Langit semakin gelap pertanda hujan akan turun,Gemuruh di atas langit terdengar sangat jelas tiba-tiba suara petir menyahut dengan begitu keras. Tapi seorang gadis yang akan menginjak umur 20 tahun itu tidak terpengaruh sama sekali, dia berjalan dengan santai menatap kedepan jalan dengan tatapan kosong.
Hujan mulai turun dengan sangat deras lagi-lagi gadis itu tidak memperdulikannya, dia malah mendongkak merasakan air hujan yang menerpa wajah putihnya.
Dia mulai menangis tanpa suara air mata yang selama ini di tahannya sudah tak sanggup lagi untuk di tampung, biarkanlah hujan membawa semua sakit hati yang sedang di rasakan.
Perlahan dia mulai berjalan kembali membuka gerbang rumah yang selama ini ia tempati, di rumah yang tidak terlalu besar cukup untuk menampung dirinya sendiri. ya annaya adalah seorang anak yatim piatu karena orang tuanya meninggal akibat kecelakaan beruntun.
Dia masuk kedalam rumah menguncinya kembali, karena merasa badannya menghangat dia buru-buru melenggang kedalam kamar mandi , setelah selesai mandi dia memakai pakaian tidur dengan sangat cepat dan berbaring di atas tempat tidur yang dia rasa nyaman, sebentar lagi ia akan terlelap namun deringan telpon memaksanya untuk terbangun kembali.
Drrrrrrrrt drrrrrrtttt
Awalnya dia tidak akan menjawab panggilan telpon itu tapi karena semakin lama semakin berisik dengan terpaksa menjawabnya.
"halo" sapanya dengan suara serak.
"lo dimana na? " tanya seseorang di sebrang sana.
"di rumah kenapa? " jawabnya cepat
"lo gapapa kan? Ko suaranya serak! " tanyanya begitu khawatir.
"gue baik-baik aja! " annaya berusaha keras untuk menyembunyikan semua lukannya dia tidak akan pernah mau membaginya meskipun dia tau itu adalah sahabat yang selalu memberikan perhatian.
"bener lo baik-baik aja kan? " tanyanya kembali.
"iya.....udah dulu sa gue ngantuk! " ucap anna dengan lemah dan cepat-cepat menutup telpon dari angkasa.
Setelah menutup panggilan angkasa dia mulai memejamkan mata, tapi nihil matanya kembali terbuka karena perasaan yang dia rasakan benar-benar sangat sakit.
"benar-benar sakit!" gumamnya pelan.
Flasback on
Senyum manis itu tak pernah surut dari wajah cantik seorang annaya zhasy pratiwi , berjalan dengan sangat riang menyapa seseorang yang dia kenal tanpa peduli tatapan seseorang yang selalu membencinya. Dia terus berjalan melewati warung kecil yang selalu jadi tempat favorit anak muda untuk sekedar makan dan nongkrong. Saat dia ingin berbelok kearah barat seseorang menahan tanggannya dan tersenyum miring.
"apa? " tanya anna heran.
"lo tau ga...sepatu sama badan lo itu lebih gede sepatu, liat badan lo pendek kecil terus pake sepatu gede hahahahaha! " seketika itu teman temannya juga mentertawakan annaya.
"hahahah bener tuh, heh pendek ngaca dong gapunya kaca ya! " teriak pemuda lainnya.
Annaya hanya menatap datar ,dia melepaskan tangan pemuda yang mencekalnya dengan kasar lantas berbalik dan melanjutkan perjalannya dengan tatapan kosong. Dia menghiraukan semua orang yang menyapanya sedetik kemudian satu bulir air keluar dari mata indah milik annaya perasaannya benar-benar kacau
Bukan satu atau dua orang yang selalu menghina anna, dia selalu terlihat frustasi jika sedang sendirian, kenapa selalu dia yang menjadi bahan hinaan orang bahkan di dunia ini bukan dia saja yang memiliki tubuh pendek.
Flasback off
Perkataan Kahlil serupa kaset rusak yang terus berputar di dalam pikiran annaya. Tak puaskah mereka selalu menghina anna, apa salah dia sehingga terus menerus selalu menjadi bahan hinaan? Ingin rasanya dia berteriak seperti itu tapi lidah dan mulutnya terasa kelu untuk berucap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Always Me ?
RomanceAnnaya zhasy pratiwi - jangan hina fisikku. Angkasa pradipta - kau cantik anna jangan menangis lagi.