penuh makna di wajahnya. Naysa.

       Lalu ia melirik seseorang yang sedang berdiri di sebelahnya. Anak perempuan berkacamata merah setengah frame dengan model rambut layer ditambah dengan poni sasaknya yang menutupi dahi. Ia membalas lirikan Naysa tanpa respon. Melihat itu Naysa menyikut lengan anak perempuan itu dan melanjutkan kalimatnya yang belum selesai.

      “Ya kan, Len?” ujarnya berusaha membuat anak perempuan bernama Elena itu membuka suara. Setelah sekian lama berusaha mencerna maksud lirikkan serta senyuman penuh arti dari Naysa padanya akhirnya ia membuka suara.

      “Iya, tuh. Tadi gue liat mereka jalan bareng entah mau kemana. Arahnya ke sekolah, sih. Mau kencan, kali?” ujarnya dengan senyum geli. Sedangkan ekspresi Naysa puas melihat sobatnya itu mengerti maksudnya untuk menjahili kedua pasangan belum jadi tersebut. Lain lagi dengan Michelle. Ia lantas berkacak pinggang – tak sabar menunggu kembalinya kedua anak itu untuk ia ceramahi. Dan Rachel – sedari tadi nampaknya ia hanya memandangi sekeliling taman belakang sekolah yang merupakan tempat untuk memarkir mobil di sekelilingnya. Entah apa yang sedang ia amati. Wajahnya nampak cemas.

      “Engga, deh, bohong. Mereka tadi mau pergi ke sekolah, mau nyari pinjeman senter sama kamera katanya.” Terang Elena tentang keadaan yang sebenarnya. Naysa merengut ketika Elena mengagalkan rencana jahilnya. Menyadari telah dikerjai, Michelle segera melemparkan tatapan tajam pada mereka berdua. Tatapan tajam yang ditujukan pada mereka berdua lantas membuat tangan mereka segera membentuk pose peace dengan jari-jari mereka.

      “Dasar ya, lu pada! Iseng banget, siih adik-adik kelasku yang imut inii! Iiih!” seru Michelle gemas pada Naysa dan Elena seraya mencubit pipi mereka.

      “Aduuh, sakiit, Chelle!” rintih mereka berpura-pura kesakitan. Setelah itu mereka saling bertukar tatapan dan tertawa lepas. Walau mereka berselisih setahun dengan Michelle, tidak menjadi halangan bagi mereka untuk tetap berteman dan bercanda. Michelle sendiri pun telah menganggap mereka semua layaknya adik kandungnya sendiri.

       “Wah! Lihat, tuh! Mereka balik!” seru Rachel memecah tawa gembira mereka. Anak perempuan bertubuh berisi dengan rambut tergerai sepinggang itu menunjuk pada sosok sepasang anak laki-laki dan perempuan yang tak lain adalah kedua orang yang sedari tadi mereka nantikan, Vina dan Kenny. Kedua anak itu melambaikan tangan dan berlari menghampiri mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

School's Ghost?! (Short Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang